Sedangkan untuk isu tangan robot Tawan, media tau bahwa berita seperti ini yang mengandung unsur menyentuh emosi atau perasaan, inspiratif, dramatis dan inovatif paket kombo jadi satu yang tentunya akan menjadi nilai jual tinggi belum lagi bagi publik yg pengetahuannya kurang tentang bidang terkait plus judul dan kemasan yang terlalu bombastis tangan canggih ala teknologi ironman, padahal yang make tangan robot itu winter soldier, terus orang miskin yang berhasil membuat teknologi canggih dari bahan seadanya lalu teknologi buatnnya yang mampu menggerakannya tangannya kembali dan lain sebagainya yang membuat seolah dia adalah penemu keren hebat sejagat ngalahin tony stark dan saya suka itu, silahkan kemasan kayak ahsudahlah tapi mempertimbangkan keakuratan, kredibilitas,kecepatan dan objektifitasnya.
Belum lagi kalau publik suka hal yg kontroversi pro -kontra dalam hal ini mereka yang kontra mungkin tidak terlalu menyukai beritanya namun berita tersebut tetap menarik perhatiannya dan mengundang mereka untuk membaca, mendengar dan melihat dalam hal ini juga tentunya akan menguntungkan mereka para kapitalis atau perusahaan media karena dengan begitu, traffic (internet), rating(tv), tiras dan opah(media cetak) mereka akan meningkat atau mereka akan dapat duit banyak dari banyaknya pemasukan iklan yang mempertimbangkan hal - hal tadi.
Mungkin disisi lain seperti bener ngincar duit dengan memakai unsur kontroversi tapi disisi lain ini juga hal yang bagus karena membuat orang punya opsi sendiri dalam menilai karena pemberitaan dari berbagai sudut pandang, yang setuju dan tidak setuju. Namun disisilain kalau ini hoax beritanya akan menurun nilai jualnya, setidaknya sekarang ada yg memberitakan pro kontranya, berbagai sudut pandang, ada yg menilai bener seperti itu ada yg nggak dari orang yg ahli bidang terkait.
Dan tentunya yang diperlukan disini adalah bagaimana mereka media massa bisa kritis terkait hal ini, karena beberapa media ada yang memakai framing pro seperti d*t*k atau m*rd*ka dan kalau ada yang kontra biasanya dikit dan media lainnya mengedapankan cover both side seperti viv*n*ws atau lebih dari dua sisi sudut pandang. Mereka tau bahwa jika nilai jual tinggi jika dari awal udah dikasih tau itu tidak seperti itu tentunya menurunkan nilai jual berita mereka tidak menarik perhatian banyak orang dsbagainya.
padahal jika berbau kontroversi itu juga masih disukai masyarakat bahkan ada yang mengekploitasi kehidupan sedih nya yang hidup dalam kemisiknan dan seadanya. Jika dari awal hoax tentu apa yang membuat special tidak ada mungkin karena alasan itu juga sebagian media tidak mau menguber terlalu dini atau seterusnya. Tidak masalah jika mau mengarahkan namun akan lebih baik biar publik yang menilai sendiri.
Dan walau mencari uang atau rating, traffic, oplah tiras dll tidak apa selama caranya baik mematuhi kode etik yang ada, apalagi ngincar hal tadi namun bisa memberi produk berkualitas dengan mengedepankan keakuratan, kredibilitas, dan objektifitas dan kode etik yang ada.
Lalu bagaimana dengan narasumber itu sendiri yaitu orang yang menyiptakan teknologi hinnga menjadi berita. Kurangnya kejelasan dari pernyataan atau pendapat terkait membuat publik jadi tinggi rasa penasarannya, bagaimana dia membuat hal itu hal ini dan sebagainya. Dia tak banyak memberi penjelasan teoritis tentang mekanisme pembuatan robot, teknik elektronik, elektroda, sensor ataupun Electro Encephalo Graphi (EEG) yang melingkar di kepalanya.
Mungkin jika narsum terkait bisa memberikan penjelasan secara gamblang, jelas dan tidak membuat tanda tanya sedikit bisa mengurangi rasa penasaran publik yang berpikiran kemana - mana dan apresiasi publik bertambah. Walau emang mungkin saja ia tidak terlalu banyak pengetahuan soal itu dan teorinya namun dalam prakteknya ia bisa melakukan hal yang bener-bener diluar dugaan atau diemang mahir jika menggunakan bahan seperti itu. Beberapa media dianggap kurang akurat karena tidak menyertakan narsum ahli dalam hal ini saya setuju namun untuk menyatakan itu adalah palsu dan sebagainya sepertinya masih perlu pendalaman lebih lanjut.
Untuk netizen sendiri juga dibagi pro dan kontra dan yang kontra ini dibagi menjadi 2 lagi yaitu yang lebih mengkritis media penyebar beritanya yang terlalu melebih - lebihkan dan satunya lagi lebih mengkritisi penciptanya karena ada yang merasa janggal. Ada dua hal yang menjadi permasalahan dari para kontra yaitu bagaimana media mengemas berita yang dianggap kurang akurat kalau saya lebih suka kurang kredibel pendalaman berita isunya karena tidak mengecek lebih dulu apakah teknologinya emang seperti ironman, bener canggih lewat pikiran, otak dan teknologinya yang mampu membuat tangannya yang lumpuh karena kecelakaan kembali bergerak. Selain itu lebih mengkritisi dari penemunya dan temuannya itu sendiri yang dianggap terlalu janggal untuk menggunakan bahan - bahan yang ada, adanya komponen yang aneh dan penggerakkan oleh otak dan sebagainya yang dianggap perlu peneilitan lebih lanjut untuk kasus seperti itu dan mereka menilai melalui foto dan video yang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing masing orang.
Sedangkan untuk para pro mungkin masih ada yang kurang kritis terkait isu ini karena seolah yang ditampilkan benar2 seperti itu dan tidak ada yang lain, gak nutup kemungkinan yang kontra, karena mereka tau bahwa penemu tidak mungkin melakukan hal itu, isu penemuan hebat menutupi berita tentang janggalnya penemuannya dan lagi pengetahuan publik yang mungkin minim soal bidang terkait membatasi mereka untuk berpikir luas dan mencoba untuk kritis walau sebnarnya pengetahuan luas gak jamin bisa kritis.
Baik pro dan kontra saling mengklaim bahwa itu tidak seperti itu, atau itu seperti itu, namun alangkah bijak jika emang belum dipastikan secara gamblang melalui uji penelitian dan sebagainya harusnya bisa menahan diri untuk langsung mengklaim walau tidak ada paksaan untuk karena mungkin saja pihak penemu yang punya potensi bagus bukan hanya tercemar oleh media namun juga para pihak yang mengklaim ini itu walau mereka bisa lebih kritis namun karena belum adanya pendalaman lebih lanjut ttg penemuan itu namun sudah dicap ini itu tentu akan membuat isu ini juga sedikit kabur, dan menimbulkan kebingungan di masyarakat padahal mereka publik berhak menilai sendiri tanpa adanya arahan ini itu dan bebas sesuai kehendaknya dan tentunya akan bagus jika bisa kritis namun tetap teliti atau langsung mengklaim tanpa bukti terkait peneilitian terkait dilapangan.