Tamiya juga yang mengajarkan saya untuk rajin menabung uang jajang sekolah untuk dibelikan baterai dan aksesoris lainnya. Menabung dan merengek lebih gencar lagi ketika ada Tamiya model baru yang diidamkan.
Bahkan ketika itu saya dibantu beberapa teman akhirnya mampu membuat trek balap Tamiya dari bahan kardus bekas. Mau tidak mau kami memang harus membuat sendiri sebab harga trek tamiya saat itu sangat mahal dan kami sudah pasti tak mampu membelinya. Bahkan untuk sekedar mencoba adu cepat mini 4WD di trek yang layak, masih harus menempuh perjalanan berpuluh kilometer ke Kota.
Ada keseruan tersendiri yang saya rasakan saat mobil balap mini 4WD kami beradu di cepat di lintasan sederhana tersebut. Seperti saat menonton balap mobil Formula 1 di TV, muncul rasa deg-degan dan gregetan setiap melihat mobil mini kami beradu balap.
Seolah menyaksikan Ayrton Senna sedang beradu kecepatan dan kelihaian mengendalikan mobil balapnya dengan para pembalab kompetitornya.
Bukan sekedar adu cepat saja, kita juga ditantang untuk bisa memodifikasi mobil mini 4WD agar bisa melaju kencang tapi tetap stabil di lintasan.
Sebagaimana balap Formula 1, ada adu strategi juga seperti pilihan jenis ban, gir, bumper, dinamo hingga jenis baterai yang tepat untuk meningkatkan performa mobil balap mini 4WD.
Dan semua itu saya alami dan rasakan di masa yang sama. Masa jaya Ayrton Senna hingga ia tiada dan masa mulai populernya mobil balap mini 4WD Tamiya.
Namun seiring perjalanan waktu, sepeninggal Senna, saya tak terlalu mengikuti perkembangan balap mobil Formula 1. Pun demikian dengan mini 4WD Tamiya, satu persatu koleksi saya hilang entah kemana.
Kini hampir 30 tahun kemudian, tepat di peringatan 28 tahun meninggalnya Ayrton Senna, saya kembali bergelut dengan mobil balap mini 4 WD Tamiya.
Berawal dari hadiah ulang tahun saya baru-baru ini dari istri tercinta, berupa satu unit mini 4 WD legendaris “Dash-001 Great Emperor.” Memang sebelumnya saya sempat bilang sangat menginginkan Tamiya sebagai hadiah ulang tahun.