Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dakwah Musikal dalam Pendekatan Parodikal

25 Maret 2024   07:29 Diperbarui: 25 Maret 2024   07:52 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Potret Parodi Impresionis Alpaka. Sumber: shutterstock.com

Satu atau dua bulan yang lalu saya menemukan dua video lucu berisi lagu berbahasa Jawa namun bergaya Japanese rock yang biasa disingkat J-rock. Jei Rokku, begitu orang Jepang menyebutnya. J-rock sendiri merupakan genre eklektik musik rock and roll dari Jepang. Fenomena musikal seperti ini terjadi dalam musik bergenre pop di Korea yang melahirkan genre eklektik K-pop. Video yang maksudkan berasal dari Selagood, Kewanen Saur dan Abab Poso.

Penguasaan bahasa Jawa saya yang relatif minim cukup untuk memahami secara umum isi dari kedua lagu dari Selagood tersebut. Kewanen Saur kurang lebih berarti kesiangan sahur sementara Abab Poso artinya nafas puasa. 

Pertama kali mendengarnya, 'vibes' Laruku atau umum dikenal sebagai L'Arc en Ciel, langsung terasa. Warna suara vokal Hide dan lebih-lebih permainan bas ala Tetsuya sulit untuk diabaikan. Kedua lagu Kewanen Saur dan Abab Poso menjadi lagu parodi yang sebenarnya memiliki makna dakwah. Sebuah pendekatan dakwah musikal yang menghibur.     

Parodi adalah karya kreatif yang dibuat dengan tujuan meniru, mengomentari, mengkritik, dan/atau mengejek subjeknya. Biasanya, namun tidak selalu, dimaksudkan untuk melucu -- setidaknya sedikit. Itulah defisini parodi menurut Ehren Pflugfelder, Profesor Retorika Universitas Negeri Oregon. Sementara KBBI memberikan arti: karya sastra atau seni yang dengan sengaja menirukan gaya, kata penulis, atau pencipta lain dengan maksud mencari efek kejenakaan.

Berikut adalah lirik lagu Kewanen Saur.

Mau bengi aku angel tangi
Turu tanek koyok mati suri
Mbok gugah, aku wegah
Mbok idak, aku mencak
Ameh sahur jam telu
Malah tangi jam pitu

Isuke aku wis kroso ngeleh
Pengen mangan soto ngombe esteh
Meh poso, iseh dowo
Meh mokah, wedi duso
Ameh turu sedino ndakyo rakpopo

Maghribe jek suwe
lagek njedul srengenge
Kolak mendoane kok wis ngawe ngawe
Bukone jek mengko
semangat ojo ngendo
Ndelok kebab jumbo kok jebul kanebo

Goro goro aku lembur
Dadine kawanen saur
Mugo mugo pahalane orak kabur

Tergelak parah saat membaca Ndelok kebab jumbo kok jebul kanebo. Begitu beratnya godaan puasa melihat lipatan kanebo saja jadi seperti kebab yang berukuran jumbo. Namun, nilai dakwahnya tidak terlewatkan seperti dalam kata-kata: Meh posp, iseh dowo; Meh mokah, wedi duso. Mau terus puasa, Maghrib masih lama tapi mau batal puasa takut dosa. Sebuah nasihat yang tetap dipertahankan meskipun dalam kemasan canda.

Pun begitu halnya dengan lirik Abab Poso. Terselip dakwah di dalam candaannya. 

Aja mbok salah-salahke awakku
Merga ababku sing mambu
Senajan mambu pete
Tulung pisan iki mbok ndem wae
Mesaake aku jek PDKT

Aja meneh aku sing mbok paido
Senajan mambu uyuh coro
Aku ki jek pasa
Badeg ku ning ndonya
Dadi wangi kasturi mengko
Pas ning surga

Hahh, mambu
Sakjane aku dhewe ya ra betah
Mambu ababku sing kaya tong sampah
Badeg e nganti ora nguati
Tak betah-betahke nganti maghrib
Wayah buka mengko sore

Aku ki jek pasa
Badeg ku ning ndonya
Dadi wangi kasturi mengko
Pas ning surga

Haa, haa
Hahh, mambu
Sakjane aku dhewe ya ra betah
Mambu ababku sing kaya tong sampah
Badeg e nganti ora nguati (hahh, hahh)
Tak betah-betahke nganti maghrib
Wayah buka

Tak betah-betahke nganti maghrib
Wayah buka mengko sore

Sudah umum diketahui bahwa nafas orang yang berpuasa memang tidak sedap. Namun, meskipun demikian dadi wangi kasturi mengko pas ning surga kata lirik lagu ini. Kata-kata tersebut merujuk kepada sebuah hadits masyhur: "Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk (kasturi).” (HR. Bukhari). 

Terlepas dari pendekatan parodikal dalam berdakwah, kemampuan bernyanyi dengan sambil fokus pada aksentuasi Jepangnya plus dengan mengikuti warna suara Hideto Takarai tidaklah dimiliki semua orang. Perlu riset dan literasi yang memadai untuk bisa berparodi pada level itu.

Sleigher: Slayer Versi Religi

Parodi musikal yang saya temukan lagi adalah Sleigher. Gitaris Haken Charlie Griffith, tulis Bagas Rahadian di Hai, menghadirkan sebuah jingle Natal lewat cover parodikal "Seasons in the Abyss", yang merupakan dari band thrash metal legendaris Slayer. 

Perkenalan saya dengan musik bergenre trash metal berawal saat masa SMA dulu. Slayer termasuk di antara deretan koleksi kaset yang dijejerkan di kamar. Teriakan Tom Araya, bassist sekaligus vokalis Slayer berdarah Chili-Amerika, terasa memompa adrenalin. 10 lagu dalam album Season in the Abyss khatam saya daras di tahun 1992-an.  

Sleigher merupakan plesetan dari slayer. Bila slayer (pembunuh) berkonotasi maut dan kekerasan, maka sleigher yang berasal dari kata sleigh yang artinya kereta luncur atau eretan. Jadi sleigher kurang lebih berarti penunggang kereta luncur yang dalam tradisi Natalan identik dengan Sinterklas. Judul lagu garang Season in the Abyss diparodikan menjadi  Seasons Greetings in the Abyss

Ini adalah lirik Season in the Abyss Slayer:

[Verse 1]

Razor's edge
Outlines the dead
Incisions in my head
Anticipation the stimulation
To kill the exhilaration

[Chorus]

Close your eyes
Look deep in your soul
Step outside yourself
And let your mind go
Frozen eyes stare deep in your mind as you die

Close your eyes
And forget your name
Step outside yourself
And let your thoughts drain
As you go insane, go insane

[Verse 2]

Innate seed
To watch you bleed
A demanding physical need
Desecrated, eviscerated
Time's perpetuated

[Chorus]

Close your eyes
Look deep in your soul
Step outside yourself
And let your mind go
Frozen eyes stare deep in your mind as you die

Close your eyes
And forget your name
Step outside yourself
And let your thoughts drain
As you go insane, go insane

[Verse 3]

Inert flesh
A bloody tomb
A decorated splatter brightens the room
An execution, a sadist ritual
Mad intervals of mind residuals

[Chorus]

Close your eyes
Look deep in your soul
Step outside yourself
And let your mind go
Frozen eyes stare deep in your mind as you die

Close your eyes
And forget your name
Step outside yourself
And let your thoughts drain
As you go insane, go insane

Lirik garang Slayer berubah menjadi ramah anak dengan suasana Natal yang hangat:

A Reindeer sledge flies overhead
With children in their beds
Anticipating, a year of waiting
For Santa's annual chimney break-in

Focused eyes 
Look deep through the snow
Check outside for elves
And a red shiney nose
Rudolph flies warp speed way up high in the sky

.....

Griffith memarodikan lagu angker menjadi 'ger' namun dengan mempertahankan dakwah kisah Natalnya. Boleh jadi versi Griffith ini akan menjadi bahan daras musikal Ramadan bersama Kewanen Saur-nya Selagood.

30 menitan lagi jadwal menjadi pemateri di SMARTren Ramadan SMA Plus Al-Wahid sudah menanti. Sebuah awal pekan yang indah untuk menemui anak-anak didik yang akan menyongsong hari-hari nanti yang boleh jadi tidak akan sempat lagi saya lewati.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun