Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tasawuf dan Kuantum

7 April 2023   11:08 Diperbarui: 7 April 2023   11:13 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sains eksakta pasti diungkapkan dalam bahasa matematika yang sangat rumit, sedangkan tasawuf didasarkan pada meditasi dan menegaskan bahwa wawasan sufi tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Realitas, seperti yang dialami oleh para sufi, sama sekali tidak dapat ditentukan dan tidak dapat dibedakan. Mereka tidak melihat intelektualitas sebagai sumber pengetahuan mereka, tetapi hanya menggunakannya untuk menganalisis dan menginterpretasikan pengalaman pribadi mereka."

Teori kuantum menyiratkan keterhubungan esensial dari alam semesta, sehingga memaksa kita untuk melihat alam semesta bukan sebagai kumpulan objek fisik tetapi sebagai jaringan yang kompleks dari hubungan antara berbagai bagian dari keseluruhan yang terpadu. Inilah bagaimana kaum Sufi mengalami dunia. 

Sebagian orang berpendapat bahwa fisika kuantum membuka perspektif tentang keberadaan Tuhan karena fisika kuantum memiliki beberapa fenomena yang sulit dipahami dan tidak dapat dijelaskan dengan cara yang konvensional. Beberapa di antaranya adalah efek pengamatan, superposisi, entanglement, dan nonlokalitas.

Dalam efek pengamatan, perubahan dalam perilaku partikel sub-atomik hanya terjadi ketika mereka diamati atau diukur. Ini menyiratkan bahwa observasi dan pengamat dapat mempengaruhi kenyataan fisik, yang dapat ditafsirkan sebagai bukti adanya entitas yang ada di luar fisika yang dapat mempengaruhi kenyataan fisik.

Superposisi mengacu pada kemampuan partikel sub-atomik untuk berada dalam dua atau lebih keadaan secara bersamaan. Ini menimbulkan pertanyaan apakah kenyataan fisik memiliki keadaan yang pasti atau apakah kenyataan fisik memiliki kemungkinan yang tidak terbatas, yang dapat diinterpretasikan sebagai keberadaan Tuhan yang memungkinkan segala kemungkinan.

Entanglement adalah fenomena di mana dua partikel sub-atomik saling terkait dan memiliki koneksi yang tetap bahkan jika mereka berada jauh satu sama lain. Ini bisa dianggap sebagai bukti adanya hubungan yang tidak dapat dijelaskan secara fisik yang mengikat semua bagian dari alam semesta bersama-sama.

Nonlokalitas mengacu pada kemampuan partikel sub-atomik untuk mempengaruhi satu sama lain bahkan jika mereka berada di ujung yang berlawanan dari alam semesta. Ini menyiratkan bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari fisika yang mengikat seluruh alam semesta bersama-sama, yang dapat diinterpretasikan sebagai keberadaan Tuhan.

Namun, penting untuk diingat bahwa fisika kuantum masih merupakan bidang penelitian yang aktif dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Sementara beberapa orang mungkin melihat bukti keberadaan Tuhan dalam fenomena fisika kuantum, pandangan ini tidak dapat diterima secara ilmiah karena bukti yang dapat diandalkan tidak tersedia.

Dewasa ini, teori kuantum menawarkan banyak paradoks dan fenomena yang membuat kebanyakan kita pening. Para sufi pun masyhur dalam sejarah telah banyak membuat pening khalayak awam. Karya-karya tokoh Sufi seperti misalnya, Attar (w. 1299), Hafiz (abad ke-14), Ibn al-Arabi (w. 1240), Rumi (w. 1273), Basmati (w. 875), menurut Syed, penuh dengan kontradiksi yang menarik perhatian. Dalam konteks Sufisme, paradoks sering digunakan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang realitas spiritual dan mencapai kesatuan dengan Tuhan. 

Salah satu contoh paradoks dalam tasawuf adalah konsep fana dan baqa. Fana mengacu pada keadaan di mana individu melarutkan dirinya sendiri dalam Tuhan sehingga ia kehilangan identitas terpisahnya, sementara baqa mengacu pada keadaan di mana individu mempertahankan identitasnya sendiri sambil mengetahui bahwa ia tetap terhubung dengan Tuhan. Kedua konsep ini terlihat saling bertentangan, namun dalam sufisme keduanya dianggap penting dalam mencapai 'kesatuan' dengan Tuhan.

Secara pandangan awam, seperti saya, terlihat bahwa konsep fana dan baqa berlawanan satu sama lain. Paradoks ini menunjukkan bahwa tasawuf memandang dunia dan realitas dalam cara yang berbeda dengan cara pandang yang umum kita, termasuk pemikiran Barat melalui fisika klasiknya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun