Judul tulisan hari ke-27 Ramadan ini termasuk agak clickbait alias umpan klik. Saya harus menyampaikan disclaimer lebih awal. Tapi sejujurnya, pemberian judul di atas lebih karena saya menghindari penggunaan judul dalam istilah asing setelah beberapa tulisan terakhir memiliki kecenderungan seperti itu. Kata sufi pada judul pun sudah saya beri tanda petik untuk menghindari asosiasi pada sufi yang sesungguhnya.Â
Batu Nisan yang saya maksud adalah judul film koboi tahun 1993, Tombstone yang yang dibintangi Kurt Russel sebagai Wyat Earp dan Val Kilmer sebagai Doc Holliday. Sementara 'sufi' di sini adalah sebuah plesetan dari kata-kata 'suka film'.
Jalan cerita film Tombstone sebetulnya termasuk biasa saja. Relatif khas film koboi tentang penegak hukum dan pelanggar hukum. Sinopsisnya sebagai berikut:
Curly Bill Brocuis (Powers Boothe) dan kelompok koboi membantai orang-orang tak berdosa di sebuah pesta pernikahan. Wyatt Earp (Kurt Russell) dan saudara-saudaranya, Virgil (Sam Elliot) dan Morgan (Bill Paxton), tiba di Tombstone, Arizona. Mereka berharap untuk menetap bersama istri mereka dan memulai hidup baru, kali ini tanpa harus mematuhi hukum. Ketika Wyatt Earp tiba, ia bertemu dengan teman lama dan rekannya Doc Holliday (Val Kilmer). Keduanya mulai berbicara tentang perjalanan mereka di masa lalu, dan tersirat bahwa Holliday sedang sekarat karena TBC. Holliday memberi tahu Earp bahwa sekelompok koboi penjahat yang kejam menjalankan Tombstone. Earp pulang ke rumah dengan seorang istri yang kecanduan laudanum, obat yang umum pada masa itu yang mencampurkan morfin dan opium. Earp mulai berselingkuh dengan seorang aktris keliling bernama Josephine Marcus.
Marshal kota Tombstone dibunuh oleh seorang Koboi. Massa yang marah ingin menghukum mati si pembunuh, tetapi Earp turun tangan dan mencegah pria itu dibunuh. Virgil, yang merasa kasihan pada penduduk kota, setuju untuk mengambil posisi sebagai kepala polisi kota. Virgil membuat peraturan baru bahwa tidak ada pria yang diperbolehkan membawa senjata ke dalam kota, dan semua senjata harus dititipkan di pinggiran kota. Peraturan ini menjaga kedamaian di Tombstone untuk sementara waktu, namun akhirnya Brocius dan gengnya datang ke kota dengan bersenjata lengkap. Virgil, Wyatt, Morgan, dan Doc Holliday memutuskan untuk menghadapi para koboi dan mencoba membuat mereka menyerahkan senjata mereka. Mereka menghadapi para Koboi di OK Corral, dan mereka memberi tahu orang-orang tentang niat mereka untuk menangkap mereka. Para pria itu melawan, dan baku tembak pun terjadi. Para penegak hukum membunuh banyak Koboi, tetapi salah satu yang bernama Ike Clanton melarikan diri dan memberi tahu para Koboi lainnya.
Kemudian, para koboi menyergap Virgil terlebih dahulu, melukainya dengan tembakan shogun di bagian belakang. Mereka kemudian mengendap-endap mendekati Morgan yang sedang bermain biliar dan menembaknya secara fatal melalui jendela pintu. Wyatt memutuskan bahwa hal terbaik bagi mereka dan penduduk kota adalah meninggalkan kota. Dalam perjalanan keluar kota, mereka disergap sekali lagi oleh para Koboi. Wyatt kembali ke Tombstone dan bersumpah untuk membunuh setiap Koboi terakhir. Mereka melacak dan membunuh sejumlah Koboi, menembak dan menggantung mereka.
Wyatt dihadapkan pada Johnny Ringo, seorang penembak dan anggota Cowboys. Ringo menantang Earp untuk berduel. Wyatt menerimanya, namun dia dan Doc Holliday tahu bahwa Ringo adalah penembak yang jauh lebih cepat daripada Wyatt. Dalam adegan berikutnya kita melihat Ringo menunggu Earp muncul. Doc Holliday menawarkan diri untuk menghadapi Ringo dan muncul di depan Wyatt. Ringo tidak senang menghadapi Doc. Dan Doc pun berhasil menembak Ringo. Wyatt datang terlambat dan mendapati bahwa Doc telah membunuhnya. Para penegak hukum meninggalkan Arizona dan setiap karakter pergi dengan caranya masing-masing. Virgil pergi ke California untuk menjadi sheriff di sebuah kota kecil. Doc pergi ke rumah sakit untuk menghabiskan sisa hari-harinya, di mana dia sering dikunjungi oleh Wyatt Earp. Akhirnya, Wyatt Earp diperlihatkan menetap bersama Josephine Marcus, dan menjalani sisa hari-harinya dengan tenang. Â
Tiga Bagian yang Menarik
Seperti saya sebutkan sebelumnya bila jalan cerita film Tombstone sebetulnya termasuk biasa saja. Akan tetapi beberapa bagian dari film ini teras memiliki daya tarik tersendiri bagi saya.Pertama, unsur kesejarahan film tersebut. Kedua, kecemerlangan Val Kilmer dalam memerankan Doc Holliday. Dan, ketiga, dialog dalam Latin antara Doc Holliday dan Johnny Ringo.
 Pertama, tentang Tombstone. Paul Trachtman dalam Tombstone di Smithsonian Magazine, menulis:
"Pada tahun 1877, penambang perak Ed Schieffelin berangkat dari Camp Huachuca, sebuah pos Angkatan Darat di tenggara Arizona, menuju Pegunungan Dragoon. Para tentara memperingatkannya bahwa ia tidak akan menemukan apa pun di sana kecuali batu nisannya sendiri. Ketika Schieffelin menemukan perak, dia menamai tambangnya Tombstone. Pada tahun 1880, sebuah kota dengan nama yang sama yang muncul di sekitar tambang berkembang pesat, dengan dua ruang dansa, selusin tempat perjudian, dan lebih dari 20 bar. 'Masih ada harapan,' seorang pendatang baru melaporkan, 'karena saya tahu ada dua Alkitab di kota ini.'"