Mohon tunggu...
Dody Kudji Lede
Dody Kudji Lede Mohon Tunggu... profesional -

Laki-laki, gagap, sering gugup tapi cuek, Ingin belajar tapi gak pernah sekolah,suka baca tapi gak punya waktu, pekerja keras tapi belum punya kerja, pemalu tapi punya prinsip, slalu mncintai tapi tak pernah dicintai, jarang berdoa tapi takut Tuhan... Saat ini tinggal di Kupang - NTT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dukaku Padamu Negeri

30 Oktober 2010   06:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:59 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Damai,

Menyimak Indonnesia akhir-akhir ini, kita disuguhi berita-berita yang sangat menggelisahkan hati. Ada larangan beribadah, pertikaian berdarah, kapal tenggelam, hingga bencana alam yang begitu mengerikan dan memakan korban yang tak sedikit. Lagi-lagi Indonesia berduka. Duka melihat saudara kita mati sia-sia hanya karena mempertahankan ego sekelompok orang, duka melihat saudara kita mati menggenaskan terbunuh kejamnya kemarahan alam.

Di sana, nun jauh di Wasior, banjir bandang baru saja menggusur rata tanah perkampungan saudara kita di sana.

Di sana, nun jauh di Mentawai, gempa bumi disusul tsunami menghancurkan tanpa ampun kehidupan di sana.

Di sana, nun jauh di Yogyakarta, pada kaki merapi, manusia seolah dibakar hidup-hidup.

Beberapa saat sebelumnya, di Tarakan, Salemba dan Bekasi, nyawa manusia dihargai dengan sabetan pedang.

Hati siapakah yang tak haru, melihat seorang ibu yang tangan kanan telah buntung dengan duka yang dalam memanggul anaknya yang mati tertanam dalam lumpur akibat banjir bandang?

Hati siapakah yang tak haru melihat perjuangan seorang bapak dengan tubuh penuh luka bakar tapi masih berusaha menolong anaknya agar selamat dari hembusan awan panas Merapi?

Hati siapakah yang tak haru melihat seorang anak balita duduk disamping jenasah kedua orangtuanya tanpa ia tahu bahwa dia kini telah sendiri??

Indonesia dirundung malang, Indonesia dirundung duka. Tangis di Wasior adalah tangis kita semua, tangis di Mentawai adalah tangis kita bersama. Tangis Indonesiaku adalah tangis kita semua.

Saudaraku, apakah yang kamu pikirkan melihat semua ini? Adakah harapan akan kebaikan untuk Indonesia kita yang tercinta ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun