Dilematis Inovatis, istilah yang pas dengan hal ini walau sedikit lebay dan ngawur kata - katanya, karena terkait isu si tangan robot ini walau sebenarnya adalah exoskeleton ini membuat dilema masyarakat disisilain dipuji disisi lain diragukan. Ada sebagaian publik yang tidak tau mana harus menilai narasumber, nilai berita, atau media yang memberitakan itu sendiri. Ada yang menilai narasumber saja, media saja atau beritanya saja. Kalau mau objektif sebnarnya semua sisi banyak bingungnya, bahkan termasuk citizen sekalipun yang bisa memastikan walau itu gak salah sih, tiap orang punya pendapat beda, walau pendapat ini tentunya akan mempunyai dampak tersndiri akan sebuah isu.
Berbagai media setelah mendapat isu dari fenomena yang ada terutama dari sosial media atau bisa dikatakan informasi dari sosial media berhasil menarik perhatian jurnalis atau pun dunia nyata dari laporan atau informasi dari surat kabar lokal atau sekedar desas desus mulut ke mulut atau bahan perbincangan masyarakat yang berhasil sampe ke mereka langsung memberitakanya dan emang ada narasumber, teknologi dan sebagainya tidak ada misinformasi atau informasi salah disini. Tentunya beberapa yang membuat heboh adalah media (pihak yang memberitakan secara masif dengan kemasan bombastis) dan perbincang publik itu sendiri yang ada di media pula dimana terdapat pro kontra didalamnya hingga mungkin menarik para ahli lainnya untuk memberikan penilaian.
Tidak masalah untuk berita yang baru pertama kali keluar dan kurang setuju jika ada yg berpendapat ketidakakuratan sumber informasi karena emang tempat, narasumber pihak penemu dan teknologinya yang diciptakan emang ada pada faktanya, namun yang jadi masalah apabila dalam perkembangannya pembahasan media hanya seputar selebrasi kehebatan saja tanpa mengulas lebih jauh sampe ada yang bilang bahwa teknologi itu janggal melalui dunia sosmed atau media lain. Bahkan untuk memberi penilaian dari para pakar pun menunggu waktu lama sejak pertama dipublikasikan yang tentunya membuat sebagian orang ada yang kurang yakin terhadap objek berita itu yaitu teknologinya.
Beberapa foto dan video diberikan namun belum ada yang menyertakan pakar dalam penilaiannya. Kurangnya unsur ini tentunya mengurangi kredibilitas berita dan bahkan sebagian jadi tidak cover both side. Efek dari hal ini tentunya membuat banyak orang berspekulasi kearah hal tertentu misalnya kontra dengan penemuan diatas. Akibatnya banyak orang yang ribut bahwa media tidak perlu menyebarkan berita hoax bahkan ketika teknologi itu belum diuji sama sekali, yang seharusnya menunggu uji lapangan oleh tim yang ahli dan baru bisa nyimpulkan seperti diatas, karena pendapat dari pakar sendiri juga berbeda - beda ada yang mengatakan itu bisa dan sebagian tidak bisa.
Bagaimana mau nyimpulkan bahkan dari pendapat saja sudah berbeda - beda dan mungkin saja uji lapangan nanti jika diteliti oleh beberapa tim ahli bisa mengalami hal serupa setidaknya itu bisa jadi pertimbangan di masyarakat.
Lalu bagaimana dengan media itu sendiri, dalam komunikasi massa ada yang disebut dengan media agenda setting yaitu sebuah teori komunikasi artinya adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu - isu yang dianggap penting oleh media massa.
Teori ini emang sudah banyak dilakukan penelitian terkait isu - isu diluar negri dulu. Salah satu aspek penting dalam penentuan agenda adalah melalui peran komunikasi massa , dimana berbagai media massa memiliki penentuan agenda yang potensial berbeda termasuk intervensi pemilik modal, kepentingan politik yang bisa saja terkait pemilik modal tadi dan juga kepentingan ekonomi atau menjual atau tidaknya produk berita itu atau bisa dikatakan berita yang punya nilai jual mahal yang membuatnya masyarakat menyukai atau tertarik.
Agenda Setting disini juga bergerak melalui target segmen ,konten beritanya dan juga media itu sendiri, misalnya berita tentang Nikita Mirzani, mungkin berita sensasional terkait dugaan pekerja seksual akan menarik bagi orang - orang namun tentunya tidak semua orang akan membahas dan tertarik dengan orang ini, karena segmennya mungkin pas ke pria dewasa atau orang - orang remaja atau dewasa yang suka dengan berita infotainment dan banyak media bukan hanya media yang berfokus pada infotainment namun juga media informatif pada umumnya yang memberitakan hal ini, selain itu juga berita kebakaran hutan, berita yang tragis dan menyentuh seperti ini sangat disukai dan membuat banyak orang tertarik, bahkan dari bocah penggemar FP meme sampe orang dewasa ikut dalam pembahasan atau perbincangan isu ini,
berbagai media banyak yang memberitakan hal ini mau yang informatif, edukatif atau entertainment sekalipun, selain itu juga ada berita tentang orang - orang yang punya nama aneh, berita ini disukai banyak orang, namun tidak semua media hanya media infotainment saja yang sering memberitakan hal ini karena mungkin bagi mereka punya daya tarik tersendiri pada masyarakat dan punya nilai jual, selain itu juga media informatif pada umumnya seperti tr*bun dan sejenisnya namun tidak banyak. Lalu bagaimana dengan isu sejenis si tangan robot, berita inovatif seperti ini sebenarnya udah banyak dan apakah menarik perhatian ya, namun apakah perkembangannya diikuti oleh media massa bahkan selalu menjadi berita utama tidak semuanya, bahkan sebagian berita - berita seperti ini sudah biasa menghiasi media cetak atau elektronik dan tidak semuanya dikemas heboh bahkan cenderung biasa - biasa aja.
Dan gak semua penemuan pun bisa masuk berita, namun bagi saya mau masuk atau tidak yang namanya penemuan tetaplah harus fokus dikembangkan karena intinya adalah penemuan tadi yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kembali ke isu sejenis apa yang membuat isu tawan ini berbeda dengan sebelumnya.
Berita sebelumnya yang sejenis biasanya yang terkait dengan unsur penemuan juga biasa aja pemberitaannya soalnya yang buat mungkin dari kalangan pelajar yg biasa nya berhasil memenangkan kompetisi teknologi science fair pekan ilmiah dn sejenisnya atau nggak penemuan yg memang unik daripada yg lain walau gak juara dan mereka tetap ada bimbingan dari para guru, dosen dan sejenisnya.
Sedangkan untuk isu tangan robot Tawan, media tau bahwa berita seperti ini yang mengandung unsur menyentuh emosi atau perasaan, inspiratif, dramatis dan inovatif paket kombo jadi satu yang tentunya akan menjadi nilai jual tinggi belum lagi bagi publik yg pengetahuannya kurang tentang bidang terkait plus judul dan kemasan yang terlalu bombastis tangan canggih ala teknologi ironman, padahal yang make tangan robot itu winter soldier, terus orang miskin yang berhasil membuat teknologi canggih dari bahan seadanya lalu teknologi buatnnya yang mampu menggerakannya tangannya kembali dan lain sebagainya yang membuat seolah dia adalah penemu keren hebat sejagat ngalahin tony stark dan saya suka itu, silahkan kemasan kayak ahsudahlah tapi mempertimbangkan keakuratan, kredibilitas,kecepatan dan objektifitasnya.
Belum lagi kalau publik suka hal yg kontroversi pro -kontra dalam hal ini mereka yang kontra mungkin tidak terlalu menyukai beritanya namun berita tersebut tetap menarik perhatiannya dan mengundang mereka untuk membaca, mendengar dan melihat dalam hal ini juga tentunya akan menguntungkan mereka para kapitalis atau perusahaan media karena dengan begitu, traffic (internet), rating(tv), tiras dan opah(media cetak) mereka akan meningkat atau mereka akan dapat duit banyak dari banyaknya pemasukan iklan yang mempertimbangkan hal - hal tadi.
Mungkin disisi lain seperti bener ngincar duit dengan memakai unsur kontroversi tapi disisi lain ini juga hal yang bagus karena membuat orang punya opsi sendiri dalam menilai karena pemberitaan dari berbagai sudut pandang, yang setuju dan tidak setuju. Namun disisilain kalau ini hoax beritanya akan menurun nilai jualnya, setidaknya sekarang ada yg memberitakan pro kontranya, berbagai sudut pandang, ada yg menilai bener seperti itu ada yg nggak dari orang yg ahli bidang terkait.
Dan tentunya yang diperlukan disini adalah bagaimana mereka media massa bisa kritis terkait hal ini, karena beberapa media ada yang memakai framing pro seperti d*t*k atau m*rd*ka dan kalau ada yang kontra biasanya dikit dan media lainnya mengedapankan cover both side seperti viv*n*ws atau lebih dari dua sisi sudut pandang. Mereka tau bahwa jika nilai jual tinggi jika dari awal udah dikasih tau itu tidak seperti itu tentunya menurunkan nilai jual berita mereka tidak menarik perhatian banyak orang dsbagainya.
padahal jika berbau kontroversi itu juga masih disukai masyarakat bahkan ada yang mengekploitasi kehidupan sedih nya yang hidup dalam kemisiknan dan seadanya. Jika dari awal hoax tentu apa yang membuat special tidak ada mungkin karena alasan itu juga sebagian media tidak mau menguber terlalu dini atau seterusnya. Tidak masalah jika mau mengarahkan namun akan lebih baik biar publik yang menilai sendiri.
Dan walau mencari uang atau rating, traffic, oplah tiras dll tidak apa selama caranya baik mematuhi kode etik yang ada, apalagi ngincar hal tadi namun bisa memberi produk berkualitas dengan mengedepankan keakuratan, kredibilitas, dan objektifitas dan kode etik yang ada.
Lalu bagaimana dengan narasumber itu sendiri yaitu orang yang menyiptakan teknologi hinnga menjadi berita. Kurangnya kejelasan dari pernyataan atau pendapat terkait membuat publik jadi tinggi rasa penasarannya, bagaimana dia membuat hal itu hal ini dan sebagainya. Dia tak banyak memberi penjelasan teoritis tentang mekanisme pembuatan robot, teknik elektronik, elektroda, sensor ataupun Electro Encephalo Graphi (EEG) yang melingkar di kepalanya.
Mungkin jika narsum terkait bisa memberikan penjelasan secara gamblang, jelas dan tidak membuat tanda tanya sedikit bisa mengurangi rasa penasaran publik yang berpikiran kemana - mana dan apresiasi publik bertambah. Walau emang mungkin saja ia tidak terlalu banyak pengetahuan soal itu dan teorinya namun dalam prakteknya ia bisa melakukan hal yang bener-bener diluar dugaan atau diemang mahir jika menggunakan bahan seperti itu. Beberapa media dianggap kurang akurat karena tidak menyertakan narsum ahli dalam hal ini saya setuju namun untuk menyatakan itu adalah palsu dan sebagainya sepertinya masih perlu pendalaman lebih lanjut.
Untuk netizen sendiri juga dibagi pro dan kontra dan yang kontra ini dibagi menjadi 2 lagi yaitu yang lebih mengkritis media penyebar beritanya yang terlalu melebih - lebihkan dan satunya lagi lebih mengkritisi penciptanya karena ada yang merasa janggal. Ada dua hal yang menjadi permasalahan dari para kontra yaitu bagaimana media mengemas berita yang dianggap kurang akurat kalau saya lebih suka kurang kredibel pendalaman berita isunya karena tidak mengecek lebih dulu apakah teknologinya emang seperti ironman, bener canggih lewat pikiran, otak dan teknologinya yang mampu membuat tangannya yang lumpuh karena kecelakaan kembali bergerak. Selain itu lebih mengkritisi dari penemunya dan temuannya itu sendiri yang dianggap terlalu janggal untuk menggunakan bahan - bahan yang ada, adanya komponen yang aneh dan penggerakkan oleh otak dan sebagainya yang dianggap perlu peneilitan lebih lanjut untuk kasus seperti itu dan mereka menilai melalui foto dan video yang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing masing orang.
Sedangkan untuk para pro mungkin masih ada yang kurang kritis terkait isu ini karena seolah yang ditampilkan benar2 seperti itu dan tidak ada yang lain, gak nutup kemungkinan yang kontra, karena mereka tau bahwa penemu tidak mungkin melakukan hal itu, isu penemuan hebat menutupi berita tentang janggalnya penemuannya dan lagi pengetahuan publik yang mungkin minim soal bidang terkait membatasi mereka untuk berpikir luas dan mencoba untuk kritis walau sebnarnya pengetahuan luas gak jamin bisa kritis.
Baik pro dan kontra saling mengklaim bahwa itu tidak seperti itu, atau itu seperti itu, namun alangkah bijak jika emang belum dipastikan secara gamblang melalui uji penelitian dan sebagainya harusnya bisa menahan diri untuk langsung mengklaim walau tidak ada paksaan untuk karena mungkin saja pihak penemu yang punya potensi bagus bukan hanya tercemar oleh media namun juga para pihak yang mengklaim ini itu walau mereka bisa lebih kritis namun karena belum adanya pendalaman lebih lanjut ttg penemuan itu namun sudah dicap ini itu tentu akan membuat isu ini juga sedikit kabur, dan menimbulkan kebingungan di masyarakat padahal mereka publik berhak menilai sendiri tanpa adanya arahan ini itu dan bebas sesuai kehendaknya dan tentunya akan bagus jika bisa kritis namun tetap teliti atau langsung mengklaim tanpa bukti terkait peneilitian terkait dilapangan.
Dalam hal ini tentunya akan bagus apabila kita membuka pikiran dari berbagai sudut pandang ya walau sebagian punya pandangan sendiri - sendiri. Sebuah penemuan yang bagus tentunya akan sangat bagus apabila banyak masyarakat yang mengetahuinya atau produk penemuan itu diketahui oleh banyak orang namun tentunya penemuan itu tetap fokus dikembangkan dan tetap menerima kritikan dari masyarakat agar bisa membenahi kesalahan - kesalahan yang ada yang nantinya bisa membantu dalam menyempurnakan penemuannya hingga bermanfaat bagi publik. Sama ketika mengeluarkan sebuah produk, produk yang baik tentunya bukan hanya dikenali, diketahui dan diingat publik karena faktor promosi namun juga faktor dilapangan itu sendiri ketika produk tersebut dicoba oleh masyarakat, kalau bagus berkualitas dan berguna tentunya masyarakat akan senang dan memuji kalau ada yang salah tentunya masyarakat akan mengkomplain, mengeluh atau mengkritik yang tujuannya agar kita bisa tau letak kesalahannya dan bisa memperbaikinya agar bisa menjadi lebih baik kedepannya.
Dan juga tidak masalah soal pro kontra itu hal biasa dalam sebuah permasalahan namun akan lebih baik jika menyikapinya dengan bijak, sopan dan penuh etika tidak mengandalkan keegoisan semata. Untuk Tawan sendiri mudah - mudahan setelah adanya isu ini bisa merubah hidupnya ke arah yang lebih baik karena dia punya potensi sama seperti orang inovatif lainnya dan temuannya bisa dikembangkan bersama para tim ahli lainnya.
Cuma menyampaikan opini saja. Salam damai untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H