Hanya saja, kalimat Enjoy each moment, as time passes in the blink of an eye! terasa menarik perhatian lebih.
Ada semangat Carpe-diem-quam minimum-credula-postero-nya Horatius di sana. 'Petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok' begitu Wikiquote memberikan terjemahannya.
Atau, redaksi senada---tetapi dengan dimensi yang lebih luas---dari perkataan 'Amr bin al-'Ash ra: "I'mal lidunyaka ka-annaka ta'iisyu abadan, wa(i)'mal liaakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan." Bahwa beramal engkau untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan beramal engkau untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok hari. Perkataan ini bukanlah hadits Nabi saw melainkan atsar (perkataan Sahabat) yang bernama 'Amr bin al-'Ash ra. Laman Islamweb mengutip kitab Musnad al-Harits karya Al-Haitami sebagai pendukungnya.
Atsar 'Amr bin al-'Ash memberikan jalan tengah atas kedua pernyataan Chaplin dan Horatius. Bahwa, dalam urusan dunia kita hendaklah tidak perlu tergopoh-gopoh karena waktu masih banyak. Masih ada besok lagi. Begitulah implikasi dari seakan-akan kita akan hidup selamanya. Namun, kebalikannya untuk urusan akhirat. Kita harus bergegas karena kita tidak tahu kapan maut akan menjemput. Boleh jadi esok hari tidak akan kita jumpai.
Qaulul hikmah dari sahabat 'Amr bin al-'Ash ini menutup tulisan saya di hari yang ke-21 Ramadan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H