Mohon tunggu...
MOH. RIDHO ILAHI ROBBI
MOH. RIDHO ILAHI ROBBI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anda bertemu dengan sebuah tulisan yang dikarang dengan pikiran dan ditulis menggunakan perasaan.

.twitter/Facebook : @riedhotenzhe Instagram : @mohridhoilahirobbi email : riedho.riedha@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dari Lantai 5

7 Januari 2024   04:05 Diperbarui: 7 Januari 2024   06:35 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buku itu sudah usang

Serupa besi yang mulai karatan

Judulnya indah tak karuan

Semenjak itu aku tinggalkan

Ingin ku adukan pada sang tuan

Bahwa ciptaannya makin mendekati jurang

Mengira bahwa diriku hanya modal bualan

Katanya diriku bukan nahkoda kapal

Niat hanya sebatas manis

Lambat laun menjadi kronis

Tanpa sadar sang cahaya itu kian pudar

Simbol-simbol kian gencar tanpa dasar nalar

Saling dorong pada air comberan

Pandai sekali mereka membual

Seharusnya aku sadar

Tentang gagahnya peringatan alam

Pedih dan pilu dirasakan terkenang

Entah seperti apa halaman ini ku ungkapkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun