Dan seperti biasa, Presiden Jokowi kembali memberikan kuis berhadiah sepeda untuk undangan yang hadir saat itu. Kali ini ada tiga orang yang beruntung membawa pulang sepeda istimewa setelah berhasil menyebutkan nama tujuh pulau dan sila-sila Pancasila.
Usai acara di tenda utama, Presiden Jokowi melakukan peninjauan lapangan dan berdialog singkat dengan kelompok tani di saung. Untuk acara yang satu ini, pihak Paspampres hanya mengijinkan awak media meliput dan wawancara sebentar, selain itu dilarang mendekat. Saya pun bertahan di tenda utama tak ikut-ikutan menuju saung sebab di sana sudah ada tiga orang rekan yang bertugas.
Tapi belum usai kegiatan di saung dan wartawan masih mewawancarai Presiden,seorang rekan yang seharusnya bertugas di saung tiba-tiba sudah ada di tenda utama. Tak lama kemudian, dua rekan yang lain juga menyusul usai bergeser ke tenda utama. Rupanya acara di saung benar-benar steril  hingga Paspamres meminta semua awak media menyingkir dari tempat tersebut.
Meskipun kami mengenakan seragam beratribut pemerintah daerah dan kementerian plus id card, bukan jaminan untuk bisa berlama-lama berada di dekat Presiden walau dengan alasan tugas peliputan dan dokumentasi. Saya pun sangat maklum dengan hal tersebut sebab tentunya pihak Paspampres sudah punya standar baku untuk menjamin keamanan dan kenyaman Presiden.
Acara di saung hanya  berlangsung sekitar 15 menit sekaligus sebagai penanda berakhirnya rangkaian kegiatan  siang itu sekira pukul 11.10 WIB. Sebelum menuju mobil kepresidenan, Presiden Jokowi menyempatkan diri menyapa dan foto bersama anak-anak SD yang hari itu juga ikut mengisi acara.
![Siswa/siswi SD berteduh sejenak menunggu Presiden Jokowi sesaat sebelum meninggalkan lokasi acara](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/05/img-7896-jpg-59fe701474bbb03c7d79a6e2.jpg?t=o&v=555)
![Presiden Jokowi foto bersama siswa/siswi SD sesaat sebelum meninggalkan lokasi dan penampakan laki-laki misterius di belakang (tanda panah)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/05/img-7914-jpg-59fe7069f33a2d07cc3420c2.jpg?t=o&v=555)
Hingga saat saya kembali ke rumah sore harinya, Nia bertanya lugu "Yah, kenapa Pak Jokowi naik helikopter? Kok ndak naik mobil seperti Pak SBY, jadi aku bisa teriak lagi minta duit buat beli es krim," tanyanya polos. Saya hanya bisa tersenyum tanpa memberikan jawaban.
Sebagai orang daerah yang jarang didatangi Presiden, kunjungan Presiden Jokowi kali ini terbilang sangat singkat dan seremonial. Saya yakin masyarakat masih ingin punya lebih banyak waktu berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemimpinnya.
![Tamu undangan dan warga masyarakat meninggalkan lokasi setelah acara usai](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/05/img-7919-jpg-59fe71455169951a08726992.jpg?t=o&v=555)
Tapi bagaimanapun juga, kunjungan Presiden Jokowi kali ini patut disyukuri dan diapresiasi. Kunjungan ini menjawab keraguan datang tidaknya Presiden Jokowi ke bumi Probolinggo, sebab isu kedatangannya sudah berhembus sejak bulan Juli dan beberapa kali sempat mengalami penundaan.