Mohon tunggu...
Dquestion
Dquestion Mohon Tunggu... -

just usual man with usual ability Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melihat Pengalihan Isu secara Simpel di Dunia Maya

3 September 2016   11:43 Diperbarui: 3 September 2016   22:03 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: samc.ksu.edu.sa

Banyak orang jengkel ketika isu X dilemparkan itu dibilang pengalihan isu A. Kelompok yang lain bilang isu A sebagai pengalihan isu X, kelompok dan individu lain malah bilang isu X dan A adalah pengalihan isu XXX. Bagi saya, selama isu itu masih jadi bahan diskusi atau pembicaraan toh berarti belum terjadi pengalihan isu. 

Dalam ilmu komunikasi memang ada yang membahas ini, namun bukan berarti tiba-tiba dibilang pengalihan isu. Ada yang disebut dengan teori agenda setting kalau secara ilmiahnya. Padahal, isu yang mereka dambakan sendiri sebenarnya masih menjadi topik hangat atau pembicaraan banyak orang.

Walau begitu ada cara simpel untuk melihat itu pengalihan isu atau tidak. Caranya adalah sebagai berikut, yaitu ambil contoh dua atau lebih lima juga tidak apa-apa (biar setidaknya ada lebih kelihatan adil, kalau cuma satu ntar dikira berpihak pada satu sisi) media nasional dengan via media online atau digital, cari det*k atau k*mp*s.

Di situ Anda melihat di bagian bawah, atas, atau samping berupa kolom berita populer dan yang sering dikomentari atau biasanya yang berita yang sering dikungjungi. Kolom ini berisi tingkatan berbagai berita yang hadir. Lihatlah secara spesifik berita yang ada, berita mana saja yang selalu masuk 10 besar. Kalau isu yang Anda dambakan ternyata cuma satu, itu pun paling bawah tenggelam dengan berita lain dengan isu berbeda, mungkin bisa dikatakan seperti pengalihan isu namun bukan berarti tidak ada pemberitaan isu itu sama sekali, begitu pula sebaliknya.

Namun, jika ada pemberitaan isu yang Anda dambakaan atau sukai atau sesuai dengan selera Anda ternyata masih ada di 10 besar walaupun cuma ada 4 berita dan menghiasi papan tengah, itu belum bisa dikatakan pengalihan isu karena isu yang diikuti mungkin saja masih ada perkembangan atau update-nya karena masih jadi pembicaraan orang dan ditunggu orang-orang. 

data-jpg-57ca54c6ba9373ac5fda9b19.jpg
data-jpg-57ca54c6ba9373ac5fda9b19.jpg

Jika Anda mendapati dua media ini, yaitu det*k dan k*mpas, isu yang Anda suka masih dalam 10 besar dan beritanya tidak sedikit, tidak bisa dikatakan pengalihan isu kecuali kalau hanya satu di paling bawah atau mungkin tidak ada. Misalnya ada 10 peringkat berita, prostitusi artis ada 4 berita di posisi atas sedangkan isu korupsi partai politik z ada 5 berita di posisi setelahnya, maka belum bisa dikatakan pengalihan isu karena masih menjadi isu yang dibincangkan dan ditunggu perkembangannya. 

Berita prostitusi artis sendiri sebenarnya punya segmen khusus sendiri tidak meluas, yakni pria dewasa, sedangkan berita korupsi partai politik z bisa meluas dari remaja hingga dewasa, kelas menengah, hingga ke bawah pria ataupun wanita. Hal ini juga berlaku yang berbentuk tidak spesifik berita seperti bentuk topik. 

Kolom berita terpopuler biasanya sedikit berbeda dengan kolom dalam bentuk topik karena kolom bentuk topik ini biasanya diangkat dari berbagai berita dari sebuah kejadian. Misal topik kekalahan MU, di situ akan banyak berita terkait dengan itu. Topik itu akan tenggelam karena pengalihan isu kalau keluar dari peringkat 10 atau 5. 

Nah, mungkin cara demikian yang saya sampaikan bisa digunakan untuk mengukur sejauh mana pengalihan isu tersebut. Namun, ini bukan jaminan karena bersifat subyektif. Setiap isu populer dari media pun juga berbeda sesuai dengan segmennya seperti yang saya sampaikan sebelumnya, misal berita prostitusi artis yang segmennya orang dewasa mungkin sedikit berbeda dengan berita kebakaran hutan yang bisa dibaca oleh anak SMP sekalipun bahkan sempat ada meme-nya.

Subyektif di sini maksudnya adalah orang punya berita selera atau kesukaannya sendiri. Ketika si A bilang pengalihan isu karena berita yang disukainya seolah tenggelam oleh berita lain walau sebenarnya masih dibahas banyak orang, di sisi lain ada si B yang punya berita kesukaannya yang ternyata jauh lebih tenggelam karena berita yang disukai si A masih dibahas ketimbang berita kesukaan si B.

Ditambah setiap orang berhak menerima informasi sesuai kebutuhan dan kebutuhan informasi tiap orang juga berbeda, apakah isu yang dibahas di Kaskus akan menjadi pengalihan isu lainnya yang sedang bahas di Kaskus pula, tentu tidak karena punya topik yang berbeda dan juga segmennya, dan juga di setiap media berita dan isu utama tidak hanya satu namun ada berita dan isu utama dengan topik lain yang menghiasi media informasi itu, bukan hanya satu karena media bersifat beragam atau diversity terutama kontennya.

Lalu, kenapa sebuah isu bisa tidak populer atau tidak dikunjungi banyak orang? Mungkin kalau perspektif konsumen karena berita itu tidak disukai, tidak menarik perhatian, mengandung unsur kepentingan politik, tidak akurat, kemasan jelek, tidak kredibel dan tidak netral (yang biasa dilihat orang dari judul atau media yang memberitakannya saja).

Namun, kalau dari perspektif media, melihat isu itu kurang bagus bisa dinilai mungkin dari penempatannya yang tidak ditempatkan pada berita utama, berita yang seolah bukan kebutuhan, tidak pas jadi teras berita, menilai tidak ada nilai jual, males ngikutin perkembangannya, perkembangan beritanya sulit untuk didapat dan lain sebagainya. 

Frekuensi (tingkat penyebaran berita, seberapa banyak atau seberapa sering) pemberitaan terutama pada isu berita yang baru hadir tentunya akan lebih banyak karena perkembangannya akan terus ada dan diikuti namun seiring waktu sama dengan yang lainnya akan menurun karena proses dari penyelesaian isu itu mendekati akhir. Dalam dunia penyebaran informasi, isu-isu baru muncul dan dimunculkan sebagai berita utama dengan exposure yang banyak bukan berarti pengalihan isu, konspirasi, dan lain - lain.

Dalam ilmu komunikasi ada yang disebut dengan agenda setting media massa, yaitu teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen, yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik dan perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. 

Di mana di dalamnya terdapat unsur priming (penonjolan isu) dan framing (bingkai/mengemas), dan dua asumsi dasar yang menjadi penentuan agenda ialah masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan, namun menyaring dan membentuk isu dan kedua konsentrasi itu hanya pada beberapa masyarakat yang dianggap penting daripada isu lain, sedangkan asumsi lainnya adanya kepentingan pemilik modal, selain itu kepentingan bisnis karena nilai jual yang bagus suatu isu.

Yang biasanya melalui arus komunikasi dua langkah, yaitu media sendiri dan orang yang diterpa oleh isu berita kepada orang lain. Prosesnya tidak berlangsung satu arah saja dari media ke khalayak tapi bisa melalui keluarga, teman atau di warung kopi ketika bercakap-cakap dengan mereka dan karena ada yang menganggapnya penting dan mau mendengarkan. 

Lalu apakah yang disebut pengalihan isu bener-bener bukan isu utama dan penting. Salah satu penilitan Yagade dan Dozier (1990) tentang isu abstrak (isu kurang penting) dan konkret (isu penting), mereka sendiri beranggapan bahwa saat itu konkret yang dimaksud penting karena menyentuh kepentingan utama khalayak, yaitu kepentingan makan, keamanan, dan pekerjaan. 

Pada saat itu, penelitan mereka isu konkret, yaitu isu yang dianggap kebutuhan publik seperti penyalahgunaan narkoba dan masalah energi menjadi perhatian media dan publik pada saat itu karena krisis energi berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, namun suatu saat isu yang dianggap kurang penting itu bisa menjadi isu konkret apabila menyentuh kebutuhan publik. 

Lalu, terkait isu teror atau terorisme kemaren jika dilihat dengan penelitian di atas terkait dengan keamanan tentunya merupakan isu yang penting, utama, dan dibutuhkan publik. Lagi pula media massa dikenal dengan diversity of content, ada beragam isu yang dibutuhkan publik, dan kebutuhan publik terhadap isu atau kebutuhan informasi utama juga berbeda-beda, subyektif, orang bisa membutuhkan info politik setiap waktu kerena sesuai dengan kebutuhannya sedangkan orang lain membutuhkan info seputar hiburan musik karena sesuai dengan kebutuhannya. Jadinya yang bilang pengalihan isu itu juga sangat subyektif tergantung kebutuhan kelompok atau individu. 

Mungkin sekian yang bisa saya tuliskan, maaf jika banyak kekurangan. Terima kasih bagi yang udah memberi saran kritikan, maaf ini tulisan lama, saya sempat mengoreksi, namun ternyata masih ada yang belum diperbaiki. Sekali lagi terima kasih kritik dan sarannya. Salam Damai selalu.

sumber refrensi:Tamburaka, Apriadi.2012.Agenda Setting Media Massa.Jakarta: Rajawali pers

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun