Menunaikan ibadah haji adalah impian setiap umat Islam di seluruh penjuru dunia. Meski demikian, tak semua umat Islam memiliki kesempatan untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima itu. Ibadah haji wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu lahir batin maupun materi.Â
Tak selalu mereka yang memiliki kelebihan materi terbuka hatinya untuk berangkat ke tanah suci. Justru yang berpenghasilan pas-pasan bahkan minim, karena tekadnya yang bulat dan keyakinannya yang kuat, akhirnya mendapat "panggilan" dari Allah SWT berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.
Setidaknya demikian yang dialami Bu Tipa, janda berusia 50 tahun warga Dusun Krajan Desa Alas Tengah, Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Janda tanpa anak yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan kerja serabutan itu ditakdir untuk segera berangkat tanah suci guna berhaji. Padahal penghasilannya per hari sangat minim, di kisaran Rp. 20 ribu hingga 30 ribu. Untuk menyambung hidup, ia juga pernah menjadi pemulung botol bekas dan berjualan nasi bungkus di sekitar rumahnya.
Dengan kebulatan tekad dan keyakinan yang kuat untuk berhaji, Bu Tipa mulai mendaftar pada tahun 2010. Setelah istiqomah berikhitiar dan terus menabung, akhirnya tahun 2019 ini ia akan segera berangkat ke tanah suci. Bu Tipa juga telah melunasi kekurangan tabungan haji dengan menjual hewan ternaknya berupa sapi dan beberapa harta lainnya.
Tak semua umat Islam mendapat kesempatan untuk segera berangkat ke tanah suci. Maka keberangkatan pada musim haji kali ini tentu merupakan nikmat tak terhingga yang sangat disyukurinya. Semakin lengkap kebahagiaan dan nikmat yang dirasakan Bu Tipa sebab pada Senin (25/6/2019) rumahnya yang sangat sederhana itu kedatangan tamu istimewa, Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari.
Kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo itu cukup mengejutkan. Tak hanya bagi Bu Tipa sebagai tuan rumah, tapi juga mereka yang sehari-hari bertugas di sekitar Bupati Tantri. Kunjungan ke rumah Bu Tipa ini terkesan tiba-tiba karena memang tak terjadwal dalam agenda kegiatan Bupati sebagaimana biasanya.Â
Rupanya Bupati Tantri sengaja memakai mode senyap dalam kunjungannya kali ini agar tak terlalu merepotkan Bu Tipa. Sudah menjadi kebiasaan di daerah pedesaan sebagaimana tempat tinggal Bu Tipa, tamu yang datang harus dijamu sebaik mungkin dengan segala macam suguhan terbaik. Apalagi jika yang datang pejabat selevel Bupati.Â
Maka kunjungan mendadak semacam itu bisa dibilang cukup bijak, sebab tujuan utama kedatangan Bupati, sebagaimana disampaikannya di beberapa kesempatan, adalah untuk bersilaturahim sekaligus memuliakan calon tamu Allah. "Kedatangan kami ke sini juga untuk mengharap doa barokah agar yang belum haji bisa disegerakan mengikuti jejak Bu Tipa untuk berhaji. Tentunya dengan ikhtiar dan doa," ujar Bupati berparas cantik itu.
Kunjungan ke calon jamaah haji seperi Bu Tipa bukanlah kali pertama dilakukan Bupati Tantri. Tak terhitung entah sudah berapa jumlah Calon Jamaah Haji (CJH) yang telah dikunjunginya sejak menjabat sebagai Bupati Probolinggo dari tahun 2013 hingga kini memasuki periode kedua. Sejak tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Probolinggo punya kegiatan rutin bertajuk Safari Haji.Â
Kegiatan yang dilaksanakan tiap tahun jelang keberangkatan calon jamaah haji ini dipelopori oleh Bupati terdahulu, H. Hasan Aminuddin, yang kini menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI. Sekedar tambahan informasi, H. Hasan Aminuddin adalah suami Bupati Tantri.