Mohon tunggu...
Dodi Putra Tanjung
Dodi Putra Tanjung Mohon Tunggu... Relawan - Penggiat Sosial

Penggiat Sosial, Relawan dan Pemerhati Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pasca Pemilu, Masihkah Media Sosial Kita Penuh Berita Hoax dan Narasi Provokasi yang akan Merusak Nilai Puasa Ramadhan?

30 Maret 2024   00:47 Diperbarui: 30 Maret 2024   04:55 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jadi menurut Nabi SAW dalam sabdanya diatas bahwa esensi puasa tidak hanya sekedar menahan makan dan minum saja. Namun puasa itu juga harus mampu menahan diri dari hal-hal lain diluar menahan lapar dan dahaga yang diistilahkan Nabi dalam hadits diatas dengan sebutan Laghwu dan Rofats.

1. Apa itu Laghwu?
Menurut Ulama Laghwu itu adalah Segala hal yang sia-sia atau tidak memberi faedah pada orang yang mengerjakannya baik di dunia maupun di akhirat. Adapun menurut Ulama ahli Tafsir diantaranya Imam Ibnu Katsir menurut beliau Al-Laghwu bermakna Al-Bathil artinya yang tidak berguna. Selanjutnya dijelaskan diantara perbuatan Bathil itu adalah perkataan kotor seperti mencaci maki, mengumpat, ujaran kebencian, perkataan yang menyakitkan dan sebagainya.

2. Apa itu Rofats?
Menurut Imam Ibnu Abbas dalam riwayat Hakim ketika menjelaskan makna Rofats dalam surat  al-baqarah 197, yang artinya ;"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang diketahui, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berdebat di dalam masa mengerjakan haji, ".

"Rafats adalah bersetubuh atau berhubungan seks, fusuq adalah mencaci, sedangkan jidal adalah mendebat atau berbantahan dengan saudaramu sampai membuatnya marah."

Bukankah Nabi pernah menjelaskan dalam sabdanya melalui hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja.

Dan mungkin salah satu penyebab kebanyakan orang yang berpuasa yang digambarkan oleh Nabi SAW dalam hadist diatas tidak memperoleh apa-apa selain lapar dan dahaga itu adalah karena mereka tidak mampu menahan diri dari perbuatan Laghwu dan Rofats diatas.

Jadi, mari kita jaga jari kita untuk tidak berdebat di media sosial, untuk tidak mempublikasikan berita hoax, narasi provokasi dan ujaran kebencian. Karena dipastikan itu akan merusak nilai puasa Ramadhan kita. Untuk apa kita berpuasa, tapi hanya mendapatkan rada lapar saja tanpa ada nilai pahala di bulan Ramadhan ini. Minimal selain puasa menahan haus dan lapar, mari kita berpuasa juga sejenak di media sosial untuk menahan diri menyebarkan hal yang tidak bermanfaat. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun