Selanjutnya, ada juga PT Agro Industri Nasional (Agrinas) yang sahamnya dikantongi oleh Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pertahanan. Namun direksi dan komisarisnya didominasi oleh kader-kader Gerindra, seperti Rauf Purnama (anggota dewan pakar tim kampanye Prabowo-Sandi) menjabat sebagai Direktur Utama Agrinas, Dirgayuza Setiawan (pengurus Tunas Indonesia Raya) menjadi direktur operasi, dan Simon Aloysius Mantiri (anggota Dewan Pembina Gerindra) menjabat sebagai Direktur Keuangan Agrinas.
Terkait kader Gerindra yang bercokol di Agrinas, masih ada nama lain seperti Sugiono (Waketum Gerindra) dan Sudaryono (Wasekjen Gerindra) di jajaran komisaris Agrinas. Sementara itu posisi puncak ditempati Sakti Wahyu Trenggono (Wakil Menteri Pertahanan) yang menjabat sebagai komisaris utama. Nama-nama dari lingkaran Gerindra semakin lengkap dengan ditetapkannya PT Maradeka Karya Semesta sebagai salah satu eksportir yang pemiliknya adalah Iwan Darmawan Aras (Wakil Ketua Komisi Infrastruktur DPR RI dari Fraksi Gerindra).
Masuknya nama-nama mentereng kader Gerindra ini akhirnya memunculkan persepsi bahwa ada "udang" di balik kebijakan eksportir benih lobster tersebut. Publik menilai, kebijakan ini tak sepenuhnya dialamatkan kepada kesejahteraan masyarakat. Ada korporasi, kartel, dan aktor atau partai politik tertentu yang diuntungkan oleh kebijakan menteri Edhy tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H