Beberapa perahu kecil atau jukung (dalam bahasa Banjar) nampak mengekor di belakang kapal kami. Dalam keremangan pagi, tak begitu tampak apa yang dibawa jukung-jukung tersebut.Â
Semakin lama, semakin banyak jukung di sekitar kapal yang kami tumpangi. Beberapa jukung mendekat, merekalah para pedagang pasar apung yang sudah tersohor itu.Â
Barang yang dijual sangat beragam, ada buah-buahan, ikan, dan kerajinan tangan. Beberapa diantaranya juga menawarkan berbagai menu sarapan seperti soto, sate, dan nasi kuning.Â
Harga yang ditawarkan tak jauh beda dengan harga barang di warung-warung. Sebagai contoh sebungkus nasi kuning dan air mineral 600 ml dihargai Rp10.000 dan Rp5.000, cukup murah untuk ukuran lokasi wisata.
Â
Jam 5 pagi kami berangkat dari penginapan di Banjarbaru yang berjarak sekitar 45 menit perjalanan. Minggu pagi, jalanan menuju lokasi masih cukup lengang. Tak banyak kendaraan yang kami jumpai sepanjang perjalanan.Â
Jalanan cukup lebar dengan aspal mulus sehingga kendaraan kami dapat melaju dengan lancar jaya. Sekitar setengah jam sampailah kami di sebuah simpang dekat jembatan. Kebetulan di sana ada seseorang yang bersedia mengantar kami ke lokasi.
Sebenarnya untuk menuju lokasi, kita bisa mengandalkan arahan dari Google Maps. Pada aplikasi tersebut, kita diberikan dua pilihan jalur yakni Jalur Jl A. Yani ke arah Banjarmasin dan jalur Jl Gubernur Syarkawi. Jalur kedua lebih dekat dan dipilih oleh kawan yang mengantar kami saat itu.Â
Jalan yang disarankan di Google Maps sudah tepat dan tidak menyesatkan (untuk jalur Jl Gubernur Syarkawi). Namun tidak ada salahnya jika kita bertanya ke warga jika ragu.Â
Sebelum jembatan terdapat papan petunjuk menuju Pasar Terapung Lok Baintan. Papan tersebut mengarahkan kita pada jalan kecil sebelah kanan dari arah Banjarbaru. Sekitar 100 meter kemudian ada simpang lalu belok kiri melintas di bawah jembatan menuju ke arah dermaga Lok Baintan.