Mohon tunggu...
dodo priyono
dodo priyono Mohon Tunggu... petani -

lahir di Pati Jawa Tengah Indonesia pernah menjadi buruh migran di korea selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buta Warna, Tatto, Tindik Bukan Koruptor, Kenapa Kami Tidak Bisa Bekerja ke Korea?

19 Mei 2016   00:01 Diperbarui: 19 Mei 2016   00:28 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini jelas diskriminasi buat kaum buta warna parcial, bertatto, bertindik, semua itu bukan penyakit yg menular, tapi kenapa kami di negri sendiri saja kayak gini nasibnya, kalaupun ada peraturan baru jangan di terapkan bagi kami yang mau melaksanakan Preliminary Training terapkan saja dari awal pendaftaran dan di kasih GARIS BAWAH YANG SANGAT BESAR KALAU BUTA WARNA BERTATTO BERTINDIK DILARANG KE KOREA.

senior kami banyak yg buta warna, bertindik, bertato dan bisa berangkat ke sana, kami ke korea bukan mau jadi polisi / tentara, kami kesana jadi KULI terus kenapa tes nya ada tes buta warna??? 

Kami sudah merasa tersisihkan di negri sendiri, kami tidak bisa bekerja di negri kami sendiri karena keadaa n buta warna, bertato, bertindik, kami bukan KURUPTOR ini kami yang mau Preliminary Training sudah berjalan 80% uangpun juga sudah keluar banyak buat mondar-mandir, kursus, ngurus berkas sana sini juga menghabiskan biaya banyak. 

Pada waktu MCU dengan enak mereka yg bekerja di RS PELABUHAN JAKARTA menyetop proses kami dengan alasan ini peraturan baru, kalau baru jangan di terapkan pada kami yang sudah ikit proses lama. 

Saya membuat petisi ini semata mata minta keadilan dari para pemangku jabatan sekiranya bisa mempertimbangkan keadaan kami, ini bukan penyakit menular.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun