Adapun kata yang kedua, istiqlal yang berasal dari kata dasar qillah (sedikit, menjadi sedikit) kita mendapatkan makna bahwa kemerdekaan hakikatnya adalah semakin berkurang atau sedikitnya ketergantungan kepada pihak lain. Secara bahasa, istiqlal yang berarti semakin berkurang atau sedikit mengajarkan pesan bahwa merdeka bukanlah semata meraih kebebasan. Puncak kemerdekaan adalah terbebasnya dari ketergantungan kepada selain dirinya sendiri. Kesejahteraan yang disiratkan dalam kata maharddhika sebagai tujuan dari kemerdekaan ternyata tidaklah berada pada keberlimpahan melainkan lebih kepada kecukupan. Puncak dari kecukupan adalah ketiadaan. Uniknya peniadaan yang sempurna justru akan menghadirkan Sang Maha Ada---yang darinya segala sesuatu akan mengada sesuai hikmah-Nya. Inilah makna sejati dari kesejahteraan yang akan diraih oleh mereka yang telah meraih istiqlal. Inilah kemerdekaan yang sejati.
Menarik sekali saat membaca tulisan Gerald Erichsen, What Does 'Libre' Mean?. Libre, menurut Erichsen, adalah kata sifat dalam bahasa Spanyol yang paling umum untuk "bebas" - tetapi kata ini tidak digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang tersedia tanpa biaya atau ongkos. Untuk itu, kata yang digunakan hampir selalu gratis. Sebaliknya, libre, yang terkait dengan kata-kata seperti liberate (membebaskan) dan liberty (kebebasan), biasanya mengacu pada bebas dalam arti bebas dari pengekangan atau terkadang dalam arti kertersediaan.
Dua kata kerja yang paling dekat hubungannya dengan libre adalah liberar dan librar. Arti liberar yang lebih umum dan lazim antara lain: membebaskan, melepaskan, atau membiarkan seseorang atau hewan bebas. Librar memiliki berbagai arti yang [nampak seakan] tidak berkaitan dengan kebebasan, termasuk menyelamatkan seseorang dari bahaya, menarik cek (instrumen moneter), berkelahi, dan mengungkapkan.Â
Ada juga beberapa kata benda majemuk yang berkaitan dengan kata libre termasuk librecambio (perdagangan bebas), librecambista (pendukung perdagangan bebas), dan librepensador (pemikir bebas). Kata-kata lain yang berkaitan termasuk librado (orang yang menarik atau menulis cek), liberal (bebas), dan libertad (kebebasan).
Dari tulisan Erichsen, berkenaan dengan telisik kata 'bebas' atau 'kebebasan', perhatian saya terantuk pada kata liberar dan librar. Kedua kata ini membunyikan bel dalam kepala saya tentang kata library (perpustakaan) dalam bahasa Inggris. Libre atau libr secara sederhana artinya "buku". Library, perpustakaan yang adalah kumpulan dari buku-buku, sementara buku adalah salah satu hasil dari tulisan, maka sungguh mendebarkan saat menemukan libre juga berarti buku. Bukankah buku memang berpotensi membebaskan pikiran dan membebaskan jiwa dari keterbelenguan?
Uniknya, saya membuka tulisan Telisik Etimologia Mantra Merdeka, dengan dua kalimat yang terlintas dalam benak saat itu: If reading is to free one's mind, writing is to unite one - jika membaca serupa membebaskan pikiran seseorang, maka menulis adalah menyatukannya. Terkadang saya dikejutkan oleh diri saya sendiri.
Saya menggunakan nama pena Abu Ibnaih dalam tulisan tersebut. Arti harfiah dari nama pena saya adalah "Bapak dari kedua anaknya". Saya memang dianugerahi dua putra. Jadi, sesederhana itu makna di balik nama pena yang saya gunakan.  Hehehe
Dan yang lebih mendebarkan lagi bagi saya adalah saat mengingat tulisan saya di kompasiana, Apokalips: Sebuah Ramalan yang Kita Buat Sendiri. Poster yang konon dipasang di salah satu perpustkaan di bawah ini benar-benar mengartikulasikan makna kata liberar dan librar.
Ant Apocalypse, begitu saya memprafrasakan lelucon berbaru meme ini. Saya antara lain menulis:
Sebuah 'nubuat' tentang semut akan menguasai dunia. Kita, ras manusia, akan menjadi budak mereka. Kita akan hidup di bawah tirani yang akan membuat kita begitu menderita, sekaligus teramat hina, sebab terpaksa hidup dalam penindasan hewan yang selama ini dianggap kecil, imut dan tidak signifikan: semut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!