Derap deras menyongsong gerbang.
Penuh asa menyambut suasana.
Songsong jiwa-jiwa dalam asa tunggal.
Rindu akan goresan kapur.
Simak khotbah penuh hikmat.
Berucap ulang tanpa sadar mulanya.
Hanya bermodal asa, ya hanya asa.
Mencapai hakikat dari goresan pena.
Bergantian sandang hingga semua tak terasa.
Berjalan dengan asa yang menguat.
Menuju satu arah, Tebusan Perjuangan !!
Membuktikan goresan yang selalu berpijar dalam angan.
Berkutat juang dalam realita.
Bermodal angan dan raga dalam percaya.
Hanya pasrah dalam doa.
Membawa ilmu berjuta tempo.
Ya!! Semua tak sia-sia.
Ketika semua tebusan dalam genggam.
Teringat jiwa akan tempo berawal.
Di mana hakikat berawal asa akan goresan pena.
Semua dari goresan aksara.
Semua dari ucapan bijaksana.
Semua dari mereka, para Pujangga Ilmu.
Sang tokoh hanya bisa berucap dalam pengalaman.
"Berjuanglah, hai muda dalam angan ilmumu".
"Berjuanglah, hai muda dengan goresan penamu".
"Berjuanglah, hai muda untuk membangun Bangsamu!!".
Berawal dari telinga menuju pengetahuan.
Berawal dari goresan menuju realita.
Berawal dari pikiran menuju tindakan.
Berawal dari didikan menuju kehidupan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional.
Sebuah tulisan lama pada 2 Mei 2015 di lapangan belakang.
Oleh: Dofran Winner Luhulima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H