Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Ketika Kompasianer “Ndeso” Hadiri Launching Buku Pak SBY

23 Januari 2014   19:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_307828" align="aligncenter" width="466" caption="Suasana launching buku "][/caption]

Mungkin saya memang orang yang selalu beruntung dan keberuntungan itu sepertinya kembali berlanjut di awal tahun 2014 ini. Tanggal 17 Januari kemarin, saya yang “wong ndeso” alias orang desa kembali mendapat undangan ke Jakarta untuk menghadiri acara yang sangat istimewa. Hari Jum’at itu saya diundang untuk menghadiri launching buku “Selalu Ada Pilihan” karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Assembly Hall Jakarta Convention Centre (JCC).

Ya, ini adalah keberuntungan berulang yang sangat saya syukuri. Enam bulan sebelumnya tepatnya tanggal 5 Juli 2013, saya diundang untuk menghadiri Kopi Darat Istana untuk Rakyat (Kopdar Istura) Perdana di Istana Bogor bersama Presiden SBY sekaligus menyaksikan launching akun Facebook, Google+ dan YouTube beliau. Dua bulan sebelum itu, akun Twitter saya @Dody_Kasman difollback Presiden SBY.

Seperti sudah saya jelaskan pada tulisan terdahulu, keberuntungan ini berawal dari tulisan saya di Kompasiana tentang kunjungan Presiden SBY ke Gunung Bromo awal Mei 2013. Dari situlah semua keajaiban dan keberuntungan ini berlanjut. Tentu juga berkat beberapa pihak yang memungkinkan tulisan saya di Kompasiana terbaca dan mendapat apresiasi dari pihak Istana.

Seperti saat diundang Kopdar Istura Perdana, saya sama sekali tak punya bayangan bisa diundang untuk menghadiri launching buku istimewa itu. Sebenarnya rencana launching buku ini sudah disampaikan oleh Presiden SBY lewat akun Twitternya @SBYudhoyono yang menjelaskan bahwa peluncuran buku rencananya akan dilaksanakan awal Desember 2013. Sayapun langsung merespon tweet tersebut dan berharap bisa mendapatkan buku itu sekaligus mungkin membuat resensi buku, dari sudut pandang “wong ndeso” tentunya.

Alhamdulillah, ternyata saya tak hanya mendapatkan buku tersebut tetapi juga diundang untuk menghadiri launching yang dilaksanakan di JCC Jum’at (17/1) malam. Undangan tak terduga ini awalnya disampaikan oleh salah seorang Staf Kepresidenan seminggu sebelum hari H. Tanpa pikir panjang, saya langsung menyanggupi untuk hadir sambil menunggu informasi selanjutnya. Dua hari kemudian salah seorang panitia kembali memastikan kesediaan saya untuk hadir sambil memberikan beberapa informasi termasuk undangan yang harus saya ambil di Wisma Negara.

Setelah semuanya pasti, sayapun minta ijin pada pimpinan untuk menghadiri acara tersebut. Meskipun sebenarnya ini adalah undangan pribadi sebagai pegiat media sosial yang aktif menulis di Kompasiana, tapi sebagai etika aparatur di daerah saya harus minta ijin pada pimpinan langsung yakni Pak Camat. Alhamdulillah beliau mengijinkan apalagi acara launching dilaksanakan di luar jam kerja. Sebenarnya saya juga sudah menyampaikan ijin kepada Bupati melalui sekretaris pribadinya, namun hingga kepulangan dari Jakarta belum ada jawaban kapan saya bisa menghadap.

Jum’at siang saya sudah tiba di Jakarta dan bermaksud langsung menuju Wisma Negara untuk mengambil undangan. Tapi kembali saya diberi kemudahan, Staf Kepresidenan melalui SMS menyampaikan bahwa undangan akan diantar ke tempat saya menginap. Dengan demikian saya tak perlu ke Wisma Negara yang tentu saja harus melewati proses pemeriksaan sebelum bisa masuk ke dalam.

[caption id="attachment_307829" align="aligncenter" width="341" caption="Undangan Peluncuran Buku "]

1390479750432604302
1390479750432604302
[/caption]

Acara yang dilaksanakan malam hari itu membuat saya masih punya waktu untuk beristirahat dan menikmati suasana sore hari di Jakarta yang ketika itu mendung dan sudah banjir di beberapa tempat. Kebetulan ada teman sekolah sedaerah yang bekerja di Jakarta mengajak saya sore itu berkeliling seputar Senayan dengan sepeda motor Vespa tuanya. Sayapun tak bisa menolak ketika dia memaksa untuk mengantar saya ke JCC berVespa, padahal saya sudah berencana untuk naik taxi kesana. “Kalo naik taxi bisa lama karena macet, biar saya antar sekalian saya pulang ke rumah juga”, ucap teman saya ketika itu.

Setelah Maghrib kami meluncur ke JCC melewati lalu lintas Jakarta di sore hari yang sudah pasti padat dan macet disana-sini. Alhamdulillah, tak sampai 15 menit kami sudah sampai di akses masuk pintu 6 Senayan. Namun sayang, karena memang sudah menjadi prosedur pengamaman, tak semua kendaraan bisa masuk apalagi motor Vespa tua yang mengantar saya. Akhirnya sayapun harus sedikit berjalan kaki dari pintu 6 menuju Assembly Hall JCC. Berkat undangan yang saya bawa, segala sesuatunya menjadi mudah. Hanya dengan menunjukkan undangan, semua petugas dengan ramah menunjukkan arah menuju lokasi acara yang sama sekali tak pernah saya datangi sebelumnya.

Ada perasaan campur aduk begitu akan memasuki Assembly Hall JCC. Saya seperti “wong ndeso” yang hilang di tengah keramaian. Selama ini saya tahu JCC yang sering dipakai untuk pertemuan penting dan konser artis ibukota hingga mancanegara dari media khususnya TV. Belum lagi undangan yang kebanyakan para pejabat negara dan tokoh-tokoh penting nasional. Saya yang datang seorang diri dari daerah hanya bisa “tolah-toleh” kanan kiri berharap bisa bertemu orang yang saya kenal.

Alhamdulillah, begitu masuk ke tempat ramah tamah sebelum acara dimulai saya bertemu “Mas” dari Staf Kepresidenan yang langsung menyambut dan menyapa saya dengan ramah. Kehangatan dan keramahan sambutan itu membuat saya tak lagi merasa sepi. Setelah berbincang sejenak, Mas Staf Kepresidenan tersebut mempersilahkan saya menikmati hidangan yang tersedia. Saat itu pula akhirnya saya bertemu beberapa rekan dari Kopdar Istura Perdana yang juga mendapat undangan.

Begitu masuk Assembly Hall dan mengikuti acara yang dimulai pukul 20.00 WIB itu, tak henti-hentinya saya berucap syukur. Serasa mimpi, akhirnya saya yang “wong ndeso” bisa masuk di dalam Assembly Hall dan menyaksikan launching buku Presiden SBY bersama ratusan bahkan ribuan undangan yang didominasi orang-orang penting. Cukup lama saya tak menyadari jika di belakang saya ada Mas Leak Kustiya, Pemimpin Redaksi Jawa Pos yang sudah pasti menjadi undangan khusus pada acara tersebut.

Jika selama ini saya hanya bisa membayangkan suasana pertunjukan musik di JCC, maka malam itu mimpi saya itu menjadi kenyataan. Akhirnya saya bisa menikmati suara merdu Lala Karmela diiringi gitaris ternama Tohpati. Tak hanya itu, saya juga bisa menikmati suara khas penyanyi legendaris Ebiet G. Adhe. Dan tentu saja yang paling istimewa, saya kembali bisa mendengar dan menyaksikan secara langsung Presiden SBY menyampaikan penjelasan dan pencerahan terkait buku yang diluncurkannya malam itu. Momen berharga dan langka bagi “wong ndeso” dari daerah yang sangat jauh dari Ibukota seperti saya.

Banyak yang mengkritik Presiden SBY tak memiliki kepedulian karena meluncurkan buku saat bencana sedang terjadi di beberapa tempat di tanah air. Namun sebenarnya tak seperti itu. Presiden SBY sendiri menjelaskan sebenarnya launching akan dilakukan awal Desember, tapi karena padatnya agenda jelang akhir tahun maka rencana tersebut ditunda. Dipilih tanggal 17 Januari sebab hanya pada tanggal itulah Assembly Hall JCC bisa dipakai, karena banyak kegiatan lain yang dilaksanakan di tempat yang sama selain tanggal tersebut.

Jika diperhatikan, jelang peuncuran bukunya Presiden SBY justru menunjukkan kepeduliannya pada bencana dan musibah yang sedang terjadi. Lewat HP, saya sempat mengikuti beberapa tweet di TL beliau. Beberapa jam sebelum acara, Presiden SBY menerima laporan kondisi bencana di berbagai daerah dan memberikan arahan kepada pimpinan daerah bersangkutan serta Kepala BNPB untuk memastikan bantuan kepada masyarakat segera disalurkan.

“Saya baru sj telepon Gubernur DKI Jakarta, Sumut & Sulut utk tanyakan perkembangan situasi terkini di wilayah masing2”, demikian tweet Presiden SBY tanggal 17 Januari 2014 pukul 18.46 WIB. “Dr laporan para Gubernur tsb, scr umum bencana di wilayah masing2 sdh ditangani dg baik & bantuan jg sdh tersalurkan”, demikian bunyi tweet selanjutnya pukul 18.52 WIB. Beberapa saat kemudian berlanjut dengan tweet bahwa khusus untuk Sinabung Presiden SBY akan berkunjungi minggu depannya (23 s/d 25 Januari). Untuk Manado beliau sudah menugaskan Wakil Presiden untuk meninjau langsung. Dengan demikian tak perlu dipertanyakan lagi kepedulian Presiden SBY terhadap bencana yang sedang terjadi meskipun launching buku dilaksanakan saat itu.

Tak terasa dua jam acara istimewa itu berlangsung meriah dan sukses. Kembali saya mengucap syukur bisa menjadi saksi launching buku orang nomor satu di negeri ini. Semakin bersyukur karena semua undangan malam itu mendapat hadiah berupa goody bag berisi buku “Selalu Ada Pilihan” setebal 800 halaman lebih, buku saku berisi kutipan-kutipan dari buku tersebut dan satu buah flash disk berbentuk kartu identitas berisi foto-foto dan video teaser serta trailer launching buku.

[caption id="attachment_307831" align="aligncenter" width="388" caption="Cinderamata Istimewa dari acara launching buku "]

13904800561153112660
13904800561153112660
[/caption]

Dan yang sangat istimewa bagi saya pribadi, ternyata buku yang saya dapat termasuk salah satu dari 100 buku yang ditandatangani sendiri oleh Presiden SBY. Sebelumnya pembawa acara di akhir acara menyampaikan bahwa ada hadiah istimewa berupa 100 buku yang ditandatangani Presiden SBY hanya untuk 100 undangan, dan saya termasuk salah satu orang yang beruntung itu. Ya, “wong ndeso” beruntung lagi.

[caption id="attachment_307832" align="aligncenter" width="377" caption="Tandatangan spesial itu..."]

1390480358854332095
1390480358854332095
[/caption]

Sesampai di penginapan, saya mencoba membuka halaman-demi halaman buku yang sangat tebal itu. Sepintas isinya menarik dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Meskipun tebal, saya yakin pembaca bisa menikmati dan memahami apa yang ingin disampaikan penulis di setiap halamannya. Tak terasa, mungkin karena lelah dan mengantuk sayapun tertidur ditemani buku bercover putih itu.

Sabtu pagi keesokan harinya sayapun langsung pulang dengan berkereta api, tentu saja harus turun di Surabaya terlebih dulu dan melanjutkan perjalanan 3 jam dengan bus antar kota ke Probolinggo. Sengaja saya memilih kereta api, disamping untuk mencari suasana lain bagi saya cuaca akhir-akhir ini bisa membuat sport jantung jika harus naik pesawat. Di kereta, kembali saya sampaikan terima kasih lewat Twitter kepada Presiden SBY atas undangan launching bukunya yang inspiratif itu. Undangan yang bagi saya sangat istimewa.

Ya, sangat istimewa bagi saya “wong ndeso” yang kebetulan aktif menulis di Kompasiana. Kemajuan teknologi informasi dengan banyaknya alternatif media dan jejaring sosial memungkinkan kita untuk menembus batas ruang dan waktu. Saya yang sehari-hari tinggal di desa dan berprofesi sebagai pelayan masyarakat di salah satu Kecamatan di daerah pegunungan Kabupaten Probolinggo bisa dua kali diundang ke acara khusus yang juga dihadiri Presiden SBY.

Semua ini bisa terjadi salah satunya berkat wadah Kompasiana yang memungkinkan saya untuk berekspresi menyampaikan aspirasi lewat tulisan. Itulah mengapa mas panitia dari Event Organizer (EO) yang mengkonfirmasi kehadiran menyebut saya Dody Kasman Blogger Kompasiana. Setidaknya ini bisa menjadi motivasi bagi saya pribadi untuk terus berkarya lewat media warga ini.

Dan untuk yang kesekian kalinya saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden SBY dan semua pihak yang telah memberikan kesempatan berharga yang tak mungkin bisa terlupakan seumur hidup ini. Rekan yang tinggal di Jakarta saja mengaku sangat bersyukur karena orang kampung (di Jakarta) sepertinya mendapat kehormatan menghadiri acara launching tersebut, apalagi saya yang memang asli orang desa. Sungguh merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri yang wajib saya syukuri.

Diundangnya saya dan rekan-rekan yang orang biasa menunjukkan kerendahan hati seorang pemimpin yang tak membeda-bedakan latar belakang profesi, jabatan maupun status sosial. Bagi saya ini adalah wujud apresiasi yang tentunya akan makin memotivasi untuk terus berkreasi dan berbagi hal-hal positif demi kepentingan bangsa dan negara. Terima kasih juga untuk semua pihak yang memungkinkan saya kembali bisa merasakan nikmat Allah yang luar biasa ini.

Follow me on Twitter : @Dody_Kasman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun