Mohon tunggu...
El Dodolskiy
El Dodolskiy Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menunggu janji janji kitab suci untuk terpenuhi....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Suporter Suporter Mafia (Benci dalam Hati Saja)

25 Maret 2013   13:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:15 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Amar ma'ruf nahi munkardilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan) jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah-lemahnya iman seorang mukmin.

Ya, hanya itu mungkin yang bisa kita lakukan dan lebih bermanfaat daripada sekedar perang opini, caci maki, sanggah sana, sanggah sini, berbohong berjama’ah, fanatisme buta, gampang dibodoh bodohi, tergiring kesana kemari oleh arus politis yang semakin kuat menggenggam dan melemahkan nilai nilai sportifitas dalam olahraga, khususnya sepakbola.

Betapa tidak, sepakbola menjadi magnet untuk menarik massa yang ingin menonton baik langsung ke stadion, maupun yang hanya bisa menontonnya melaui siaran televisi. Wajar saja ketika laga berlangsung,  segala macam propaganda yang menguntungkan sebagian kelompok dilancarkan dengan berbagai cara, pemasangan spanduk, ucapan “thank’s to..” , pejabat pejabat yang mendadak “ngerti” bola berlomba lomba datang kestadion dan mencari tempat duduk yang sekiranya gampang terlihat oleh puluhan ribu orang yang memenuhi distadion, “nebeng” disamping barisan pemain sewaktu INDONESIA RAYA berkumandang dan bergemuruh hebat di GBK dan tentu saja dengan order memesan kepada broadcaster siaran langsung agar dirinya juga bisa sesekali disorot kamera dan terlihat oleh penonton dirumah serta berharap agar penonton menganggapnya peduli pada olahraga pemersatu ini dan ujung unjungnya bisa meraup sangat banyak suara pada saat pemilu. Belum lagi nilai komersial baik legal maupun illegal dari setiap laga itu sendiri yang tentunya sangat sayang untuk mereka lewatkan dari agenda terselubung mereka.

Jangan heran jika aturan yang sengaja dibuat untuk menghindarkan kecurangan kecurangan dan perilaku tidak jujur pun harus dikangkangi. Itu dilakukan  agar pundi pundi popularitas dan rupiah terus mengalir deras, dukungan massa pun menjadi berlipat ganda. Mungkin mereka terlalu mengamini apa yang dikatakan  Bill ShankleySome people believe football is a matter of life and death. It is much, much more important than that” (Beberapa orang percaya sepakbola adalah masalah hidup dan mati, sepakbola jauh lebih penting dari itu), sehingga dengan gampangnya mereka tak ambil pusing ketika supporter tewas, pemain yang belum digaji juga tewas, APBD untuk klub yang katanya professional disunat sana sini, uang saku pemain TIMNAS yang terindikasi menguap  dan banyak hal hal keji lainnya yang dilakukan hanya untuk zamrud sepakbola yang mereka telah tukar dengan hati nuraninya sendiri. Mereka paham betul bahwa tangis, dan tawa dalam sepakbola antara pemain dan supporter adalah sebuah ikatan ketulusan dan persatuan, sehingga mereka “menciptakan” pemain pemain dan pelatih  robot yang gampang mereka kontrol untuk mengalah jika diperlukan. Dan tentunya pemain dan pelatih  robot ini nantinya akan tampil live distasiun tv dan meminta maaf atas kekalahan yang mereka buat dengan sadar atas pesanan orang yang yang akan memberikan “makna” hidup gemerlap  kepada mereka.

Kita sebagai supporter dan tentu juga sebagai manusia telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk membaca, ya membaca tanda tanda ketidakberesan, membaca tanda tanda pengkhianatan, memabaca tanda tanda pembodohan dan penipuan yang akan dilakukan manusia keji hanya untuk makna duniawi yang belum mereka pahami. Allah memerintahkannya agar kita waspada terhadap kemungkaran agar kita terhindar dari perbuatan keji dan fitnah yang dilancarkan atas orang atau kaum tertentu dan juga atas diri kita masing masing. Mereka adalah orang orang berkuasa, bergelimang materi, dan tentu saja cerdas sehingga kita tidak sadar bahwa kita kita telah digiring untuk mengiyakan setiap kebohongan yang terus menerus mereka suguhkan kepada kita, dan kita juga telah menjadi agent agent perpanjangan tangan mereka untuk menyebarkan fitnah, dan konyolnya lagi sebagian dari kita rela mati hanya untuk membela kepentingan mereka.

Miris menyaksikan KLB PSSI 17 Maret 2013, secara gamblang kita sudah dibuat lupa akan siapa sebenarnya diri mereka yang kita sebut mafia, mereka orang orang munafik yang berjubah malaikat yang lidahnya mungkin sudah aus akaibat sering mengucapkan kata kata “demi merah putih”. Bolehlah sekiranya kita bertanya bertanya, merah putih yang mana
???? apakah demi merah putih yang bersanding dengan bendera kendaraan politik mereka??? Atau meraka memang ingin agar jiwa Merah Putih pelan pelan berubah menjadi warna ideologi politik meraka??? Hanya Tuhan yang tahu dan hanya Tuhan saja yang berhak membolak balikkan hati manusia ini yang terkadang sudah tak layak kita sebut makhluk sosial.

Kita yang berada diluar sistem (apalagi yang baru baru mulai “paham” TIMNAS sewaktu gelaran AFF 2010), jeli jeli lah dalam menyaring berita dari mainstream apapun, janganlah sampai kita terkecoh dengan bualan bualan politis yang sesungguhnya hanya manis ketika mereka berjanji, dan akan sangat pahit ketika kita tahu bahwa kita telah dibohongi. Apakah kita berhak marah? Silahkan marah, gunakan cara cara manusiawi untuk mengekspresikannya. Jangan seperti orang dungu yang bangga dengan setiap makian dan sumpah serapah yang keluar dari mulut kotornya. Selanjutnya jika memang kita sudah sadar bahwa apa yang selama ini anda anggap benar dan perjuangkan ternyata palsu, jangan malu untuk untuk mengakui bahwa selama ini kita telah dibohongi, kita dikhianati, kita dimanfaatkan hanya untuk kepentingan mereka yang kita anggap penyelamat.

Jika anda kita mempunyai kekuatan, singkirkan ketakutan, berjuanglah, ya berjuanglah dengan cara cara manis seperti yang dilakukan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, berjuanglah seperti Sultan Salahuddin Al Ayuby yang mempesona musuh musuhnya, dicintai pengikutnya dan malaikat malaikat yang tak pernah Alpa memuji kebesaran Tuhan.

Jangan heran jika pihak yang benar akan sangat dimusuhi dinegeri ini, pihak pihak dengan ide ide visioner akan mati matian dibungkam, pihak bersebrangan akan dihilangkan dengan segera, jika kita takut dengan konsekuensi itu masih ada cara berjuang yang lain, sebarkanlah kebenaran dengan sembunyi sembunyi, toh ini juga pernah dilakukann Nabi Muhammad SAW dimasa awal awal kelahiran islam, kumpulkan teman teman yang sepaham dan paham akan kebenaran, bangun kekuatan yang akan menyingkirkan ketakutan, perkuat ideologi kebenaran yang kita usung, selamatkan mereka mereka yang sudah dikuasai angin angin neraka yang terlihat seperti angin surga.

Jangan lupakan bahwa kita adalah manusia yang difitrahkan untuk terus berusaha mengubah keadaan jahiliyah menjadi keaadaan yang bermartabat. Semakin Tuhan mencintai hamba hamba-Nya, semakin deras pula cobaan yang diderakan atas mereka, dan tentunya akan berujung manis karena itu adalah hal yang hakiki yang dijanjikan sang Maha Cinta.

Benci kepada mereka yang zalim sah sah saja, tetapi akan lebih bermakna jika kita berusaha keras untuk membendung kezaliman dengan kekuatan (baik kekuasaan, materi, massa) yang kita miliki. Jika landasan ketulusan dan berserah diri kepada Tuhan menjadi pijakan, tunggu saja kejutan kejutan manis dari Tuhan atas setiap tetes keringat dan darah yang tertumpah.

Dan kalaupun amat sangat takut akan konsekuensi pejuang kebenaran, cukup benci mereka didalam hati saja, doakan agar hati mereka dijamah oleh tangan Tuhan, ini amat sangat jauh lebih bermakna dari sekedar sumpah serapah…….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun