Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Alun-alun Kota Kraksaan Kembali Jadi Lautan Manusia

29 Januari 2018   13:14 Diperbarui: 29 Januari 2018   19:02 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keempat host bersama beberapa artis yang tampil di hari pertama Panggung Gembira, Sabtu (27/1/2018)

Mengulang sukses Karnaval Inbox SCTV tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Probolinggo bekerjasama dengan stasiun TV Indosiar kembali menggelar acara serupa. Masih di alun-alun Kota Kraksaan, selama dua hari, Sabtu (27/1/2018) dan Minggu (28/1/2018) digelar acara Panggung Gembira dalam rangka Hari Jadi ke 8 Kota Kraksaan sebagai Ibu Kota Kabupaten Probolinggo.

Tahun lalu saya sempat sedikit mengulas sukses Karnaval Inbox dalam artikel di Kompasiana berjudul "Ketika Alun-Alun Kota Kraksaan Jadi Lautan Manusia." Sebagai bentuk atensi dan apresiasi sekaligus sumbang bahan evaluasi kembali saya coba mengulasnya dalam tulisan ini.

Sebagaimana Karnaval Inbox tahun lalu, Panggung Gembira secara keseluruhan bisa dibilang berlangsung lancar dan sukses. Salah satu indikator kesukesan tersebut bisa dilihat dari membludaknya jumlah penonton yang datang membanjiri alun-alun Kota Kraksaan. Nyaris tak ada sudut strategis di alun-alun kebanggan masyarakat Kabupaten Probolinggo itu yang kosong. Alun-alun Kota Kraksaan terselimuti ribuan manusia yang datang untuk menikmati hiburan gratis selama dua hari itu.

Membludaknya penonton yang menyaksikan Panggung Gembira di Alun-Alun Kota Kraksaan
Membludaknya penonton yang menyaksikan Panggung Gembira di Alun-Alun Kota Kraksaan
Tak hanya dari Kota Kraksaan dan sekitarnya, penonton datang dari berbagai penjuru Kabupaten Probolinggo. Bahkan masyarakat penikmat musik dan pecinta dangdut dari daerah tetangga rela jauh-jauh datang ke Kraksaan untuk menyaksikan penampilan artis idolanya. Deretan artis yang tampil pada acara tersebut menjadi magnet penarik kedatangan para penggemar. Belum lagi kuartet host heboh Chand Kelvin, Upiak Isil, Farid dan Reza Bukan.

Pedangdut Sodiq yang tampil di hari kedua Panggung Gembira, Minggu (28/1/2018)
Pedangdut Sodiq yang tampil di hari kedua Panggung Gembira, Minggu (28/1/2018)
Di hari pertama, Sabtu (27/1/2018) penonton dihibur dengan penampilan Wika Salim, Ratna Antika, Duo Racun Youbi Sister, Nisa D' Academy (DA), Rani DA, Dimas Tejo dan Zivilia Band. Sementara di hari kedua, Minggu (28/1/2017) artIs yang tampil tak kalah kerennya seperti Tasya Rosmala, Sodiq, Weni DA, Rafly DA, Ega DA, Raiga DA, Duo Alvin, Lady Gula-Gula dan Kangen Band.

Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari tampil di panggung disambut Tari Rerere
Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari tampil di panggung disambut Tari Rerere
Panggung Gembira kali ini juga memberikan kesempatan kepada potensi lokal untuk tampil. Di hari pertama kesenian Jaran Bodhag dari Kecamatan Lumbang mengiringi penampilan Wika Salim dan Nisa DA yang menyanyikan lagu hits "Jaran Goyang." Ada juga penampilan Tari Rerere menyambut kedatangan Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari di atas panggung.

Wika Salim dan Nisa DA membawakan lagu Jaran Goyang
Wika Salim dan Nisa DA membawakan lagu Jaran Goyang
Pemecahan rekor nasi bakar terpanjang juga dilaksanakan di hari pertama. Nasi bakar yang diberi nama Nasi Pesisir itu dibuat oleh ibu-ibu PKK Kecamatan Kraksaan.  Sementara di hari kedua diperkenalkan Soto Kraksaan yang diklaim sebagai salah satu kekayaan kuliner khas Kabupaten Probolinggo.           

Sekda Kab.Probolinggo Soeparwiyono memperkenalkan Soto Kraksaan kepada para host Panggung Gembira
Sekda Kab.Probolinggo Soeparwiyono memperkenalkan Soto Kraksaan kepada para host Panggung Gembira
Bukan Cuma kekayaan budaya dan kuliner daerah, potensi putra putri terbaik Kabupaten Probolinggo di bidang tarik suara juga ikut dimunculkan. Di hari kedua, lima penyanyi lokal yang telah melalui tahap audisi kembali berkompetisi untuk kemudian berkesempatan tampil duet dengan Rafly DA dan Tasya Rosmala. Ada juga kompetisi berjoget kocak Tak Tung Tuang ala Upik Isil yang diikuti ibu-ibu dan remaja putri Kraksaan dan sekitarnya.

Penggemar Ratna Antika yang menamakan kelompok mereka RAFC ikut meramaikan Panggung Gembira
Penggemar Ratna Antika yang menamakan kelompok mereka RAFC ikut meramaikan Panggung Gembira
Pagelaran selama dua hari itu semakin meriah dengan kedatangan beberapa kelompok penggemar artis-artis yang tampil. Di hari pertama hadir rombongan penggemar Ratna Antika yang menamakan diri mereka Ratna Antika Fans Club (RAFC) dari Pasuruan. Sementara di hari kedua fans Kangen Band memadati sisi selatan panggung. Di sisi utara kelompok penggemar Tasya Rosmala, SNC (Sahabat Najwa Camila) kompak berjoget seiring irama lagu. Sekedar informasi, Najwa Camila Tasya adalah nama lengkap Tasya Rosmala.

Rafly DA nampak mesra berduet dengan penyanyi dangdut belia Tasya Rosmala
Rafly DA nampak mesra berduet dengan penyanyi dangdut belia Tasya Rosmala
Ega DA tampil di hari kedua Panggung Gembira, Minggu (28/1/2018)
Ega DA tampil di hari kedua Panggung Gembira, Minggu (28/1/2018)
Di antara beberapa lagu yang dimainkan, ada dua lagu yang saat ini sedang hits dan sudah menjadi lagu wajib di setiap pertunjukan. Ya!, lagu tersebut adalah "Jaran Goyang" miliki Nella Kharisma dan hits Via Vallen "Sayang." Begitu populer dan disukainya lagu ini, suasana mendadak semakin bergemuruh saat dua lagu tersebut dinyayikan.

Tanpa dikomando ribuan penontonspontan ikut benyanyi dan berjoget mengikuti irama musik, termasuk saya yang juga pemerhati Via Vallen dan Nella Kharisma. Sempat terbesit di pikiran saya saat lagu "Sayang" dinyanyikan rame-rame ketika itu. Baru lagunya saja yang dinyanyikan orang lain, suasana siang itu bisa sedemikian hebohnya, bagaimana jika Via Vallen sendiri yang tampil menyanyikannya.

Penonton yang nampak bersemangat ikut menyanyi dan bergoyang bersama
Penonton yang nampak bersemangat ikut menyanyi dan bergoyang bersama
Beruntung saya dan beberapa rekan sekantor punya akses masuk barikade dan mengambil posisi strategis di depan panggung. Dengan leluasa saya bisa ikut merasakan langsung keseruan selama dua setengah jam pertunjukkan dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB, di bawah cuaca yang kadang mendung kadang panas selama dua hari itu.

Para host bersama peserta kompetisi menyanyi duet dengan idola
Para host bersama peserta kompetisi menyanyi duet dengan idola
Saking serunya sampai-sampai tanpa saya sadari saya ikut bergoyang bersama penonton yang memenuhi area sekitar bibir panggung. Beberapa kali saya "terpaksa" ikut bergoyang dengan konsekuensi muncul pertanyaan nantinya, "Tumben joget? Ndak malu kelihatan joget di depan?." Ah sudahlah, justru nampak aneh kalau saya hanya diam di saat musik yang dimainkan membuat semua orang bergoyang.

Zivilia Band tampil membawakan lagu andalannya Aishiteru
Zivilia Band tampil membawakan lagu andalannya Aishiteru
Komposisi artis yang tampil pada Panggung Gembira kali ini memang sedikit berbeda dari Karnaval Inbox SCTV tahun lalu. Jika pada karnaval Inbox lebih dominan dengan penampilan artis bergenre Pop, maka untuk Panggung Gembira lebih banyak penampilan artis dengan jenis musik dangdut. Meski demikian, jumlah penonton yang datang sama-sama luar biasa banyaknya, jika boleh dibilang "spektakuler!"

Kangen Band tampil di hari kedua Panggung Gembira, Minggi (28/1/2018)
Kangen Band tampil di hari kedua Panggung Gembira, Minggi (28/1/2018)
Walaupun jumlah penonton yang datang luar biasa banyaknya, secara keseluruhan pertunjukan selama dua hari itu berjalan aman terkendali. Hal ini berkat kesigapan petugas keamanan gabungan baik di dalam barikade sekitar panggung maupun di luar barikade. Petugas keamanan yang terdiri dari security internal stasiun TV yang berkonsentrasi di dalam barikade didukung Satpol PP dan aparat kepolisian yang disebar di berbagai sudut alun-alun.

Penampilan Lady Gula-Gula di hari Kedua Panggung Gembira, Minggu (28/1/2018)
Penampilan Lady Gula-Gula di hari Kedua Panggung Gembira, Minggu (28/1/2018)
Meskipun sempat terjadi insiden yang tak diinginkan, itu karena ulah segelintir oknum tak bertanggung jawab yang berbuat konyol di saat ribuan penonton justru dengan damai menikmati hiburan musik sambil bergoyang gembira. Dalam keramaian semacam konser dangdut, gesekan antar penonton terutama kaum muda yang gampang emosi memang sering terjadi. Berkat kesigapan petugas, beberapa insiden dapat teratasi hingga tak mengganggu jalannya pagelaran secara keseluruhan.

Hal lain yang sempat menjadi kekhawatiran adalah kondisi alun-alun setelah berlangsungnya acara, terutama kondisi rumput dan tanaman hias di sekitarnya. Namun dari pengamatan di lapangan beberapa saat usai pagelaran, kondisi rumput masih relatif baik. Demikian pula dengan kondisi tananaman hias dan taman bermain di sudut alun-alun, masih utuh seperti sediakala.

img-9635-jpg-5a6eba23dcad5b3aaa17b8e3.jpg
img-9635-jpg-5a6eba23dcad5b3aaa17b8e3.jpg
Kondisi beberapa sudut alun-alun usai pagelaran
Kondisi beberapa sudut alun-alun usai pagelaran
Memang ada sebagian tanaman yang sudah diprediksi terkena dampak karena berada di sepanjang jalur tengah alun-alun. Namun pihak terkait tentu sudah mempersiapkan tanaman pengganti sehingga dalam waktu yang tak terlalu lama akan kembali tumbuh indah seperti semula.

img-9641-jpg-5a6eba5ff133445aae080c34.jpg
img-9641-jpg-5a6eba5ff133445aae080c34.jpg
Kondisi beberapa sudut alun-alun usai pagelaran di hari kedua
Kondisi beberapa sudut alun-alun usai pagelaran di hari kedua
Memasuki tahun politik, mobilisasi massa sebagai bentuk unjuk kekuatan adalah hal yang nyaris tak bisa dielakkan. Sudah jadi rahasia umum jika mobilisasi massa sering kali tak cuma-cuma dan tak murah. Namun apa yang terjadi selama dua hari kemarin, ribuan massa datang memenuhi alun-alun dengan sukarela, riang gembira tanpa tekanan, tanpa paksaan dan tanpa iming-iming imbalan rupiah

Membludaknya penonton meski jenis musik yang ditampilkan beragam membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang bisa diterima dan dipahami siapa saja, dari berbagi golongan dan latar belakang sosial ekonomi. Tak peduli tua muda, miskin atau kaya semuanya tumpek blek di alun-alun Kota Kraksaan, bernyanyi dan bergoyang bersama... Haa'ee... haa'ee... haa'eeee...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun