Panas bagai dipanggang.
Mungkin sedap ditambah bumbu segenggam.
Menyantap dengan rakus, nikmat!
Nikmat dalam oasis ilusi.
Terjebak diri dalam fatamorgana.
Semata-mata hanya untuk bertemu jawab.
Jawaban yang pilu, keluar pun malu-malu.
Sedikit lagi tidak tahu malu!
Untuk apa?
Malu, namun seiring mengintip di balik mendung.
Bulan melirik diiring rintik hujan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!