Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kampung Kelir Kalibuntu, Kampung Nelayan Penuh Warna

11 Mei 2017   18:57 Diperbarui: 12 Mei 2017   03:00 3007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu, panas terik matahari tak menyurutkan niat saya untuk menjelajah pesisir utara Kota Kraksaan ditemani seorang sahabat. Dengan berboncengan sepeda motor kami memasuki wilayah Desa Kalibuntu, salah satu desa di wilayah Kecamatan Kraksaan yang terkenal sebagai kawasan pemukiman nelayan.

Sebenarnya ini bukan pertama kali saya menyusuri kampung nelayan tersebut. Tapi jujur saja, kali ini saya jauh lebih bersemangat dari biasanya. Jika dulu ada rasa enggan karena cuaca panas dan sengatan bau jemuran ikan serta sampah yang kerap berserakan, kini semua itu tak saya hiraukan. Rasa penasaran atas info menarik yang disampaikan seorang teman membuat saya tak menghiraukan itu semua.

Kondisi salah satu sudut Desa Kalibuntu sebelum disulap menjadi Kampung Kelir
Kondisi salah satu sudut Desa Kalibuntu sebelum disulap menjadi Kampung Kelir
Salah satu ruas jalan Desa Kalibuntu sebelum dicat warna-warni
Salah satu ruas jalan Desa Kalibuntu sebelum dicat warna-warni
Dan benar, setelah sekitar dua kilometer melewati jalan desa menuju bibir pantai kami mendapati pemandangan yang sangat kontras dengan apa yang telah kami lihat sebelumnya. Pandangan saya mendadak penuh warna, warna-warni, full color!

Salah satu sudut Kampung Kelir Kalibuntu
Salah satu sudut Kampung Kelir Kalibuntu
Salah satu sudut kampung kelir Kalibuntu
Salah satu sudut kampung kelir Kalibuntu
Akhirnya saya sampai di lokasi yang oleh teman saya diinfokan sebagai Kampung Kelir alias Kampung Warna. Seminggu sebelumnya ia menginformasikan rencana kegiatan yang menurut saya sangat menarik itu. Seribu anggota Pramuka melakukan kegiatan pengecatan di sepanjang jalan dan bangunan di salah satu sudut Desa Kalibuntu.

Pemandangan penuh warna di salah satu sudut jalan Kampung Kelir Kalibuntu
Pemandangan penuh warna di salah satu sudut jalan Kampung Kelir Kalibuntu
Tapi kegiatan kali ini bukan pengecatan untuk rehabilitasi atau keperluan kerapian dengan satu atau dua warna cat saja. Mungkin terinspirasi Kampung Warna Jodipan Malang dan beberapa kampung warna di daerah lain, kampung pinggir pantai itu disulap jadi pemukiman penuh warna.

Seorang warga ikut serta dalam kegiatan pewarnaan
Seorang warga ikut serta dalam kegiatan pewarnaan
Tak sekedar dicat warna-warni, pada beberapa bagian nampak gambar yang sudah didesain sebelumnya. Mulai gambar dengan desain sederhana hingga yang rumit macam mural dan tak sedikit yang bermotif batik tradisional.

Ternyata desain batik tersebut digarap langsung oleh beberapa pegiat batik di Kabupaten Probolinggo. Yang luar biasa, di tengah terik panas matahari para pengrajin & pegiat batik itu mengerjakannya dengan sukarela, bahkan mereka menyumbang peralatan yang sedianya disiapkan panitia.

Proses pengecatan oleh anggota Pramuka
Proses pengecatan oleh anggota Pramuka
Penyulapan pemukiman nelayan di pesisir utara Kota Kraksaan menjadi penuh warna ini merupakan agenda utama Festival Wirakarya Kampung Kelir yang melibatkan 1000 anggota Pramuka dari Probolinggo dan Pasuruan.

Selama empat hari mulai Senin (1/5) hingga Kamis (4/5) para Pramuka dan perajin batik berkolaborasi melakukan berbagai kegiatan untuk membuat Desa Kalibuntu yang awalnya, maaf, kumuh menjadi bersih dan ceria penuh warna.

Proses pengecatan salah satu rumah warga
Proses pengecatan salah satu rumah warga
img-20170502-wa042-59145199747a615a4712bd4d.jpg
img-20170502-wa042-59145199747a615a4712bd4d.jpg
Dan kerja keras mereka akhirnya membuahkan hasil karya yang sanggup memanjakan mata. Setidaknya sebagaimana penglihatan saya, Sabtu siang (6/7) lalu ketika saya sampai di depan pertigaan jalan menuju arah pantai, kemudian memasuki wilayah Dusun Krajan dan Dusun Penambangan yang menjadi lokasi pewarnaan.

Awalnya saya kira hanya bangunan di sekitar jalan utama saja yang di cat warna-warni. Saya pikir nanggung kalau yang dicat Cuma bangunan di tepi jalan menuju bibir pantai saja. Tapi dugaan semi nyinyir itu terbantahkan ketika seorang anak memanggil saya untuk masuk gang tempat dia berdiri. “Masuk terus saja Pak, di dalam bagus-bagus gambarnya,” ajak anak itu dengan logat Maduranya yang kental.

Saya dan sahabat yang masih setia mengikuti pun menuruti ajakan anak itu. Dan benar saja, begitu belok masuk gang, warna-warni ceria langsung menyambut kedatangan kami. Semakin ceria dengan sambutan beberapa hangat anak yang bermain di sepanjang gang yang sesekali minta jepret dengan kamera yang saya bawa.

Ternyata bukan hanya bangunan di sepanjang jalan desa saja yang dibikin berwarna, tapi juga bangunan di dalam dusun hingga wilayah paling sudut perkampungan tersebut juga ikut terwarnai. Bukan hanya rumah, pagar dan bangunan milik warga yang diwarnai, beberapa fasilitas umum seperti jalan paving hingga MCK umum tak luput ikut jadi sasaran pengecatan. Bahkan bangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada tepat di bibir pantai ikut digoresi cat dengan warna ceria.

MCK umum yang tak luput ikut diwarnai
MCK umum yang tak luput ikut diwarnai
Tembok di sekitar tanah lapang tempat anak-anak bermain juga diwarnai
Tembok di sekitar tanah lapang tempat anak-anak bermain juga diwarnai
Sebagai tahap awal, kegiatan mewarnai kampung nelayan di Desa Kalibuntu ini bisa dibilang sukses meskipun baru dua dusun di Desa Kalibuntu terwarnai. Berkat kerjasama gerakan Pramuka didukung pemerintah daerah dan CSR beberapa perusahaan di Kabupaten Probolinggo, setidaknya bisa mengubah image kampung nelayan yang selalu diidentikkan dengan panas, kotor dan bau menjadi kampung yang rapi, bersih dan ceria penuh warna.

Salah satu sudut Kampung Kelir Kalibuntu yang penuh warna
Salah satu sudut Kampung Kelir Kalibuntu yang penuh warna
Ke depan perlu ada tindak lanjut agar kegiatan semacam ini dapat dilanjutkan di wilayah yang belum tersentuh kegiatan sejenis sehingga tak hanya satu sudut desa atau satu dua kampung saja yang terwarnai. Pelibatan warga setempat harus lebih ditingkatkan lagi, entah melalui mobilisasi tapi tentu sangat baik jika berangkat dari kesadaran mereka sendiri. Tak hanya saat pelaksanaan tapi juga setelahnya, saat warga setempat juga harus ikut merawat kelestarian hasil kegiatan tersebut. Dengan demikian kebersihan lingkungan dan keceriaan warna-warni di sekitar mereka dapat terus terjaga.

Gang sempit pun ikut diwarnai
Gang sempit pun ikut diwarnai
Satu hal yang menarik dari keberadaan Kampung Kelir ini. Tak ada warna yang dominan, semua warna digunakan bersama, bersanding, berdampingan dan ada juga yang dikombinasikan. Keberagaman warna inilah yang justru membuatnya menjadi semakin indah dan menarik untuk dipandang. Sebagaimana hidup ini, akan sangat menjemukan jika semua sama. Hidup menjadi indah karena perbedaan yang mampu bersanding menjadi satu harmoni yang saling mengisi dan melengkapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun