Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membincang Toponimi Amerika

12 Januari 2025   17:34 Diperbarui: 12 Januari 2025   21:51 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penamaan Dunia Baru, atau Amerika, terjadi tidak lama setelah kematian Christopher Columbus pada tahun 1506. Penggunaan nama Amerika yang paling awal diketahui terjadi pada tanggal 25 April 1507, ketika nama ini diterapkan pada wilayah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Selatan. Kemudian, pada tahun 1538, seorang kartografer bernama Gerardus Mercator menamakan wilayah utara dan selatan Dunia Baru dengan nama Amerika, dan sejak saat itu, wilayah tersebut dikenal sebagai Amerika Utara dan Selatan.

Amerika dinamai demikian, menurut Jonathan Cohen dalam The Naming of America: Fragments We've Shored Against Ourselves, untuk menghormati Amerigo Vespucci atas penemuannya di daratan Dunia Baru. Kita cenderung tidak mempertanyakan pelajaran tentang penamaan Amerika ini. Lekat dalam benak kita gambaran perahu-perahu Spanyol kecil yang dihempas ombak dengan hutan-hutan yang dihuni oleh suku kanibal primitif (Cohen, 1988). Penamaan Amerika seolah merupakan berkah peradaban dari Eropa kepada kawasan yang tidak diketahui tersebut. Kawasan seperti ini dalam istilah Ptolemeus lazim disebut sebagai terra icognita. Tidak mengherankan, anggapan bahwa Amerika dinamai untuk Vespucci telah lama diterima secara universal, sampai-sampai seorang keturunannya, yang bernama persis America Vespucci, datang ke New Orleans pada tahun 1839 dan meminta hibah tanah "sebagai pengakuan atas penggunaan nama dan asal-usulnya." Namun, sejak akhir abad ke-19, gagasan yang saling bertentangan mengenai kebenaran asal-usul nama tersebut telah muncul dengan implikasi budaya dan politik yang mendalam.

Sekarang sudah diakui secara universal bahwa baik Vespucci maupun Columbus tidak "menemukan" Amerika. Mereka tentu saja didahului oleh nenek moyang penduduk asli Amerika di Asia pra-sejarah, yang bermigrasi menyeberangi jembatan es di Selat Bering atau melalui batu loncatan di Kepulauan Aleutian. Penemuan Amerika oleh orang Afrika berkulit hitam, tentu saja ini juga diperdebatkan, terjadi sekitar 3.000 tahun yang lalu, dan mempengaruhi perkembangan peradaban Maya, Aztec, dan Inca. Catatan ekspedisi bangsa Skandinavia ke Amerika ditemukan dalam hikayat - inti cerita bersejarah mereka bertatahkan tambahan-tambahan yang dibuat oleh setiap pendongeng yang pernah mengulanginya. Hikayat Islandia tentang Eric si Merah, pemukim Greenland, yang mengisahkan bagaimana putra Eric, Leif, datang ke Vinland, pertama kali ditulis pada paruh kedua abad ke-13, 250 tahun setelah Leif menemukan daratan di bagian barat yang penuh dengan "ladang gandum dan tanaman anggur," gambaran yang kini beresonansi dengan sisa-sisa pemukiman bangsa Norse dari abad ke-11 di Newfoundland, yang digali pada tahun 1960an, yang menjadi satu-satunya bukti yang tak terbantahkan mengenai keberadaan bangsa Eropa yang pertama kali di Dunia Baru. Dari sejarah Norse ini muncul sebuah teori khayalan pada tahun 1930 bahwa asal usul "Amerika" adalah Skandinavia: Amt yang berarti "distrik" ditambah Eric, sehingga menjadi Amteric, atau Tanah (Leif) Eric.

Orang-orang Norse lainnya pergi ke tanah yang ditemukan Leif; bahkan, para pendukung kontemporer hubungan Norse mengklaim bahwa sejak awal abad ke-11, para pelaut Atlantik Utara menyebut tempat ini sebagai Ommerike (oh-MEH-ric-eh), sebuah kata dalam bahasa Norse Kuno yang berarti "tanah yang terjauh". (Teori ini saat ini dipromosikan oleh kelompok supremasi kulit putih AS yang disebut Partai Kristen, yang berniat untuk melestarikan karakter Nordik bangsa tersebut, dan yang berpendapat bahwa Ommerike dalam bahasa Norse berasal dari bahasa Gotik Amalric, yang menurut mereka berarti "Kerajaan Surga.") Namun, sebagian besar orang non-Skandinavia tidak mengetahui eksploitasi berani para pelaut ini hingga abad ke-17, dan apa yang sebenarnya mereka temukan tidak dibahas secara serius oleh para ahli geografi Eropa hingga abad ke-18. Selain itu, penemuan-penemuan lain di Amerika telah dikreditkan kepada orang-orang Irlandia yang telah berlayar ke tanah yang mereka sebut Iargalon, tanah di luar matahari terbenam, dan orang-orang Fenisia yang konon telah datang ke sini sebelum bangsa Norse. Pelayaran tahun 1497 oleh John Cabot ke pantai Labrador di Newfoundland merupakan penemuan lain di daratan Amerika, yang mengarah pada kisah awal abad ke-20 tentang penamaan Amerika, yang baru-baru ini dihidupkan kembali, yang menyatakan bahwa Dunia Baru dinamai menurut nama orang Inggris (orang Wales, sebenarnya) yang bernama Richard Amerike (Cohen, 1988).

Kesemua topinimi terra incognita di atas sebatas klaim-klaim yang lemah bukti. Namun, perdebatan masih jauh dari kata akhir. Sebuah etimologi yang paling hampir dapat dipercaya diajukan yang disebut sebagai teori Amerrique.  Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1875 - muncul kembali pada akhir tahun 1970-an dalam sebuah esai yang ditulis oleh novelis Guyana, Jan Carew, yang berjudul The Caribbean Writer and Exile (Journal of Black Studies). Carew (1978) menghidupkan kembali gagasan Jules Marcou, seorang ahli geologi Prancis terkemuka yang ketika mempelajari Amerika Utara berpendapat, seperti halnya para penulis abad ke-19 lainnya, bahwa nama Amerika dibawa kembali ke Eropa dari Dunia Baru; dan bahwa Vespucci telah mengubah namanya untuk mencerminkan nama penemuannya. Secara khusus, Marcou memperkenalkan nama sebuah suku Indian dan sebuah distrik di Nikaragua yang bernama Amerrique, dan menegaskan bahwa distrik ini - yang kaya akan emas - telah dikunjungi oleh Columbus dan Vespucci, yang kemudian membuat nama ini dikenal di Eropa. Bagi kedua penjelajah tersebut, kata Amerrique dan emas menjadi identik. Selanjutnya, menurut catatan Marcou, Vespucci mengganti nama Kristennya dari Alberico menjadi Amerigo. Carew mengutip Marcou untuk mendukung klaimnya bahwa "dalam arsip Toledo, sebuah surat dari Vespucci kepada Kardinal tertanggal 9 Desember 1508, bertanda tangan Amerrigo dengan huruf 'r' ganda seperti dalam bahasa India Amerrique... dan antara tahun 1508 dan 1512, tahun ketika Vespucci meninggal dunia, setidaknya ada dua tanda tangan lain yang menggunakan nama Kristiani Amerrigo yang tercatat (Cohen, 1988)."   

Baik Marcou ataupun Carew menegaskan bahwa Amerika tidak merujuk kepada nama Vespucci, tetapi sebaliknya; bahwa Vespuccilah yang menamai dirinya sendiri sesuai dengan penemuannya, menyepuh nama yang telah diberikan dengan memodifikasinya untuk merefleksikan arti penting penemuannya.  Carew menyuarakan gugatannya dengan keras: "Merampas nama asli suatu bangsa dan negara adalah salah satu permainan kejam yang dilakukan oleh para penjajah terhadap kaum terjajah. .... Merampas nama-nama orang atau negara sama saja dengan menggerakkan gangguan psikis yang pada gilirannya dapat menciptakan krisis identitas yang permanen. Seolah menggarisbawahi fakta ini, pencurian nama tempat yang penting dari jantung benua Amerika dan klaim bahwa itu adalah nama Kristen dari seorang pengembara merampas makna dasar dari nama tersebut (Carew, 1978)."

Adapun yang dimaksud Carew dengan "nama tempat yang penting dari jantung benua Amerika" adalah pendapat Marcou, yang mengutip korespondensinya dengan Augustus Le Plongeon bahwa nama Amerika atau Amerrique dalam bahasa Maya berarti negara yang selalu berangin kencang, atau Negeri Angin, dan terkadang akhiran '-ique' dan '-ika' tidak hanya berarti angin atau udara, namun juga roh yang bernafas, yakni kehidupan itu sendiri. Untuk itu, menurut Carew kita harus mengembalikannya ke makna aslinya, tanah angin, sumber kehidupan dan pergerakan yang mana menurut Cohen hasrat Carew untuk menghilangkan mitos, justru telah menciptakan mitos-mitos baru. Kendati demikian, Marcou (1888) tidak sendirian, penulis Peru Ricardo Palma dalam Tradiciones Peruanas (1872) dan geolog asal Inggris Thomas Belt dalam The Naturalist in Nicaragua (1874) berpendapat bila kata Amerika berasal dari rangkaian pegunungan Amerri(s)que.    

Menutup bincangan tentang toponimi Amerika paragraf akhir dari artikel Jonathan Cohen The Naming of America: Fragments We've Shored Against Ourselves terasa sangat pas sebagai "gong"-nya:

"Edisi terbaru (kelima) Webster's New World College Dictionary mengakui misteri yang melingkupi asal-usul nama Amerika, dengan mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari "Americus Vespucius...tapi < ? Sp Amerrique, nama pegunungan di Nikaragua, yang digunakan oleh para penjelajah awal untuk mencari tanah yang baru ditemukan <? AmInd. Tidak ada kesimpulan pasti yang bisa diambil. Terlalu banyak klaim yang, karena kurangnya bukti kuat, didasarkan pada spekulasi. Teori-teori tentang asal-usul nama tersebut pada akhirnya merupakan fiksi sejarah, yang penulisnya cenderung memaksakan agenda politik, budaya, atau nasional mereka pada nama dan asal-usulnya. Namun, di balik fiksi-fiksi ini terdapat pandangan-pandangan menarik tentang Dunia Baru. Jika digabungkan, mereka membentuk visi multikultural dengan karakter yang khas. Mendengar nama Americus, kita akan mendengar Pegunungan Amerrique dan anginnya yang selalu berhembus; mendengar kata Afrika dalam bahasa Maya iq' amaq'el; mendengar kata Skandinavia Ommerike, serta Amteric, dan Algonquin Em-erika; mendengar kata Amurika, nama bangsa Berber yang berarti negeri di sebelah barat, sesuai dengan teori Maroko; mendengar Santo Emeric dari Hongaria; mendengar Amalrich, penguasa Gothic yang memiliki etos kerja; mendengar Armorica, nama Galia kuno yang berarti tempat di tepi laut; dan mendengar nama resmi Inggris, Amerike - mendengar gema nama-nama tersebut dalam nama belahan bumi kita berarti mendengar diri kita sendiri."

Amerika Berduka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun