Tanpa Anisa, TB, Deni, Ardi dan Ega, Sabyan Gambus tetaplah Sabyan Gambus. Hanya pemerhati dan penggemar saja yang sedikit dibikin "heboh" dengan hengkanya mereka.Â
Sementara penikmat musik umumnya, yang hanya ingin menikmati musik religi penyejuk hati yang mudah dicerna dan nyaman didengar, tak terlalu ambil pusing dengan itu semua.
Bahkan bagi orang awam yang ikut menikmati musik mereka, lebih mengenal Nissa Sabyan daripada Anisa Rahman bahkan Sabyan Gambus sendiri.Â
Banyak yang mengira Sabyan bukan nama grup melainkan nama belakang Nissa. Nama Nissa Sabyan justru lebih populer daripada Sabyan Gambus itu sendiri. Jadi mundurnya Anisa Rahman, TB dan tiga additional player tak banyak berpengaruh pada Sabyan Gambus sebagai satu grup musik.
Meski demikian tak dapat dipungkiri akan terjadi perubahan pada warna musik yang mereka mainkan, apalagi dengan kehadiran additional player baru.Â
Bagi Sabyan Gambus sebenarnya tak ada istilah kekosongan posisi backing vocal sebab pada beberapa penampilan terakhir mereka, backing vokal sebelum Anisa Rahman, Habibah, Kembali ikut tampil menemani Nissa.
Apakah Sabyan Gambus pecah? Tidak juga, bahkan bisa dibilang Sabyan Gambus berhasil melahirkan grup musik baru yang mungkin tak kalah berkualitas dari mereka. Harus diakui Anisa, TB dan kawan-kawan ikut terkenal karena nama besar Sabyan Gambus sebagai sebagai salah satu grup musik paling populer saat ini.
Justru yang juga menarik untuk dipertanyakan, ada apa dengan Anisa, TB, Deni, Ega dan Ardi sehingga membentuk Not Tujuh. Apakah nama Not Tujuh merupakan ungkapan keTIDAKSETUJUan atas posisi dan porsi mereka di Sabyan Gambus?Â
Apakah ke depan kebersamaan mereka akan berlangsung lama dengan dengan posisi dan porsi antar personel yang sama, tanpa ada yang paling menonjol sebagaimana alasan mereka keluar dari Sabyan Gambus. Kita lihat saja beberapa bulan ke depan.
Tapi yang harus disyukuri dengan terbentuknya Not Tujuh berarti bertambah lagi alternatif grup musik tanah air yang mengusung tema sholawat. Ada Sabyan Gambus yang bernunasa kontemporer dan lebih ngepop, sementara Not Tujuh lebih kental nuansa Arabic dan gambusnya.
Semoga keduanya dapat berjalan beriringan saling melengkapi dalam menjalankan syiar Islam lewat karya-karya mereka. Sebagai grup musik yang mengusung genre sejenis tentu persaingan tak bisa dihindarkan.Â