Pepatah "Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu baru senang kemudian" cocok untuk menggambarkan perjuangan menikmati keindahan Gunung Bromo dari spot terbaru dan terkeren, Puncak Seruni Point.Â
Betapa tidak, untuk mencapai "point" di ketinggian 2.400 mdpl itu, kta harus melalui 256 anak tangga. Tapi tunggu dulu, bukan cuma itu. Dari lokasi parkir untuk umum menuju anak tangga pertama, kita harus berjalan mendaki dengan kemiringan hampir 45 derajat sejauh kurang lebih 350 meter.
Sebidang lantai datar yang disebut bordes itu cukup membantu pengunjung untuk mengambil nafas dan mengumpukan tenaga. Termasuk saya yang memanfaatkannya menyambung nyawa dengan dalih berhenti sebentar untuk menelpon, padahal sebenarnya nafas sudah ngos-ngosan dan pandangan mulai berkunang-kunang.
Ya, pagi itu Minggu (6/1/20190), saya berkesempatan menjajal spot pandang Bromo yang sedang hits itu bersama beberapa rekan kerja. Seperti biasa, saya kebagian tugas liputan sekaligus memfasilitasi rekan-rekan media yang juga meliput aktivitas desainer Lia Afif di Puncak Seruni Point.
Yang luar biasa, Lia Afif beserta beberapa model dan krunya bisa sampai lebih dulu di puncak Seruni Point dan sudah memulai sesi pemeotretan sekaligus fashion show saaat saya dan rekan-rekan media baru tiba. Tak nampak sama sekali raut muka lelah di wajah mereka, justru kehadiran Lia Afif dan para modelnya yang membuat rasa lelah saya lenyap seketika.
"View" dari Puncak Seruni Point ke kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya memang sangat mempesona. Dari situ kita bisa sangat jelas menyaksikan keindahan Gunung Bromo dengan hamparan lautan pasir di sekelilingnya, kawah Bromo dengan kepulan asap tipisnya, megahnya puncak Mahameru di kejauhan, pemukiman masyarakat Tengger hingga perbukitan hijau di sekitarnya. Bahkan pada saat tertentu, awan bergelombang muncul di sekeliling Puncak Seruni Point.
Sebagai informasi tambahan, Puncak Seruni Point dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan dana APBN sebesar Rp. 5 miliar. Bangunan megah yang berlokasi di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura ini diresmikan oleh Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari pada tanggal 18 Desember 2018.
Sekedar saran, sebelum berkunjung ke Puncak Seruni Point siapkan fisik untuk menempuh jalan mendaki dari area parkir dan ratusan anak tangga untuk sampai ke spot tertinggi. Bawa air minum secukupnya untuk melepas dahaga dan makanan kecil penambah energi, sebab di sepanjang tangga hingga anjungan pandang di Puncak Seruni Point tak ada penjual minuman dan makanan.Â
Hati-hati juga jika bersandar di pagar pembatas sepanjang tangga dan sekeliling anjungan pandang Puncak Seruni Point. Sekuat apapun pagar pembatas tersebut tentu punya batas kemampuan untuk menopang beban. Sangat riskan jika terlalu banyak orang bersandar di situ.Â
Perlu juga ada peringatan kapasitas maksimum daya tampung pengunjung di anjungan menara pandang di Puncak Seruni Point. Sebab sekokoh apapun bangunan tersebut didesain, tentu ada limit daya tahan maksimalnya. Tentu sangat beresiko jika sampai kelebihan beban.
Akhirnya, dengan gambaran perjuangan yang cukup melelahkan untuk sampai puncak dan beberapa warning yang perlu diperhatikan tersebut, Puncak Seruni Point sangat layak bahkan wajib dikunjungi mereka yang ingin memanjakan mata dan merefresh indera penglihatannya. Hitung-hitung juga olahraga yang menyehatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H