LIUK pohon melambai
terhantam kencang angin
Patah ranting pun dahan
Daun-daun gugur terbang tak berarah
Pohon-pohon tua tumbang
Atap rumah berpindah mengatapi tanah
Orang bilang ini namanya badai
Sungai meluap bertamu ke rumah
Tingginya dua meter semampai
Jalannya kencang menakutkan
Ketemu apa diajak jalan-jalan ke maut
Tak peduli yang tertinggal rusak berduka
Orang bilang ini namanya badai.
Ada balita demam di sudut bangsal
Tempat mengungsi setelah rumahnya diterjang badai
Ibunya masih mencari makan
Seminggu ini perut hanya di isi mie instan
Tak ada susu yang ia butuh diantara bantuan
Tidur pun dilantai beralas tikar
Negara ini seolah hanya berisi bencana
Yang korban adalah resiko
Siapa suruh tinggal di tempat bencana
Demikian kata seorang wakil rakyat
Yang pedulinya telah terkikis sombong
Sebagian lagi hanya bilang prihatin
Tapi tetap duduk diam tak berbuat apa
Fenomena tak karuan katanya tumbal demokrasi
Di tengah bencana yang rakyat sudah mati
Masih pikir omong anggaran
Entah kapan pemimpin negeri ini sadar
Rakyat butuh makan layak
Bukan mie instan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H