Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Penjaga Malam dan Pengawal Fajar

12 Maret 2024   08:43 Diperbarui: 12 Maret 2024   09:05 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit di kala malam dan di ambang fajar https://rumaysho.com/

Ramadan kembali menyapa. Ia datang sembari menawarkan tak berbilang karunia dan kesempatan untuk menjadi lebih baik. Sungguh merupakan sesuatu yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Saat mengawali Ramadan 1445 H kemarin malam, terbetik dalam pikiran untuk sedikit menelisik tentang salat Tarawih yang merupakan salah satu kekhasan Ramadan. Tarawih dalam redaksi hadits lazim disebut juga qiyamu Ramadhan (berdiri shalat di malam Ramadhan) sebagaimana dijumpai dalam hadits berikut:

https://sunnah.com
https://sunnah.com

"Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni, barangsiapa yang shalat di malam hari di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni, dan barangsiapa yang melewati Lailatul Qadar (Malam Ketetapan) dalam shalat dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari -Muslim)

Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari kata tarwihah yang berarti "waktu sesaat untuk istirahat". Secara bahasa disebut demikian karena kebiasaan orang yang melakukannya rihat sejenak di antara dua kali salam atau setiap empat rakaat. Namun, yang menarik saat kita coba elaborasi Tarawih secara semantik. 

Mari kita perhatikan hadits berikut:

https://sunnah.com/riyadussalihin:1472
https://sunnah.com/riyadussalihin:1472

"Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang menjadi pelindung urusanku, dan perbaikilah bagiku duniaku yang berisi penghidupanku, dan perbaikilah bagiku akhiratku yang berisi permusuhanku, dan jadikanlah kehidupan sebagai tambahan bagiku dalam segala kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai istirahat (keringanan) bagiku dari segala keburukan." (HR Muslim)

Dalam perspektif istirahat yang dimaksudkan dalam hadits di atas, Tarawih mengandung arti atau dapat dimaknai sebagai rehat atau berhenti sementara dari keburukan yang mungkin terjadi selama malam jelang tidurnya. Dari sudut pandang ini pula hendaknya Tarawih tidak dilakukan dengan tergesa-gesa, hendaknya dengan tenang dan penuh kebahagiaan. Layaknya mereka yang tengah istirahat menikmati setiap detik dari moment tersebut.

Makna lain yang tersirat, Tarawih adalah sebentuk maut sementara. Sama halnya dengan shaum (puasa) yang tak lain adalah sebentuk maut sementara juga. Bukankah tidak makan, tidak minum, bahkan dalam bentuk ekstremnya saat beritikaf ia yang berpuasa bahkan tidak bicara dan tidak berhubungan suami istri bagi yang sudah berkeluarga? Dan kesemua itu merupakan ciri-ciri orang sudah dikenai maut. Tarawih begitu lekat dengan Ramadan. Itulah mengapa Rasulullah saw dengan indahnya menamai Tarawih dengan qama atau qiyamu Ramadhan, yakni salat yang khusus melakat pada Ramadan. Atau, bila ditilik secara umum, Tarawih termasuk Qiyamul Layl (KBB menulisnya sebagai Qiamulail) yang artinya berdiri untuk salat di waktu malam tanpa ada persyaratan harus tidur terlebih dahulu.

Bila Tarawih berarti 'maut' maka bagaimana dengan kewajiban kita untuk besoknya bersahur, yang dengan kata lain hidup kembali, untuk mencecapi kematian kembali selama masa berpuasa Ramadan?

Jawabannya ada pada salat Tahajjud. Dalam Qiyamul Lail Beda dengan Shalat Tahajud, kita menjumpai beberapa penjelasan yang menarik.

Kata Tahajud berasal dari kata hajada, artinya tidur di malam hari. Bentuk pelakunya disebut al-Hajid. Bentuk pluralnya adalah al-Hujud. Sebagian ahli bahasa arab mengartikan hajada dengan shalat di malam hari. Istilah Shalatul Laili sama artinya dengan at-Tahajud. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 34/118).

Al-Mutahajjid artinya orang yang bangkit dari tidur untuk melaksanakan shalat. (Lisanul Arab, 3/432)

Abu Bakar Ibnul Arabi memaknai Tahajud dengan tiga pengertian. Pertama, tidur, kemudian shalat, kemudian tidur, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah bangun dari tidur. Ketiga, setelah shalat isya’. (Mu’jamul Mushthalahat wal Alfadz al-Fiqhiyyah, Mahmud Abdurrahman Abdul Mun’im, 1/396)

Salat Tahajjud mensyaratkan orang yang mengerjakannya harus tidur terlebih dahulu. Tidak ada salat Tahajud kecuali didahului tidur. Tahajjud pun memiliki sebutan tersendiri seperti halnya Tarawih. Bila Tarawih disebut Qiyamu Ramadhan, maka Tahajjud disebut Shalatul Layl. Namun, kedua-duanya masuk kategori umum Qiyamul Layl atau Qiamulail versi KBBI.

Kembali kepada Tarawih serupa maut, maka Tahajjud adalah kebangkitan dari maut. Tahajjud menandai kehidupan kembali seperti halnya ifthar (berbuka puasa) di awal malam menandai hidupnya kembali sang sha'im (pelaku puasa) setelah mengalami maut pada sepanjang siangnya.

Dalam bingkai pandangan ini, Tarawih tidak menggugurkan perintah mendirikan Tahajjud. Pun demikian, Tahjjud tidak kemudian menggugurkan keutamaan Tarawih. Keduanya saling melengkapi keagungan Ramadan. Siklus penanda maut dan hayat yang saling menyempurnakan. Dan ini luar biasanya hanya terjadi selama bulan Ramadan. Satu bulan yang secara istimewa kita diwajibkan melakukan shaum yang berasal dari kata kerja shama (berpuasa) yang entah mengapa selalu menggoda saya untuk berhipotesis bahwa kata shama sendiri merupakan naht (akronim) dari shara mayyitan (ia 'mencicipi' mati). 

Untuk itu, saya juluki  Tarawih dengan sang Penjaga Malam sementara Tahajjud, sang Pengawal Fajar.

Marhaban ya Ramadan  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun