Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Saya Memakai Kaos Bertuliskan Dua Biduan Dangdut Terpouler Saat Ini

6 Januari 2018   12:56 Diperbarui: 7 Januari 2018   14:22 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dody Kasman pakai kaos Nella Kharisma...???!!! Demikian teriak salah saorang sahabat begitu melihat T-Shirt yang saya pakai. Ada lagi yang berteriak histeris setelah membaca tulisan di kaos berwarna putih itu. "Haaahhh???!!! Konco Mesra Nella Kharisma??? Opo-opoan Iki?" begitu teriaknya setengah tak percaya.

Ketika itu saya beserta beberapa rekan kerja menikmati akhir pekan terakhir 2017 di salah satu kota pengunungan Jawa Timur. Karena santai maka saya pilih pakaian yang santai pula. Kombinasi T-shirt dan celana jeans. Satu T-shirt putih Nella Kharisma yang saya pakai saat berangkat dan satu kaos oblong Via Vallen berwarna hitam sebagai ganti saat pulang.

Dan hari itu saya sukses membuat orang-orang terdekat di sekitar saya terkejut, terheran-heran hingga histeris. Meski tidak anti dangdut, tapi nyaris tak ada yang percaya saya bisa sebegitu "gilanya" sampai mau pakai kaos bertuliskan Nella Karisma dan Via Vallen.

Bahkan ada seorang teman yang minta foto bersama. Bukan foto bersama saya sebenarnya, tapi foto dengan kaos yang saya pakai. "Kok cek niate nganggo kaos iku Pak?" begitu celetuknya yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia :"Kok niat bener pakai kaos itu Pak?"

dokpri
dokpri
Maka berfotolah kami dengan pose saling membelakangi. Ternyata dia lebih memilih tulisan yang ada di bagian punggung kaos yang saya pakai. "Seru ini Pak, tak upload di instagram nanti," ujarnya sambil berpose di samping punggung saya yang bertuliskan "Separuh Nyawa -- Nella Kharisma."

Pun demikian ketika saya pakai kaos bertuliskan Via Vallen pada suatu hari Jum'at saat senam pagi bersama di kantor. Ada yang berkomentar singkat "istimewa," tapi ada juga teman yang berkomentar sedikit pedas "Arek iku kadang waras kadang sehat," sindirnya.  

dokpri
dokpri
Mungkin selama ini orang-orang terdekat, mulai keluarga hingga teman sekolah lebih mengenal saya sebagai "die hard" fansnya Michael Jackson, pemerhati  Fatin, penggemar rock band dan boyband era 90 dan 2000an. Hingga ketika saya pakai kaos berbau dangdut koplo ala Via Vallen dan Nella Kharisma, mereka pun seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Awalnya memang iseng saja saya order merchandise dua penyanyi muda yang sedang naik daun itu. Sudah saya perkirakan akan terjadi kehebohan ketika saya pakai kaos itu di depan sahabat-sahabat dekat. Walau iseng, bukan tanpa alasan saya order dan dengan senang hati bahkan bangga memakai kaos tersebut.

Via Vallen dan Nella Kharisma sedang menapaki tangga kesuksesan di blantika musik tanah air. Kesuksesan lagu dangdut koplo berbahasa Jawa "Sayang" yang dinyanyikan Via Vallen, diakui atau tidak ikut mendongkrak popularitas lagu dengan genre sejenis yang juga berbahasa Jawa. Sebutlah salah satunya yang sangat populer, "Jaran Goyang"nya Nella Kharisma.

Jadilah lagu-lagu dua artis belia asal Jawa Timur itu booming dan semakin populer. Maka sebagai sesama orang Jawa Timur pada khsususnya dan Indonesia pada umunya, sudah sepantasnya saya ikut bangga atas pencapaian mereka berdua. Pencapaian Via dan Nella patut diapresiasi dan layak untuk terus disupport. Diakui atau tidak, melejitnya popularitas Via vallen disusul Nella Kharisma sukses merubah image dan mengangkat dangdut koplo ke level yang lebih tinggi.

Dengan penampilan wajar dan cara berbusana yang sopan, tanpa harus goyang aneh-aneh lagu-lagu yang mereka bawakan sanggup menghipnotis jutaan penikmat musik tanah air untuk ikut bergoyang dan berdendang, tak peduli mereka mengerti Bahasa Jawa atau tidak. Dan salah satu ungkapan rasa bangga itu saya wujudkan dengan mengenakan kaos bertuliskan nama mereka.

Bagaimanapun saya tak perlu didikte harus berpakaian apa. Berkaos, berkemeja, berjubah, berjaket atau apalah. Saya cukup paham situasi dan kondisi, kapan dan bagaimana harus berpenampilan. Yang pasti saya berkaos Vyanisty dan Nella Lover saat santai di hari libur akhir pekan, bukan di hari dan jam kerja efektif.

Sebab pada kenyataannya masih ada saja pejabat publik level atas yang entah karena lupa atau memang disengaja untuk cari perhatian, berkaos oblong di hari dan jam kerja efektif sambil melakukan kegiatan peresmian. Apalagi kegiatan peresmian tersebut dilaksanakan di hari pertama efektif masuk kerja tahun 2018 tanggal 2 Januari kemarin.

Kaos yang saya pakai bukan pula kaos partai politik atau tokoh politik dengan segala kepentingannya. Bukan pula kaos bergambar lambang organisasi yang dilarang pemerintah. Asal saya suka dan merasa nyaman mengenakannya, sepanjang tidak mengganggu privasi orang lain maka sah-sah saja saya pakai berkaos, termasuk kaos bertema Via Vallen dan Nella Kharisma.

Pastinya bukan cuma saya yang tersihir pesona Via dan Nella hingga dengan begitu nyaman dan bangganya mengenakan merchandise mereka. Tanpa paksaan dan tanpa iming-iming imbalan kami dengan sukarela dan riang gembira berkaos Vyanisty dan Nella Lover. Tak perlu dimobilisasi dengan imbalan rupiah semisal pengerahan massa untuk kepentingan politik.

Maka memasuki tahun politik 2018-2019 yang bakal hiruk pikuk dengan Pilkada serentak dan Pilpres, nama Via Vallen dan Nella Kharisma sangat potensial untuk dijadikan penarik dukungan massa. Meski pilihan politik adalah hak setiap warga negara, namun alangkah bijak jika keduanya tak terlibat langsung secara vulgar dalam hal dukung mendukung tersebut.

Akan lebih indah kiranya jika mereka berdua terus memainkan peran sebagaimana yang telah mereka lakukan sejauh ini. Menghibur sekaligus menjadi penyejuk meningkatnya suhu sosial politik yang sudah bisa dirasakan saat ini. Biarlah Via dan Nella menjadi pemersatu dengan dendang lagu yang bisa dipahami oleh segala golongan dan semua lapisan masyarakat.  

Janganlah persatuan dan kesatuan yang telah tergalang di bawah bendera Vyanisty dan Nella Lover tercerai berai dengan menggiring penggemar agar mendukung kepentingan politik tertentu. Sebab penggemar mereka sangat heterogen dengan latar belakang sosial beranekaragam yang sudah barang tentu beragam pula aspirasi politiknya.

Bagaimanapun juga penggemar Via Vallen dan Nella Kharisma seperti saya tak perlu didikte dalam menyalurkan aspirasi berdasarkan pilihan yang saya yakini. Sebagaimana saya bebas memakai kaos Via Vallen dan Nella Kharisma betapapun "menyakitkannya" komentar orang-orang terdekat di sekitar saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun