Mohon tunggu...
Fajar Nugroho
Fajar Nugroho Mohon Tunggu... -

lahir di Sukoharjo, kota kecil dipinggir kota Surakarta atau yang biasa disebut Solo dengan sloga "Spirit of Java" itu. sangat suka sekali dengan aktivitas "mbolang" tapi masih terbentur dengan kepentingan pekerjaan dan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bebas Polusi di Jumog

11 Juli 2012   07:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari semakin siang waktunya mbolang sebelum berpisah lagi ke Jakarta. Perjalanan kurang lebih 1 jam dari kota solo. Tapi sebelumnya makan Ayam Goreng Lunak dulu di kawasan trotoar dekat kebun binatang Jurug, tepatnya di samping jembatan sungai Bengawan solo, palur. Logistic terpenuhi logikapun berjalan, eheheee ajib.

[caption id="attachment_187269" align="alignleft" width="246" caption="menikmati gemericik aliran sungai"][/caption] Memasuki kabupaten karanganyar kita sudah pasti disambut dengan berbagai baliho selamat datang di kota wisata. Kabupaten karanganyar memang terkanal dengan kota wisata, mulai dari wisata agro, wisata alam, edukasi dan ekstream. Banyak sekali tempat wisata di daerah ini salah satunya adalah Air Terjun Jumog. Berbeda dari air terjun”Grojogan Sewu” yang terletak di kecamatan tawangmangu, air terjun ini banyak dibilang masih perawan. Mungkin karena dari tempatnya yang masih baru dan masih terasa asri sekali. Serta pengelolaanya pun dipegang sendiri oleh masyarakat sekitar. Masyarakat desa Berjo, kec ngargoyoso, kab karanganyar merekalah yang menata dan mengelola tempat ini secara swadaya, ekonomi kerakyatan benar-benar diterapkan disini. Jelas penataan disini lebih rapi dan bersih serta masih terlihat “ijo”. Ingat Candi Sukuh? Ya tentu dunk, candi yang banyak dibilang “erotis” ama sebagian masyarakat awam. Candi itu terletak tidak jauh dari tempat ini bahkan masih satu desa. Air terjun ini terletak di bawah daerah Candi Sukuh, jadi kalo ke Candi Sukuh jangan lupa untuk mampir dan menikmati tempat bebas polusi ini. Sepanjang track menuju air terjun ini sudah tertata undakan dari beton yang tertata rapi dan pagar kayu serta rimbunnya tumbuhan pakis dan bunga tulip. Setelah sampai jangan lupa untuk menikmati sate kelinci khas Karanganyar. Menikmati sambil bercengkrama dengan anggota keluarga di pinggir aliran air terjun, serta diiringi gemericik air yang makin menambah suasana menjadi syahdu. Dan kalo beruntung kita bisa menikmati pelangi di air terjun ini. Untuk mencapai tempat sangatlah mudah. Dari arah solo berkendara saja kearah terminal Karangpandan kab Karanganyar, dari sini lurus dikit nanti ada pertigaan kearah Ngargoyoso, ikuti jalan itu sampai menemukan pintu retribusi daerah wisata Ngargoyoso, dari sini tinggal ambil jalur kanan menuju Candi Sukuh, nanti sudah ada penunjuk jalannya, kalopun masih bingung tinggal Tanya di pos retribusi tadi, bapaknya ramah-ramah kok.

1341989521971875569
1341989521971875569
Untuk yang penghoby fotograpy tentunya ini gak mau dilewatkan dunk. Memotret air terjun adalah tantangan bagi pecinta gambar. Disediakan pula tempat disamping air terjun yang dibuat untuk menikmati air terjun tanpa harus nyebur ke air. Meskipun air terjun ini hanya 25 meter tapi tempat ini dijamin membuat puas deh, dari ijo, bersih, rapi tempat ini memang cocok buat tempat santai menyendiri dari sibuknya suasana kota. Mau escaping yang murah?ya disini tempatnya. Tiket masuk Cuma Rp 3.000, parkir motor Rp 2.000, mobil Rp 3.000… murahkan??? Ayo ambil rangselmu, sediakan uang receh dan nikmati setiap jejak langkahmu!!!! jom traveler….. *maaf postingan pertama meski dah lama gabung di kompasiana *mohon saran dan kritiknya kakak-kakak sekalian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun