Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Ambulance", Ketika Ajakan Kencan Gagalkan Perampokan Bank

20 Maret 2022   00:55 Diperbarui: 23 Maret 2022   14:52 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "Ambulance" yang disutradarai Michael Bay menceritakan bagaimana ajakan kencan bisa menggagalkan perampokan bank. Sumber: Universal Pictures

Tak selamanya ajakan kencan berlanjut dengan candle light dinner yang romantis. Di film "Ambulance" (2022), ajakan kencan justru berhasil menggagalkan perampokan bank. Celakanya, ajakan kencan ini justru berujung bencana.

Ya, inti cerita dari film terbaru besutan sutradara Michael Bay ini adalah kisah perampokan bank yang gagal kemudian berlanjut aksi kejar-kejaran. Gagalnya perampokan bank ini berawal dari seorang polisi pemula bernama Zach (Jackson White) yang sedang bucin dengan pegawai bank bernama Kim dan bermaksud mengajaknya kencan. Namun sayang, ajakan kencan hari itu bersamaan dengan terjadinya perampokan bank di tempat Kim bekerja.

Gerak-gerik para perampok yang mencurigakan terbaca oleh Zach dan rekannya, Mark yang menunggunya di luar. Terjadilah baku tembak seru antara kawanan perampok dengan puluhan petugas polisi yang mengepung dari berbagai penjuru. Adalah Will Sharp (Yahya Abdul-Mateen II) dan Danny Sharp (Jake Gleynhall) perampok bersaudara sebagai tokoh utama film ini.

Naas bagi Zach yang kemudian disandera dan secara tak sengaja tertembak oleh Will hingga terluka parah. Kemudian datang bantuan ambulans yang didalamnya ada petugas medis bernama Cam Thompson (diperankan Eiza Gonzales). 

Kendaraan medis inilah yang kemudian dibajak oleh Will dan Danny untuk melarikan diri, sementara semua rekannya yang ikut merampok bank berhasil dilumpuhkan polisi dan FBI.

Dimulailah aksi kejar-kejaran seru di sepanjang jalan Kota Los Angeles. Yang menarik sekaligus agak di luar nalar, dalam aksi kebut-kebutan tembak itu, Cam terus melakukan tindakan medis untuk menyelamatkan nyawa Zach. 

Proses transfusi darah dilakukan langsung dari badan Will, yang bergolongan darah O, ke tubuh Zach. Bahkan saat kritis, Cam masih bisa melakukan tindakan operasi pembedahan limpa Zach dengan dipandu dokter ahli hanya lewat panggilan video.

Aksi kejar-kejaran polisi yang dipimpin Kapten Monroe (Garret Dillahunt) bersama  FBI yang dipimpin agen Anson Clark (Keir O’Donnell) dengan ambulans ini berlangsung cukup lama. Tak hanya kabur dari kejaran mobil polisi, tapi juga beberapa helikopter yang terus mengikuti kemana arah mereka lari.

Lebih dari tiga perempat durasi film ini berisi adegan kejar-kejaran tiada henti. Khas film-film Michael Bay yang “ancur-ancuran,” film ini menyuguhkan adegan penuh ketegangan dari awal hingga akhir cerita. Puluhan mobil terlibat aksi kejar-kejaran seru, bertabrakan, bergulingan hingga melayang ke udara. Belum lagi ledakan yang terjadi akibat aksi kejar-kajaran tersebut.

Sumber foto : www.universalpictures.com
Sumber foto : www.universalpictures.com

Aksi tembak menembak seru terjadi saat perampokan bank dimulai di awal cerita, kemudian terjadi lagi menjelang film berakhir. Saat terjadi aksi kejar-kejaran, polisi dan agen FBI yang mengejar lebih banyak menahan tembakan ke arah ambulans yang mereka kejar sebab di dalamnya ada petugas polisi yang terluka dan sedang mendapatkan tindakan medis.

Untuk lolos dari kejaran polisi, Danny meminta bantuan pentolan gangster LA bernama Papi (diperankan A. Martinez) dengan kompensasi setengah dari hasil rampokan. Di sinilah kembali terjadi aksi tembak menembak seru antara polisi, Will dan Danny yang dibantu anak buah Papi.

Keseruan terus berlanjut dengan kejutan yang silahkan anda temukan sendiri jawabannya di bioskop. Yang jelas ending film ini meski mudah ditebak namun cukup menyentuh. Terlalu banyak memberikan spoiler tentu akan mengurangi kenikmatan menonton nanti.

Seperti film-film Michael Bay sebelumnya, “Ambulance” juga memunculkan beragam komentar dari penikmat dan kritikus film. Namun bagi saya yang awam dan sekedar sebagai penikmat, film ini sangat menghibur. Saya benar-benar menikmatinya dari awal hingga akhir. 

Banyak adegan yang membuat saya harus menahan nafas dan tercekat di tempat duduk. Beberapa adegan juga membuat saya reflek bergerak, menghindar, menekan kaki seolah sedang mengendarai mobil.

Michael Bay kembali dengan ciri khas di tiap film yang diarahkannya. Gerakan kamera yang shaky, terus bergerak, berputar hingga jungkir balik. Belum lagi pengambilan gambar menggunakan drone yang nampak sangat dominan di film ini. Ditambah lagi adegan yang disyut dari kendaraan yang melaju dalam kecepatan tinggi. Film ini kembali menegaskan eksistensi Michael Bay sebagai sutradara spesialis pemacu adrenalin dengan adegan menegangkan dan destruktif.

Bagi sebagian penikmat dan kritikus film, hal ini mungkin sangat mengganggu, terlebih jika mereka punya vertigo dan gampang pusing. Tapi bagi saya pribadi, justru inilah yang membuat filmnya menjadi semakin asik untuk dinikmati. Berasa seperti terlibat langsung dalam aksi kejar-kejaran. Seolah sedang terjebak di tengah baku tembak dengan desingan peluru di telinga.

Lagi-lagi Michael Bay kembali mengukuhkan dirinya sebagai sutradara yang hobby menabrakkan puluhan mobil mewah hingga beterbangan dan hancur karena tabrakan hebat. Ditambah lagi adegan ledakan dahsyat yang juga menghancurkan beberapa mobil yang harganya tentu tak murah. Bagi sebagian kritikus hal tersebut mungkin dianggap tak jelas, percuma dan buang-buang uang saja, tapi bagi penikmat film lainnya, justru sangat mengasyikkan.

Alur cerita “Ambulans” sangat simple dan mudah dicerna. Bahkan endingnya bisa ditebak dari awal. Apalagi film ini adalah remake film Demark berjudul sama. Dibuka dengan adegan masa kecil Will dan Danny, kemudian adegan yang menjelaskan latar belakang hingga Will harus ikut-ikutan merampok bank, padahal ia adalah veteran perang. Selanjutnya adegan Will bertemu Danny yang kemudian mengajaknya untuk merampok bank agar mendapatkan uang untuk biaya operasi istrinya.

Meski harus diakui film ini banyak mengandalkan adegan kejar-kejaran, ledakan bombastis dan baku tembak sengit, tapi film ini juga menyuguhkan chemistry dan kekuatan masing-masing karakter. Meski bukan saudara kandung, tapi ikatan emosional Will dan Danny sangat kuat. Kedekatan emosional mereka bahkan sangat terasa di akhir cerita. Sementara Cam, sang petugas medis menjadi daya tarik tersendiri, selain good looking ia sangat cekatan, tangguh dan berdedikasi tinggi pada pekerjaannya.

Kenikmatan menyaksikan tiap adegan menjadi semakin terasa berkat dukungan ilutrasi musik yang mengiringi adegan, terutama saat adegan kejar-kejaran dan baku tembak. Skoring musik yang digarap oleh Lorne Balfe mampu menggiring emosi hingga semakin dalam terbawa suasana adegan yang tergambar di layar. Meskipun sarat adegan aksi, film ini juga diselipi dengan humor ringan yang sanggup membuat penonton tertawa.

Bagi Jake Gleynhall, “Ambulance” adalah remake film Denmark ketiga setelah "The Guilty" (2021) dan "Brothers" (2009). Nama Jake Gleynhall menjadi salah satu jaminan sukses film ini mengingat kapasitasnya sebagai aktor berkualitas sarat pengalaman dengan sejumlah film yang dibintanginya. 

Terakhir ia populer sebagai Mysterio, lawan Spider-Man di film “Spider-Man : Far from Home.” Sementara Yahya Abdul Mateen II terkenal sebagai pemeran musuh Aquaman, Black Manta. Terakhir ia juga ikut bermain di film "The Matrix Resurrections."

Secara keseluruhan ”Ambulance” adalah tipikal film Michael Bay yang menegangkan dan sangat menghibur. Tak perlu beridealisme tinggi untuk menikmati film yang mengasyikkan ini. Entah selera saya rendah atau referensi film saya terlalu minim, yang jelas saya pribadi sangat menikmati dan ingin menontonnya sekali lagi.

Penikmat film tanah air cukup beruntung sebab film ini diputar lebih awal, tanggal 16 Maret 2022. Mendahului pemutaran perdana di Amerika Serikat tanggal 8 April 2022. 

Sekedar  saran, mohon diperhatikan batas usia penonton film ini, yakni 17 tahun ke atas. Meskipun tak ada adegan dewasa yang vulgar, namun film ini sarat adegan kekerasan dan cipratan darah yang tak cocok ditonton anak-anak di bawah umur. Selain tak baik untuk psikologis mereka, membawa anak-anak menonton film ini di bioskop akan berpotensi mengganggu konsentrasi penonton lain yang sedang menikmati keseruan film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun