Mohon tunggu...
Indonesia Kita
Indonesia Kita Mohon Tunggu... Lainnya - Apa Yang Ada

Semua yang Tercipta, Berguna

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Banjir Itu Sebab Ulah Manusia, dan Ini diantara Penyebabnya...

24 Januari 2025   10:20 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:31 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. M. Dofir Ibrahim


Banjir melanda di banyak wilayah, bukan sekedar banjir biasa, tetapi bandang, longsor yang luar biasa yang sampai menimbulkan korban harta benda bahkan nyawa.

Meskipun kita ketahui banjir, longsor, tidak hanya melanda Indonesia, tetapi juga di beberapa negara di dunia, tetapi musibah tersebut bisa dipastikan sebab ulah manusia yang tidak sadar bahkan ada yang sadar merusak tata kelola lingkungan yang ada.

Penanganan banjir, longsor, sebatas masih lebih pada penanganan PASCA, bukan PRA, bukan sebab, namun lebih pada dampak atau akibat. Yang seharusnya semua khususnya pemerintah segera melakukan langkah tepat , cepat, mencegahnya.

Persoalan banjir khususnya banjir bandang bisa di identifikasi dari warna air juga material apa yang terbawa oleh arus air, yang semua sudah jelas bahwa banjir tanpa sadar atau disengaja  disebabkan oleh ulah manusia, baik melalui kebijakan, izin dari oknum tidak bertanggung jawab demi keuntungan kantong pribadi atau kelompok.

Beberapa penyebab banjir kecuali banjir Rob yang harus melalui kerjasama internasional, sudah sangat jelas penyebabnya apa, dan perlu segera dilakukannya penanganan cepat yang jika bicara anggaran tidak akan sebesar anggaran untuk mengatasi  akibatnya.

Berikut beberapa penyebab banjir yang saya yakini sebagai penyebab pasti penyebab banjir, longsor.

Pertama.  Semakin dangkalnya selokan, drainase, sungai yang disebabkan oleh beberapa hal seperti membuang sampah sembarangan, menumpuknya material tanah, pasir, bebatuan serta lainnya yang menyebabkan air tidak mengalir pada salurannya.

Kedua, tidak sedikit saluran air bahkan didepan perumahan, tempat tinggal yang ditutup dengan cor permanen, tidak hanya sebatas lebar kendaraan keluar masuk halaman rumah, tetapi selebar luas tanah, sehingga saat terjadi mampet susah untuk dibersihkan/normalisasi, baik itu dilakukann oleh perorangan atau sebatas izin lisan kepada oknum yang tidak dapat dipertanggung jawabkan yang jelas menyalahi aturan. Termasuk penyempitan saluran air demi tanah atau rumahnya semakin lebar.

Ketiga, beralih fungsinya persawahan menjadi pemukiman, industri. Hutan, bukit, menjadi area pertanian bahkan ditambang untuk pengurugan. Yang seharusnya bukit harus menjadi benteng pertahanan sebagai resapan saat musim hujan dan ketahanan air saat kemarau.

Keempat, Gunung botak bahkan gundul, juga yang bisa kita lihat banyak disekitarnya dilakukan penambangan batu, pasir, sehingga longsor tak terhindatkan, yang semestinya gunung menjadi benteng utama untuk ketahanan air dan karbon. Serta mungkin ada lagi penyebab banjir yang saya tidak terfikirkan dan ketahui.

Sangat minimnya resapan akibat minimnya pepohonan khususnya di dataran tinggi, betonisasi tanpa dibarengi sumur resapan, saluran air dangkal, tersumbat akibat sampah, sudah pasti saat musim hujan akan menimbulkan debit air  dengan jumlah besar, mengikis apapun yang dilaluinya, sehingga musibah seperti banjir bandang, longsor, melanda.

Untuk penanganan tepat, sekiranya pemerintah serta semua identifikasi penyebabnya!, segera lakukan langkah cepat sekaligus tegas agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun