Setelah sukses membuat netizen baper dengan single “Hati-Hati di Jalan”, Tulus kembali memberikan kejutan dengan meluncurkan video musik resmi (official music video) “Hati-Hati di Jalan,” Minggu (10/4/2022) tepat pukul 20.00 WIB. Video lirik resmi (official lyric video) single ini sudah terlebih dahulu rilis bersamaan dengan rilis album “Manusia” tanggal 3 Maret 2022 yang lalu.
Kali ini Tulus kembali memberikan kejutan dan mungkin di luar ekspektasi netizen terutama Teman Tulus. Video musik “Hati-Hati di Jalan” benar-benar dikemas berbeda, “out of the box” dan mungkin jauh dari imajinasi sebagian besar pendengarnya. Sebelumnya, lirik video yang hanya menampilkan layar biru dengan lirik lagu sepanjang 4 menit 2 detik membuat pendengarnya bebas berimajinasi. Ini juga yang membuat pendengarnya menjadi baper, mengingat masa lalu, seolah mengalami kembali, atau bahkan seperti mengalami, bahkan untuk mereka yang tak pernah punya pengalaman berpisah semacam itu.
Saya sendiri berimajinasi video musik single ini diperankan oleh artis yang punya kapasitas dan sedang populer saat ini, seperi Abimana Aryasatya dan Tatjana Saphira. Atau bisa juga Tulus sendiri sebagai pemeran utama. Kemudian dikemas ala-ala drama korea atau film pendek sebagaimana beberapa video klip sebelumnya. Tapi ternyata tidak demikian adanya. Meski secara garis besar alur ceritanya sudah nyambung dengan lirik lagu, namun membuat saya sempat kaget dan mengernyitkan dahi.
Dibuka dengan suasana pantai plus deburan ombak kemudian sekilas suasana dunia bawah laut dengan terumbu karangnya. Yang muncul selanjutnya bukan sosok manusia tapi sesosok mahluk besar berbulu lebat berwarna abu-abu dengan dua bola mata bulat. Dari pantai, sosok mahluk tersebut kemudian terus berjalan menyusuri hutan hingga bertemu dengan sesosok mahluk serupa, tapi dengan warna beda, kuning.
Rupanya dua mahluk ini menggambarkan “asam” dan “garam” yang tersebut dalam lirik “Hati-Hati di Jalan.” Pada kolom komentar ada yang menyebutnya sebagai “mahluk laut” berwana abu-abu sebagai penggambaran garam. Sementara “mahluk gunung” berwarna kuning sebagai penggambaran asam. Keduanya pun bertemu menjalin hubungan dan selalu bersama kemana mereka pergi. Namun sebagaimana lirik lagunya, akhirnya mereka berdua harus berpisah, menempuh jalannya masing-masing. Meski diperankan dua mahluk berbulu, masih bisa sangat terasa kesedihan saat mereka harus berpisah.
Menonton video musik “Hati-Hati di Jalan” seolah kita sedang menyaksikan film pendek dengan sentuhan dokumenter ala National Geographic. Beberapa scene menunjukkan fenomena alam dan keindahannya, seperti suasana pantai dengan deburan ombak hingga dedaunan dan pepohonan lebat di hutan pegunungan.
Video klip ini benar-benar berkisah sebagaimana lirik lagunya. Perpisahan digambarkan cukup jelas dan cerdas sehingga siapapun yang menonton bisa paham maksudnya. Mahluk laut (garam), akhirnya berjalan sendiri menyusuri pantai, sementara mahluk gunung (asam) mengendari mobil sendirian. Mereka berdua pun gagal bertemu saat masuk rumah yang sama dengan banyak ruangan meskipun sudah berusaha saling mencari.
Pada video klip berdurasi 4 menit 21 detik ini, Tulus bertindak sebagai Direktur Kreatif bersama sang sutradara, Davy Linggar, yang juga bertindak sebagai Penata Kamera dan Pewarnaan. Davy Linggar sendiri sudah beberapa kali mengarahkan video musik Tulus seperti “Monokrom,” “Jangan Cintai Aku Apa Adanya,” “Pamit” hingga “Tujuh Belas.” Untuk penyutradaraanya di MV “Monokrom,” diganjar sebagai Video Klip Terbaik pada ajang Indonesian Choice Awards 2017.
Tak heran jika visualisasi “Hati-Hati di Jalan” benar-benar nyaman dan sangat memanjakan mata dengan warna-warna indah dan lembut. Dimensi layarnya juga lebih lebar dari video klip pada umumya sehingga berasa seperti menonton film bioskop. Satu hal yang sangat terasa dari karya-karya Davy Linggar. Selalu ada rasa Instagram di setiap karyanya yang memadukan unsur fotografi, lokasi dan obyek yang punya kesan Instagramable.
Selain Davy, sebagian besar kru yang terlibat pada pengerjaan MV ini adalah orang-orang yang sudah sering bekerja bareng Tulus untuk menggarap video klipnya terdahulu. Seperti sang produser, Uli Arbiyani, dan penyunting gambar, Reuben Tourino yang sama-sama terlibat dalam pengerjaan MV “Monokrom” dan “Tujuh Belas.”
Yang berbeda, kali ini Tulus menggandeng seniman rajut benang Mulyana (Mang Moel) dan kawan-kawan bersama Konco Mogus. Ini dapat dilihat di deskripsi video musik “Hati-Hati di Jalan” yang menyebutkan keterlibatan Mulyana sebagai orang di belakang “asam dan garam.”
Mulyana sendiri terkenal dengan karya rajutan bertema dunia bawah laut dan monster gurita bernama “The Mogus.” Bisa dipastikan, kostum monster berbulu lebat sebagai pemeran utama di MV “Hati-Hati di Jalan” yang sangat nampak berbahan rajutan benang adalah bikinan Mang Moel dan kawan-kawan. Pun demikian dengan visualisasi terumbu karang yang muncul di menit-menit awal adalah karya terkenal Mang Moel.
Dilibatkannya seniman rajut benang seperti Mang Moel ini patut mendapat apresiasi tersendiri. Ini adalah langkah cerdas Tulus dan timnya untuk semakin mengangkat pamor seniman tanah air sekaligus mempromosikan karya-karya mereka. Sungguh cara cerdas untuk saling support dan saling menginspirasi dengan kolaborasi karya.
Yang jelas, dengan dirilisnya video musik resmi “Hati-Hati di Jalan” muncul beragam komentar khususnya terkait visualisasi yang di luar ekpektasi sebagian besar pendengarnya. Bahkan ada yang berkomentar dua karakter utama di video ini menakutkan. Saya sendiri ketika pertama kali melihatnya jadi teringat Chewbacca dan beberapa karakter di film “Where The Wild Things Are.”
Tapi apapun itu, semua tentu bebas berpendapat sebagaimana kreator yang juga bebas berkreasi sepanjang tidak mengganggu dan merugikan orang lain. Penggambaran “Hati-Hati di Jalan” dengan karakter monster berbulu lebat adalah ide yang “out of the box.” Tak seperti yang banyak diharapkan dan di luar kebiasaan. Namun ini bisa jadi penegasan bahwa cinta itu universal dan bisa diderita oleh siapa pun dan apapun itu.
Kita tunggu saja apakah video musik resmi “Hati-Hati di Jalan” ini akan trending dan menyamai pencapaian versi video liriknya. Sekedar informasi, hingga artikel ini dipublish, video lirik resmi “Hati-Hati di Jalan” sudah ditonton lebih dari 52 juta kali dengan hampir 1 juta like sejak rilis tanggal 3 Maret 2022 dan masih menempati posisi puncak video musik terpopuler YouTube Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H