Mohon tunggu...
Dody Ishak
Dody Ishak Mohon Tunggu... Freelancer - "Menulis bagian dari rasa kemerdekaan"

|| Sastra || Essay || Opini || Cerpen || Puisi ||

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perihal Hujan, Kopi, Rindu, Senja, dan Karya Sastra Indonesia yang Itu-itu saja, Katanya!

12 Desember 2018   13:39 Diperbarui: 12 Desember 2018   17:49 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan ternyata, selain hujan, kopi, rindu dan senja yang menurut si penulis tidak out of the box itu, si penulis rupanya juga pernah terkontaminasi dengan hal tersebut; 

"Semenjak saya terkontaminasi oleh rindu dan kopi, saya mengartikan bahwa "Oh begitu, dunia sastra itu." Maka, berangkat dari literasi, apa yang saya baca berhasil menggugah inspirasi untuk berani bersajak sehingga karya yang dihasilkan tetap saja masih jangkauan rindu dan kopi; mainstream !"

Mainstream katanya !

"Tapi mengapa dominasi karya sastra harus merujuk pada rindu, kopi, hujan, dan senja, terutama bagi penggila puisi? Oh, sekali-kali tidak, puisi itu bukan melibatkan kosakata yang "itu-itu saja"."

Rasanya tidak perlu dijawab, itu masalah selera cuy !

Terakhir, mengenai tulisan si penulis dengan artikelnya yang cukup menginspirasi itu, bisa disimpulkan; Sepertinya si penulis mengabaikan selera remaja kita saat ini, mengingat selera baperan remaja kita kurang afdhol jika tanpa dibumbui hujan, kopi, rindu dan senja, dan itu sah-sah saja seperti kata penulis dalam artikelnya itu; "Selama tidak berbau SARA dan Pornografi, itu sah-sah saja." Yang perlu dipahami, pada dasarnya setiap penulis buku baik itu novel, kumpulan sajak, kumpulan puisi, dan sebagainya, yang memasukan sisi romantisme kedalam sastra, bertujuan menciptakan karya sesuai dengan selera pasar. Dagang maksudnya ! 

Menanggapi tulisan tersebut bukan berarti mengkritik si penulis atas artikelnya, tulisan ini semata hanya untuk mengajak agar si penulis lebih bisa menghargai karya sastra orang lain sebelum mengkritik, setidaknya dengan sedikit apresiasi agar bisa menjadi suplemen penguat bagi para penulis untuk lebih kreatif lagi dalam penulisan karya-karya sastra berikutnya untuk kedepan yang lebih baik khususnya para pemula, agar tidak hanya mentok di itu-itu saja seperti maksut artikel tersebut. Apapun jenis tulisan itu.

Baca Tulisannya disini; Hujan, Kopi, Rindu, dan Senja; Sastra Indonesia yang "Itu-Itu Saja"

Sumber : Pexels
Sumber : Pexels

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun