Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Semiotika Nol di Balik Ramadan

19 April 2023   00:01 Diperbarui: 19 April 2023   00:01 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shafar adalah nama bulan kedua dalam kalenderisasi Islam. Sementara serapan dalam bahasa Indonesian, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Safar. Serapan Safar dari Shafar menimbulkan ambiguitas antara Shafar (nama bulan) dan Safar (perjalanan).

Lisaanul Arab memberikan penjelasan mengenai bulan kedua dalam kalender Hijriah, "Safar: Bulan setelah Muharram, dan sebagian dari para ahli bahasa berkata: Dinamakan bulan Safar karena  di dalamnya mereka mencari sumber-sumber makanan di berbagai tempat; Dan sebagian dari mereka berpendapat: Disebut demikian untuk Mekah yang kosong dari penduduknya ketika mereka bepergian; Dan diriwayatkan Ra'bah berkata: Mereka (penduduk Mekah) menamai bulan Safar karena mereka biasa menyerang suku-suku lain dalam bulan itu sehingga mereka meninggalkan kosong Mekah." 

Senada dengan itu, dalam Arti Nama Bulan dalam Kalender Islam, Safar berarti kosong, dan ada dua kemungkinan alasan untuk ini. Beberapa orang percaya nama itu berasal dari fakta bahwa rumah-rumah Arab kosong pada saat ini karena semua orang keluar mencari dan mengumpulkan makanan. 

Sebaliknya, beberapa orang percaya bahwa makna bulan Safar (kosong) berasal dari kisah orang Arab yang menjarah rumah musuh mereka pasca pertempuran. Beberapa pertempuran terjadi selama Safar, dan dalam upaya untuk mengukuhkan Islam sebagai agama damai, Allah swt memerintahkan umat Islam hijrah ke Madinah selama Shafar untuk menghindari konflik lebih lanjut. 

Ada dua hal yang tidak kalah menarik secara bahasa dari kata shafar ini. Pertama, menurut Lisaan, ash-shafar berarti juga as-sawaad (hitam). Kedua, kata ash-shafar (kosong, hampa, hitam) juga terdengar mirip dengan as-safar (perjalanan). Dan kedua kemiripan bunyi juga menunjukkan kedekatan makna. Kebiasaan penduduk Mekah mengosongkan kotanya pada bulan Shafar menyiratkan adanya aktivitas bepergian (safar) yang menjadikan kota Mekah terasa sunyi. 

Kemudian peperangan yang biasa mereka lakukan pada bulan Shafar menimbulkan suasana kelam (hitam) akibat kelaparan, derita, kekalahan perang hingga kematian. Kedatangan Islam melepaskan 'kutukan' yang melekat pada bulan kedua dalam penanggalan Arab ini.   

Bulan yang membangkitkan ketiadaan

Kata Shafar yang secara semantik bermakna hampa atau kosong, membawa kita kepada wacana yang luar biasa.

Michael Hoffman dari Japan Times dalam Apa yang Menyusun Ketiadaan? Jawabannya Bisa Membuat Anda Gila menulis:

"Ini adalah cerita tentang ketiadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun