Mohon tunggu...
Dody Kudji Lede
Dody Kudji Lede Mohon Tunggu... profesional -

Laki-laki, gagap, sering gugup tapi cuek, Ingin belajar tapi gak pernah sekolah,suka baca tapi gak punya waktu, pekerja keras tapi belum punya kerja, pemalu tapi punya prinsip, slalu mncintai tapi tak pernah dicintai, jarang berdoa tapi takut Tuhan... Saat ini tinggal di Kupang - NTT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Intan dan Indonesia

14 November 2016   19:56 Diperbarui: 14 November 2016   20:10 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Intan diambil secara paksa dari depan gereja, tempat ia baru saja menghabiskan waktu doanya bersama ayah dan ibunya. Ia harus merasakan perihnya neraka akibat luka bakar di sekujur tubuh sebelum menghembuskan nafas terakhir. Ia pergi dengan penderitaan yang tak terkatakan. Meninggalkan hati yang hancur berkeping-keping orangtuanya. Sementara orang yang telah merenggut hidup Intan percaya bahwa dengan membunuh sesama manusia maka kematiannya akan disambut seribu bidadari.

Entah ajaran agama apa yang dipakai si pembunuh. Sebab setahu saya perintah Tuhan sangat jelas “Jangan membunuh!!!”

Jika mereka dapat berkoar bahwa kematian sebagai jihadis akan disambut seribu bidadari. Berarti  mereka tidak pernah tahu, bahwa kami dijanjikan sebagai warga kerajaan sorga. Janji yang diberikan kepada kami adalah pasti. Bukan janji politik. Ini janji sorga. Dan ketika kami mati, seluruh sorga akan bernyanyi menyambut kami. Bukan hanya seribu bidadari.

Selamat jalan, nak. Selamat jalan Intan. Damailah bersama Tuhan Yesus di sorga. Biarlah kami yang masih diijinkan tersisa, terus berjuang pada jalan kebenaran. Memang terjal dan berliku, tapi pasti akan sampai pada tujuan. Tujuan menciptakan Indonesia yang saling menghargai, saling menghormati, saling mencintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun