Go international adalah impian bahkan obsesi sebagian besar artis dalam negeri. Tak sedikit artis kita yang terbukti mampu berbicara banyak di luar negeri, pun demikian yang banyak bicara, memproklamirkan diri sudah lebih dulu sukses "go internesyenel"
Memang tak ada standar baku seseorang bisa dibilang go international. Mungkin mereka yang sudah berkiprah dan hasil karyanya bisa diterima serta mendapat apresiasi di luar negeri sudah bisa dibilang go international.
Jika demikian, cukup banyak artis kita yang layak disebut go international. Namun dari sekian banyak artis go international tersebut, kali ini saya akan fokus pada dua orang saja yang memang sedang hits dan ramai diperbincangkan. Mereka adalah Via Vallen dan Iko Uwais.
1. Via Vallen
Saat ini siapa yang tak kenal Via Vallen. Namanya sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, mulai pojok kampung hingga Ibu Kota. Lagu-lagunya sudah menjadi lagu wajib hampir di setiap even. Mulai level undangan perkawinan di pedesaan hingga resepsi mewah di auditorium megah perkotaan. Dari acara santai karaoke bersama hingga agenda seremonial resmi, lagu-lagunya nyaris tak absen menghiasi.
Nge-hitsnya Via Vallen belakangan ini ternyata membawa hikmah tersendiri. Momentum saat ia sedang berada di puncak popularitas, bertepatan dengan gelaran Asian Games 2018 dimana Indonesia bertindak sebagai tuan rumah.
Setelah melalui tahap seleksi dan pertimbangan yang matang, akhirnya INASGOC selaku panitia penyelenggara Asian Games 2018 memberikan kepercayaan kepada Via Vallen untuk membawakan Official Theme Song Asian Games 2018 yang berjudul "Meraih Bintang."
Tak hanya itu, pendangdut asal Jawa Timur ini juga mendapat kesempatan istimewa tampil pada Opening Ceremony Asian Games 2018 tanggal 18 Agustus kemarin. Meski sempat muncul perdebatan karena "lipsync," namun penampilannya malam itu terbilang sukses dan banyak mendapat apresiasi positif. Bahkan orang nomor satu di negeri ini ikut terhipnotis dengan berdendang dan bergoyang dayung.
Momen Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang merupakan pembuktian seorang Via Vallen, bahwa ia sudah layak disebut go international.Â
Lagu resmi Asian Games 2018 "Meraih Bintang" membuat namanya terkenal hingga ke luar negeri. Lagu ciptaan Parlin Burman Siburian itu telah dinyanyikan dalam setidaknya enam bahasa asing oleh artis dan YouTubers profesional.
Belum lagi video cover singkat dan "reaction video" yang tak terhitung jumlahnya. Semua video tersebut bisa dipastikan memunculkan nama Via Vallen sebagai penyanyi asli, baik di judul maupun deskripsinya.
Pun demikian saat Via Vallen benar-benar tampil di opening ceremony menghipnotis penonton dengan dendang dan goyangannya. Tak hanya penonton di GBK dan pemirsa televisi nasional, tapi juga penonton dari berbagai penjuru dunia yang ikut menyaksikan secara live streaming. Ya, malam itu lewat opening ceremony Asian Games 2018, Via Vallen sukses mendunia.
Pada beberapa kesempatan wawancara Via Vallen mengaku tak berambisi untuk go international. Terkait official theme song Asian Games 2018 yang dinyanyikannya, dengan merendah Via Vallen menyebut itu sebagai rezeki. Diakuinya masih ada artis lain yang sebenarnya bagus dan layak selayak-layaknya untuk membawakan lagu resmi Asian Games 2018.
Lepas dari faktor rezeki sebagaimana diakuinya sendiri, "go international"nya Via Vallen ini terjadi pada momentum yang tepat di saat ia dalam performa terbaik dan popularitasnya sedang berada di puncak. Tak bisa dikesampingkan juga, pilihan untuk konsisten di jalur dangdut ternyata membawa hikmah tersendiri. Akhirnya genre musik asli Indonesia itu jadi pilihan utama sebagai warna official theme song dengan Via Vallen sebagai penyanyinya.Â
Yang menarik adalah cara Via Vallen go international yang mengalir asyik, seasyik dendang dan goyang dangdut yang dibawakannya. Tak ada gembar-gembor go international, tanpa harus menggandeng artis international apalagi hijrah ke luar negeri, Via Vallen telah mampu berbicara banyak di mancanegara.
Via Vallen go international tanpa harus keluar dari jalur yang dijalaninya selama ini yaitu dangdut. Tak harus bergaya kebarat-baratan atau meniru style K-Pop ataupun J-Pop untuk bisa diterima secara global.
Popularitas yang membawanya semakin mengglobal tak membuat Via Vallen lupa pada akarnya. Di berbagai kesempatan, bahasa Jawa Timuran dengan logat yang medok sering diucapkannya secara spontan. Kata-kata sapaan khas Jawa seperti "sampean", "panjenengan," "Mas" dan "Mbak" acapkali diucapkan pada lawan bicaranya bahkan di acara resmi sekalipun.
Konsistensinya berdangdut sejak awal meniti karier hingga berada di puncak popularitas seperti sekarang terbukti berbuah manis. Kini tak hanya Via Vallen yang go international, musik dangdut juga semakin mendunia.
2. Iko Uwais
Jika Via Vallen populer lewat kemampuan olah suara, maka Iko Uwais terkenal berkat olah dan gerak tubuh, dalam hal ini pencak silat. Kepiawaiannya berpencak silat menarik perhatian sutradara Gareth Evans yang kemudian mengajaknya bermain di film "Merantau."
Respon positif atas aksinya di film "Merantau," berlanjut di film keduanya dengan Gareth Evans "The Raid." Di film tersebut Iko Uwais membuktikan kapasitas dan kemampuannya sebagai pesilat sekaligus aktor laga dengan aksi tarung brutal dan koreografi memukau yang mengundang decak kagum penikmat dan kritikus film. Alhasil "The Raid" disebut-sebut sebagai salah satu dari film "action" terbaik sepanjang masa.
Sukses "The Raid" berlanjut dengan sekuelnya "The Raid 2 : Berandal" masih dengan Iko Uwais sebagai pemeran utama sekaligus pengarah adegan laga. Sebagaimana seri pertama, "The Raid 2" kembali mendapat respon positif dari pemerhati dan kritikus film yang juga menyebutnya sebagai salah satu aktor laga terbaik. Namanya kemudian disejajarkan dengan aktor laga senior macam Jackie Chan dan Jet Li.
Dwilogi "The Raid" semakin membuka jalan bagi Iko Uwais untuk masuk ke industri film internasional. Saat diawancarai "The Hollywood Reporter" baru-baru ini, Iko terang-terangan mengakui jika pencapaiannya sejauh ini datang karena "The Raid."
Suami penyanyi Audy inipun terlibat pada beberapa film yang dipasarkan secara global. Sebut saja film fiksi ilmiah "Beyond Skyline" dengan aktor Frank Grillo, "Man of Tai Chi" dengan aktor Keanu Reeves dan "Headshot" dimana ia bermain sebagai pemeran utama.
Bahkan sutradara top Hollywood sekelas J.J. Abrams "kepincut" dengan aksinya di "The Raid" yang kemudian mengajaknya tampil walau sesaat di film "Star Wars : The Force Awakens." Kemunculannya bersama rekan-rekannya alumni "The Raid" seperti Yayan Ruhian dan Cecep Arief Rahman cukup mencuri perhatian penikmat dan pemerhati film.
Meski kebagian peran kecil, namun profesionalisme Iko dan rekan-rekannya untuk film ini patut diapresiasi. Isu keterlibatannya dan kawan-kawan sebenarnya sudah santer berhembus sejak masa produksi, namun Iko baru mau buka suara saat film tersebut sudah resmi dirilis. Padahal sebelumnya sang sutradara J.J. Abrams sudah mengkonfirmasi keterlibatannya bersama geng "The Raid." Â Â Â
Sikap tenangnya menanggapi konfirmasi langsung dari J.J. Abrams juga patut diapresiasi. Iko tak terjebak pada euphoria kegembiraan, ia mampu menahan diri dengan tak banyak berkomentar walaupun sang sutradara sudah mengiyakan keterlibatannya. Iko dengan rendah hati meresponnya santai. Ia tetap bersikap profesional dengan menahan diri tak banyak berkomentar dan tanpa koar-koar.
Yang terbaru, sutradara kenamaan Hollywood Peter Berg mengajak Iko Uwais bermain di film "Mile 22." Tak tanggung-tanggung, di film ini Iko harus beradu akting dengan aktor dan aktris papan atas seperti Mark Wahlberg, John Malkovic, Lauren Cohan serta atlit tarung bebas Ronda Rousey.
Meski bukan sebagai pemeran utama, di film ini Iko Uwais mendapatkan porsi cukup besar dengan peran cukup penting. Sang sutradara Peter Berg bahkan terang-terangan mengaku bahwa Iko Uwais adalah alasannya membuat film Mile 22. Dan terbukti, Iko Uwais menyelamatkan "Mile 22" dari review kurang memuaskan dari para kritikus film.
Walaupun filmnya sendiri banyak mendapat review negatif dari para pengamat dan kritikus film, akting dan aksi gelut Iko Uwais justru menuai pujian. Namanya semakin sering muncul di berbagai pemberitaan media internasional. Beberapa proyek film Hollywood sudah menanti, salah satunya serial TV Netflix "Wu Assasin" di mana ia juga bertindak sebagai produser.
Pencapaian Iko sejauh ini bisa jadi inspirasi berharga bagi siapapun yang bermimpi go internasional. Tak perlu banyak cakap dan tanpa obral komentar untuk dikenal secara internasional. Iko berbicara dengan gerak silat memukau yang mampu menghipnotis penikmat dan pemerhati film dunia.
Penutup
Pencapaian dua artis kebanggan Indonesia dari dua bidang yang berbeda ini patut diapresiasi sekaligus menjadi inspirasi bagi siapapun yang bermimpi go international.Â
Mereka meraihnya dengan cara yang tak instan namun melalui proses yang cukup panjang. Berkat keuletan, komitmen serta konsitensi pada jalur yang dipilih, Via vallen dan Iko Uwais yang awalnya bukan siapa-siapa kini menjadi artis papan atas yang sangat diperhitungkan.
Via Vallen yang mengaku pernah "ngamen" waktu masih SD, menjelma menjadi pedangdut dengan honor manggung konon termahal saat ini. Demikian pula Iko Uwais yang pernah berprofesi sebagai driver perusahaan telekomunikasi, kini menjadi aktor laga terkenal yang mampu menembus industri perfilman Hollywood.
Keduanya juga tergolong artis "low profile." Kesuksesan dan popularitas mereka raih karena prestasi bukan sensasi. Via Vallen sukses mengangkat dangdut menjadi semakin berkelas dan disukai semua kalangan. Demikian pula Iko Uwais, membawa pencak silat semakin mendunia dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Tanpa gembar-gembor, tanpa koar-koar dan nyaris tanpa ambisi go international, Via Vallen dan Iko Uwais mampu berbicara lantang menembus batas negara, bahasa dan budaya.
"Meraih Bintang" yang berbau dangdut sebagai musik khas Indonesia, menjadi semakin mendunia dengan refrain ikoniknya "yo yo ayo yo ayoyo yo ayo." Sementara Iko Uwais semakin diperhitungkan di industri perfilman global dengan kepiawaiannya meramu akting dengan aksi bela diri khas Indonesia, pencak silat.
Mereka berdua membuktikan bahwa dengan tetap mempertahankan jati diri bangsa mereka mampu mendunia. Dan tak perlu mengaburkan identitas diri untuk bisa go international.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H