Mohon tunggu...
Dody Fathin
Dody Fathin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kadang nulis, kadang baca, seringnya ngetwit di @DodyFathin

Selanjutnya

Tutup

Humor

IDE: dari Bohlam menjadi Telor

23 Juni 2012   03:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:38 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ide adalah rancangan yang tersusun di pikiran. [caption id="attachment_184087" align="aligncenter" width="360" caption="Bohlam Ide"][/caption] Entah siapa yang pertama kali mengusulkan IDE digambarkan sebagai bohlam. Coba perhatikan di majalah, di film kartun dan banyak lagi, kalau tokohnya menemukan ide pasti digambarkan ada bohlam di atas kepalanya sambil ada bunyi "TING!!". Buat saya, itu udah ketinggalan banget. Kalau benar bisa munculin bohlam waktu menemukan IDE, pastinya PLN ga akan laku. Minimal pas byarpet ga dikomplen massa. Tinggal "TING!!" dan teranglah rumah. Ga kan? Lagian jaman sekarang udah ga musim bohlam, semua pake lampu TL. Hemat energi bos. Ato pake lampu LED. Lebih terang pula. Jadi, bohlam itu udah out of date. Sebagai gantinya, saya usulkan analogi baru untuk ide : TELOR. [caption id="attachment_184089" align="aligncenter" width="391" caption="Telor IDE"]

1340423282224299570
1340423282224299570
[/caption] Ada beberapa alasan kenapa telor pantas menggantikan tahta bohlam. Dari banyak alasan, saya munculkan 4 dulu, antara lain:
  1. Pernah dengar ungkapan "menelorkan ide-ide brilian" ? Ya, dan kita tidak pernah mendengar atau mengucapkan "membohlamkan ide-ide cemerlang". Got it?
  2. Ada ide yang segar, ada juga ide busuk. Demikian juga ada telor segar dan telor busuk. Apakah ada bohlam segar bohlam busuk? Bohlam putus banyak.
  3. Sama seperti telor, ide itu pertamanya susah keluarnya. Tapi setelah nongol, ide ide biasanya lebih lancar keluarnya. Telor juga begitu, tanya sama ayam yang pertama kali nelorin. Perih bos. Tapi setelah terbiasa, sehari bisa 2-3 telor. Lancar kayak jalan tol (bukan tol indonesia). Plong aja gituh.
  4. Sama seperti ide, telor itu kalau ga diapa-apain ya tetap telor. Ga bisa jadi ayam. Atau telor goreng. Ide juga ga berubah jadi uang kalau ga dikerjain.

[caption id="attachment_184090" align="aligncenter" width="419" caption="Telor isi DUIT!!"]

13404233401023566822
13404233401023566822
[/caption] Ada alasan lain kenapa bohlam harus dipertahankan? @omGowing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun