Mohon tunggu...
Arief Setyo Widodo
Arief Setyo Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pengetik teks bebas

Yogyakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meriahnya Pesta Pernikahan Suku Sasak Lombok

25 Maret 2014   00:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laju mobil kami tersendat lantaran jalan dipenuhi oleh serombongan orang berpakaian adat suku Sasak. Tepat di tengahnya, terdapat seorang perempuan dengan pakaian adat berbeda dari sekelilingnya dan dinaungi payung tradisional. Di belakangnya, tampak segerombolan pemuda yang berjoget tak karuan diiringi musik khas Sasak. Kemeriahan tercipta seketika sore itu dalam upacara Nyongkolan.

[caption id="attachment_327864" align="aligncenter" width="300" caption="rombongan Nyongkolan (dok. pribadi)"][/caption]

Nyongkolan adalah sebuah tradisi yang menyertai prosesi pernikahan pada suku Sasak di Lombok. Dalam tradisi ini, sepasang pengantin diarak menuju rumah mempelai perempuan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pasangan tersebut ke khalayak, terutama kerabat/warga di sekitar rumah mempelai perempuan karena biasanya seluruh prosesi pernikahan dilaksanakan di tempat mempelai laki-laki.

Riuhnya suara musik disertai semaraknya pengiring pengantin membuat prosesi Nyongkolan menyedot perhatian warga sekitar tak terkecuali pengendara yang kebetulan lewat. Warga berbondong-bondong memadati tepian jalan untuk menyaksikan prosesi pernikahan yang sebetulnya lebih mirip pawai tersebut. Arak-arakan itu biasanya memakan separuh badan jalan sehingga memaksa pengendara untuk melambatkan laju kendaraannya atau bahkan menepi sejenak sampai semua rombongan lewat.

[caption id="attachment_328223" align="aligncenter" width="300" caption="rombongan Nyongkolan yang memadati jalan raya"]

13956557541301788998
13956557541301788998
[/caption]

Prosesi Nyongkolan dapat ditemui di seluruh pulau Lombok. Dari mulai jalan kecil antar kecamatan sampai jalan lintas kabupaten. Waktu pelaksanaan biasanya dilakukan di akhir pekan. Dalam perjalanan dari Pujut (Lombok Tengah) menuju Masbagik (Lombok Timur) kami berpapasan dengan 3 rombongan Nyongkolan. Cuaca sore itu mendung dan turun hujan di beberapa tempat. Namun, mendekati daerah yang dilalui rombongan Nyongkolan tak ada setetes air pun yang turun dari langit. Ketika menjauh dari rombongan, titik gerimis kembali menghiasi kaca depan mobil. Hal yang sama terjadi ketika kami berpapasan dengan rombongan nyongkolan di tempat berikutnya.

Macet adalah suatu keniscayaan dalam prosesi Nyongkolan. Pengendara harus rela menunda perjalanan mereka untuk mempersilahkan rombongan lewat. Bagi pengendara motor tidaklah sulit untuk meliuk-liuk melewati celah badan jalan yang tersisa. Namun, untuk pengendara mobil haruslah sabar menanti beberapa saat untuk dapat kembali melanjutkan perjalanan. Biasanya, ada beberapa orang dalam rombongan yang bertugas mengatur lalu-lintas dan memastikan rombongan tidak keluar dari jalur yang ditentukan.

[caption id="attachment_327868" align="aligncenter" width="300" caption="ketertiban tetap harus dijaga (dok. pribadi)"]

1395477196821895203
1395477196821895203
[/caption]

Meski perjalanan sedikit terhambat, kemeriahan Nyongkolan menjadi suatu hiburan selama menunggu. Remaja tanggung terus berjoget asal-asalan sepanjang perjalanan mengikuti alunan musik. Para penabuh drumband dan gendang beleq (alat musik khas Sasak) berkolaborasi dengan pemain organ tunggal menciptakan harmoni nada yang menghibur. Alunan musik tradisional Sasak dipadu dengan alat musik modern seperti drumband dan organ menambah keceriaan. Tak lupa, pengantin yang tetap sumringah meski harus berjalan kaki cukup jauh.

[caption id="attachment_328229" align="aligncenter" width="300" caption="sang pengantin pria dengan beberapa pengawalnya"]

13956559991014007564
13956559991014007564
[/caption]

Suatu tradisi yang unik dan kolosal karena melibatkan banyak orang dan biaya yang tidak sedikit. Belasan hingga puluhan juta rupiah harus disediakan untuk membuat pesta meriah seperti itu. Tentu saja, tidak semua upacara pernikahan di Lombok menyertakan Nyongkolan besar-besaran. Esensinya, Nyongkolan ditujukan untuk memperkenalkan pengantin ke masyarakat. Jadi, tidak perlu bermewah-mewah dalam melangsungkan upacara pernikahan. Tapi bagaimanapun juga, pesta pernikahan ala sasak kurang afdal tanpa Nyongkolan.

[caption id="attachment_328232" align="aligncenter" width="300" caption="pokoke njoged.."]

13956561801207433934
13956561801207433934
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun