Mohon tunggu...
Dquestion
Dquestion Mohon Tunggu... -

just usual man with usual ability Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kenapa Reklamasi Benoa Jarang Diberitakan Ketimbang Reklamasi Jakarta?

16 Juni 2016   10:40 Diperbarui: 16 Juni 2016   15:38 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam agenda setting media punya kuasa yang kuat dalam menentukan mana aja yang menjadi pembicaraan publik mana yg nggak, dalam artian apa yang dianggap penting oleh media dianggap penting pula oleh audiens. Seolah audiens membutuhkannya padahal mungkin ada dibutuhkan ada yang nggak apalagi secara berlebihan publisitasnya atau pemberitaannya. Disini ada beberapa faktor seperti kepentingan politik, pemilik modal, atau ekonomi. Misalnya seperti kasus reklamasi Benoa dan Jakarta. Ada beberapa kasus serupa di belahan tanah air namun tidak semua menjadi perbincangan media nasional.

Kasus reklamasi Jakarta misalnya ada beberapa hal yg mungkin membuat media tertarik misalnya dari kedekatan tempat berita karena terjadi diibukota, ini juga terkait kepentingan politik karena mendekati pemilihan gubernur tentunya juga jadi daya tarik sndiri di Jakarta dan orang-orangnya. Dan disini secara nilai jual tentunya sangat tinggi karena dicari dan diikuti perkembangan isunya oleh banyak orang. Yah mungkin beberapa hal yg terjadi di Jakarta kebetulan akan menjadi bahan perbincangan ibukota namun tidak semua kejadian yang terjadi di belahan tanah air akan mendapatkan hal yang sama. Di Indonesia sendiri Bali dan Yogyakarta mungkin salah satu pusat perhatian selain DKI Jakarta, namun apakah sama banyak pemberitaan dengan disana. Sepertinya belum tentu, karena mungkin dua wilayah tersebut lebih mengarah ke Ikon pariwisata dan juga pendidikan. Berita - berita yang berterbangan pun tak jauh dari soal pariwisata dan sejenisnya karena mungkin kebutuhan audiens terkait wilayah itu hanya seputar itu.

Namun biasanya yang akan dibicarakan secara nasional ini merupakan isu yang juga dirasakan oleh masyarakat pada umumnya atau setidaknya banyak orang tidak terbatas wilayah provinsi, kota, kabupaten dll itu saja. Dalam artian ada unsur kebutuhan dan kepentingan secara nasional didalamnya, misal kasus freeport dimana bertempat di Papua, ini mungkin bisa jadi kasus yang hanya dirasakan daerah setempat dan juga nasional karena menyangkut aspek properti milik negara, selain itu contoh lainnya seperti kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra dimana merugikan daerah setempat bahkan efek buruknya meluas dan membuat kerugian bagi orang setempat dan banyak korban yang mengalaminya tentunya apalagi terjadi di dua pulau kalimantan dan sumatra tentunya juga membuat masyarakat ditempat lain iba dan merupakan bencana nasional yg harus segera ditanggapi dan ini tentunya menarik perhatian media karena banyak orang ingin melihat perkembangan ini dan menjadi gambaran sendiri bagi masyarakt. 

Namun ini berbeda dengan kasus misalnya kebakaran di pasar kota Semarang di jateng, ini tentunya tidak terlalu akan jadi bahan perbincangan media nasional secara besar, pemberitaan ada namun hanya sebatas numpang lewat dan juga bukan berita utama nasional karena ini kejadiannya hanya dirasakan dan dibutuhkan di kota setempat, jadi mungkin koran lokal yang akan memuatnya sebagai berita utama. Dalam perspektif media, karena hanya dirasakan dan butuhkan oleh wilayah setempat tentunya ini mungkin tidak juga terlalu jadi perbincangan nasional, karena wilayah lain misalnya Bandung mungkin tidak merasa dan membutuhkan karena itu terjadi di wilayah lain, mungkim akan berbeda kasusnya kalau terjadi di Bandung tentunya orang Bandung yg sangat merasakan dan membutuhkan info itu karena itu terkait dengan pasar didaerah mereka yg masyarakatnya tinggal disekitar situ dan tentunya yg ini juga tidak dirasakan atau dibutuhkan oleh koran lokal lain misal disemarang karena bukan kebutuhan dan tidak dirasakan wilayah sana. Sama halnya ketika masuk liputan nasional mungkin tidak masuk ke berita utama, mungkin berita bukan utama yg tidak dibahas berlebihan. 

Namun mungkin akan beda jika yg terjadi banjir bandang yang terjadi di beberapa wilayah di jawa seperti Jabar, DKI Jakarta, Jateng dan sekitarnya ini mungkin akan menjadi perbincangan nasional karena selalu terjadi pada saat musim hujan besar diberbagai wilayah di jawa atau mungkin luar jawa dan dirasakan banyak orang dan tentunya infonya dibtuhkan banyak orang mengingat mungkin ada sanak saudara yg jauh yg ingin mengetahui atau menilik kondisi saudaranya yg tinggal di wilayah yang kebanjiran itu dan tentunya agenda isu seperti ini akan menjadi perbincangan nasional dan masuk berita utama krna banyak orang yang merasakan dan membutuhkan infonya dan juga kejadian ini seperti selalu terjadi setahun sekali atau dua kali atau mungkin lebih.

Sama halnya dengan kasus reklamasi Benoa dimana media nasional mungkin hanya melihat isu ini lebih dirasakan dan dibutuhkan oleh masyarakat sana. Dalam artian kasus masalah seperti ini jika dibicarakan oleh media lokal lain atau media nasional ranah kebutuhannya kurang pas. Hal ini mungkin juga terjadi di beberapa wilayah lain selain Bali dimana kasus mereka mungkin tidak mendapatkan liputan atau berita yang banyak namun untuk liputan lokal atau seputar provinsi mungkin menjadi bahan utama karena merupakan isu yang diikuti dan dicari masyarakat karena dirasakan dan dibutuhkan oleh mereka namun secara nasional atau wilayah luar provinsi atau kota, kabupaten dan lain lain setempat sepertinya belum tentu seperti itu karena isu nya tidak terlalu dirasakan dan dibutuhkan kecuali mungkin ada kasus serupa yang sama di daerah terkait dan masih berhubungan misal pihak pengembangnya dan lain - lain.

Bisa dikatakan isu kebutuhan dan di rasakan juga berbeda - beda tiap tempatnya karena mungkin itu juga terkait wilayah tempat tinggal mereka, kalau ada masalah banjir yang nantinya di kota x di provinsi x tentunya tidak dirasakan oleh penduduk kota kota a di provinsi yang sangat jauh jaraknya karena berita itu pas dengan kebutuhan kota x tidak dengan kota a yang aman - aman saja. Mungkin akan ada berita namun bukan bahan pembicaraan utama dalam media lokal lain karena itu lebih tepat diurusin oleh masyarakat dan pemerintah setempat kota x yang merasakan dan membutuhkan dalam informasi terkait. Dalam hal ini pandangan media juga melihat dari jangkauan isu dan pembaca, kalau tidak dialami oleh bukan warga setempat tentunya tidak menjadi kebutuhun utama informasi setempat kerena tiap tempat punya masalah - masalahnya sendiri yang mungkin kurang pas kalau masalah disini dijadikan pembicaraan di sana yang tidak merasakan dan mengalami langsung atau setidaknya tinggal di sekitar yang mengalaminya.

Apakah mungkin berita dari isu lokal bisa menjadi berita nasional yah sangat mungkin, ditambah dengan era informasi yang canggih misal seperti interenet, setiap isu yang biasa - biasa saja diunggah oleh media atau netizen dengan tulisan tambahan yang terdapat unsur dramatis, bisa membuat masalah yang biasa - biasa saja menjadi luar biasa karena menjadi pembahasan publik. Ambil contoh seperti kasus razia warung pada saat puasa baru- baru ini, kasus seperti ini sebnarnya sudah lama bahkan sejak 2014 sudah ada namun tidak menjadi heboh seperti sekarang. Mungkin dulu cuma jadi berita numpang lewat saja bukan sebagai berita utama yang menjadi pembahasan publik, dulu mungkin kalau di sosial media hanya dibahas di forum atau grup terkait agama dan sosial saja. Orang - orang tidak terlalu tau atau membahas soal hal itu. Mungkin karena setiap berita punya segmen berbeda ada yang meluas seperti kebakaran hutan atau freeport, ada pula yang tidak meluas seperti kasus kebakaran di pasar di sebuah kabupaten y.

Namun dengan kasus kemaren misalnya ini mirip dengan isu nasi plastik dari Cina yang sempat heboh sebelumnya dimana nasi itu awalnya dari sebuah wilaayah di Indonesia yang mungkin isu ini yang rada mirip sudah ada sebelumnya namun karena unsur baru dan kehebohan lewat sosial media akhirnya ramai dengan hal ini. Sama halnya dengan berita razia warung pas puasa kemaren di Lebak, Banten. Bedanya adalah ada unsur mengharukan dan dramatis disini dimana ibu ibu yang terjaring razia menangis dan inilah yang mebuat netizen iba dari yang sebelumnya kurang begitu aware soal isu ini menjadi sangat aware bahkan mendapatkan donasi yang banyak yang bisa membantu sang ibu. 

Yah inilah yang disebut dengan power of social media, media massa memberitakan. netizen yang terpengaruh menyebarkannya dengan unsur dramatis, media massa kahirnya menangkap bahwa berita ini puny nilai jual tinggi karena disukai, dibaca dan lihat banyak orang, website mereka sering dikunjungi orang, berita laris, website banyak pengunjung, iklan banyak yang datang. Bahkan ini sangat mirip dengan isu kebakaran hutan kemaren dimana banyak orang segmen membaca nya dan mengetahuinya dari naka hingga orang dewasa, tidak spesifik ke orang dewasa  atau hanya remaja, bahkan sampe dibuat memenya, ini bukti bahwa yang mengikuti bener - bener dari berbagai kalangan. 

Berbeda dengan isu terkait agama pada umumnya yang biasanya segmented atau segmen khusus kecuali terkait konflik, atau kebijakan tertentu seperti ketika isu kebakaran hutan, ada isu peraturan terkait provokasi sara di dunia maya, namun isu ini tidak terlalu dibicarakan banyak orang entah karena kurang terlalu suka, kurang begitu mengerti dan lain sebagainya, dan berita yang sering tersebar luas biasanya mudah dimengerti banyak orang, bahkan yang awam sekalipun. Sebenarnya juga ada sebelumnya kasus kopi Sianida, saya sendiri kurang begitu ngerti kenapa ini dibacarakn banyak media. Padahal yang seperti ini juga udah ada apalagi dibelakangnya juga terkait unsur orang kaya, asumsi saya mungkin karena ini kasus baru yang unik karena terkait racun dalam kopi, dan dari yang awalnya dugaan keracunan obat menjadi kasus pembunuhan dan dimana tersangkanya (dugaan) selalu berkelit dengan pintar seolah ini seperti kasus dengan pembunuh pintar seperti di film. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun