Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Autophysiopsychic Music

11 April 2023   07:40 Diperbarui: 11 April 2023   07:49 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusef Lateef (www.azquotes.com)

William Emanuel Huddleston, kemudian berganti nama menjadi Yusef Abdul Lateef, menurut Don Heckman dalam Yusef Lateef dies at 93; Grammy winner blended jazz, world music, seperti sejumlah musisi lainnya---mulai dari Duke Ellington hingga musisi sezamannya, Max Roach dan Sonny Rollins---Lateef menolak penggunaan kata "jazz" untuk mendeskripsikan karyanya. Ia lebih memilih frasa "musik autofisiopsikis", yang ia definisikan sebagai "musik yang berasal dari fisik, mental, dan spiritual seseorang."

Paul Rigby di The Audiophileman menjuduli tulisannya dengan  Yusef Lateef: Don't Call Him A Jazz Man menulis:

"Dia adalah seorang pendobrak batas dan melihat dirinya seperti itu. Bahkan, dia melihat dirinya sebagai seorang yang berjiwa bebas. Dia bahkan tidak suka dikurung di sudut jazz. Mungkin alasannya adalah karena pemain legendaris ini telah menangani getaran musik dunia bahkan sebelum ada orang yang memikirkan genre tersebut."

Dalam wawancara dengan Marc Myers tahun 2008, Yusef Lateef menegaskan:

"Saya melepaskannya (kata jazz) 30 tahun yang lalu. Saya masih memainkan bentuk musik tersebut, namun saya merasa kata tersebut kurang tepat. Kata itu memiliki makna dan konotasi yang merendahkan seni dan meremehkan mereka yang memainkannya. Menampilkan musik yang menginspirasi para pendengar dan membuat mereka terhubung dengan diri mereka sendiri adalah ekspresi yang indah, menantang, dan sulit. Ada komunikasi antara artis dan pendengar, dan semoga keduanya menjadi orang yang lebih baik dan lebih diperkaya sebagai hasilnya."

Seperti disebutkan sebelumnya, Yusef Lateef tidak sendirian dalam hal ini. Lewis Porter dalam Where Did 'Jazz,' the Word, Come From? Follow a Trail of Clues, in Deep Dive with Lewis Porter menulis:

"Duke Ellington (lahir 1899) dan Max Roach (lahir 1924) benar ketika mereka mengatakan bahwa musik ini dinamai oleh orang kulit putih, bukan oleh musisi kulit hitam yang menciptakannya. Bahkan Sidney Bechet (lahir 1897) menulis dalam otobiografinya, Treat it Gentle: "Jazz, itu adalah nama yang diberikan oleh orang kulit putih kepada musik tersebut." Mengapa kita mengabaikan para seniman yang dihormati ini? Mereka memang benar."

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan makna dan konotasi yang merendahkan seni dari kata jazz, kita bisa periksa di Wikipedia dalam lema Jazz (word).

Jazz atau lebih baiknya, Otofisiopsikis

"Entah bagaimana, saya selalu berpikir bahwa ada semacam keterikatan pendekatan dan gagasan antara tasawuf dan fisika kuantum. Seperti halnya saya juga melihat ada kaitan antara tasawuf dan musik jazz. Tentang yang kedua ini barangkali akan saya tuliskan secara terpisah," demikian saya tulis dalam Tasawuf dan Kuantum. Sekarang, secara sederhana, kita akan membincang gagasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun