Dalam kehidupan manusia, terdapat berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masing-masing individu untuk menunjang keberlangsungan hidupnya. Tentunya planet bumi telah menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia yang bersifat primer (makanan, pakaian, tempat tinggal dll.) Sayangnya, manusia tidak cukup sampai disitu, manusia juga memiliki kebutuhan sekunder yang semakin lama semakin meningkat seiring berkembangnya zaman, sehingga dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh planet bumi ini membuat kelangkaan terjadi. Dengan sebab kelangkaan tersebut lahirlah ilmu ekonomi yang membuat manusia memiliki tujuan baru. Dahulu manusia hanya hidup dan berkembang biak, namun dengan adanya ekonomi manusia bukan hanya mau hidup, tapi dia mau berkuasa.
Perlu kita semua sadari bahwasanya manusia membutuhkan sumberdaya alam untuk menunjang keberlangsungan hidupnya. Pada tahun 1800 san, Alessandro Volta menemukan bahwa reaksi kimia tertentu dapat menghasilkan listrik. Penemuan ini sangat spektakuler pada waktu itu, dan membuat pengetahuan manusia semakin berkembang.Â
Seiring berjalannya waktu, manusia mulai menciptakan berbagai macam teknologi dari listrik ini. Dengan listrik manusia bisa menciptakan alat komunikasi, alat pencahayaan dll. Berkembangnya teknologi yang semakin pesat sayangnya membuat manusia semakin lengah, dan tidak mempedulikan dampak yang ditimbulkan. Bagaimana tidak, manusia rela menebang pohon, menggaruk tanah dan merusak lingkungan demi batu bara yang mereka gunakan sebagai bahan baku utama penghasil listrik. Hal ini semakin lama akan membuat manusia menjadi serakah, dan membuat yang seharusnya sustainable atau berkelanjutan dibuat seakan menjadi barang langka dan mematok "harga" semakin mahal.
Perlu kita sadari, bahwasanya pembangkit listrik tenaga uap semakin lama semakin meresahkan. Kita memang butuh dengan cahaya, tapi untuk apa cahaya itu ada jika banyak membunuh warga akibat debu batu bara yang menghambat pernapasan didada?.Â
Pembangkit listrik pada zaman sekarang memang sudah banyak yang ramah lingkungan, dari mulai Pembangkit listrik tenaga air, surya, ataupun nuklir. Namun yang menjadi perhatian utama saya disini adalah, sangat disayangkan jika energi ataupun inovasi yang dibuat oleh manusia justru memberikan dampak buruk bagi planet yang kita tempati yakni bumi. Bukankah kita semua menyadari bahwa, akibat dari ekonomi, manusia memanipulasi barang yang seharusnya tahan lama justru semakin mudah menjadi barang rongsokan, sehingga mau tidak mau mereka harus membeli lagi pada perusahaan, dan inilah faktor utama penyebab kerusakan lingkungan.
Dahulu mungkin kita mendengar bahwa alat yang ditemukan oleh Thomas Alva Edison yakni Lampu dapat bertahan puluhan tahun. Namun sekarang kenyataannya akibat dari ekonomi, alat yang seharusnya bertahan lebih lama, menjadikannya sebagai alat yang harus diganti tiap beberapa waktu sekali. Hal ini sangat baik untuk ekonomi, tapi tidak baik untuk planet yang kita tinggali, karena akan membuat sampah semakin banyak.
Berbicara mengenai Sustainable, kita harus tahu bahwa Listrik di negara kita Indonesia kebanyakan dihasilkan oleh energi batu bara yang tentunya sangat jauh dari kata sustainable. Tapi kita akan mengkaji bersama bagaimana batu bara bisa menghasilkan tenaga listrik.
Untuk menghasilkan listrik konsep sederhananya adalah, batu bara akan dibakar dan memanaskan tabung yang berisi air sehingga, ketika air dalam tabung tersebut mendidih maka akan menghasilkan tekanan yang sangat tinggi dan menggerakkan "turbin". Pembangkit listrik tenaga air juga demikian, dimana air yang mengalir cukup deras, akan diarahkan pada turbin dan putaran turbin tersebut akan menghasilkan listrik. Kesimpulannya adalah : Listrik bisa dihasilkan dengan cara "menggerakkan turbin".Â
Bagaimana cara kita membuat listrik sustainable dengan simple? Sebenarnya bisa kita lihat dari cara kerja mesin genset. Ketika kita melihat cara kerja mesin Genset maka disana ada dua komponen penting yang digunakan untuk menghasilkan listrik.
1. Mesin diesel yang digunakan sebagai penggerak utama.
2. Dinamo penghasil listrik.
Cara kerjanya, mesin diesel yang berbahan bakar bensin ataupun solar akan dihidupkan, dan mesin tersebut akan menggerakkan dinamo yang dapat menghasilkan listrik. Terlihat simpel bukan? Namun kita bisa membuat hal ini menjadi semakin simple dengan cara "membuat alat yang saling ketergantungan satu sama lain". Masalah utama disini adalah, "bagaimana cara kita bisa membuat dinamo penghasil listrik agar bisa bergerak tanpa menggunakan mesin?" .
Simplenya :
Dinamo penghasil listrik baling-balingnya harus bergerak agar menghasilkan listrik. Kita perlu menyiapkan dua dinamo listrik dan satu dinamo biasa, lalu dinamo biasa harus kita gerakkan dengan bantuan listrik eksternal terlebih dahulu, yang kemudian dari putaran dinamo tersebut akan menggerakkan dua dinamo penghasil listrik. Hasil listrik dari dinamo pertama akan kita salurkan pada dinamo biasa, dan untuk dinamo penghasil listrik yang kedua bisa kita gunakan untuk keperluan rumah. dari sinilah kita bisa memanfaatkan listrik yang sustainable tanpa harus merusak alam.
Alat ini memang tidak bisa menghidupkan satu negara sekaligus, tapi jika hanya satu rumah, maka tentunya alat ini akan sangat berpotensi untuk menghasilkan listrik yang gratis tanpa harus merusak alam dengan tambang dll.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI