Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Camellia

30 Maret 2023   05:22 Diperbarui: 30 Maret 2023   06:23 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini saya mendapatkan pengalaman yang menarik. Saat memutar ulang Le Quattro Stagioni atau Four Seasons–nya Vivaldi, sebuah inspirasi terbersit. Empat musim---terjemahan sederhana untuk Le Quattro Stagioni (Italia) atau Four Seasons (Inggris)---terasa memiliki kesebangunan citra dengan Camellia tetralogi-nya Ebiet G. Ade.    

Tetralogi adalah gabungan suatu karya yang terdiri dari empat karya berbeda namun berhubungan. Awalan tetra- dalam bahasa Yunani berarti empat. Selain kata tetralogi, kata quadrilogi juga sering dipakai untuk menunjukkan makna yang sama. Bedanya bila tetra- dari bahasa Yunani, maka quadri-  diambil dari bahasa Latin yang juga berarti empat. Kata quattro merupakan turunan dari kata Latin, quadri.

Tetralogi Camellia merupakan salah satu karya Ebiet G. Ade yang legendaris dalam belantika musik Indonesia. Camellia I (medio 1979), Camellia II (Desember 1979), Camellia III (Juli 1980) dan Camellia IV (Desember 1980) dirilis berupa album dengan nama yang sama sepanjang tahun 1979-1980. Keempatnya saya akrabi lewat radio-radio berfrekuensi AM saat kecil dulu. Sementara Empat Musim-nya Vivaldi sama sekali belum terindera.

Sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini, ada sebentuk momentum efifanik saat menemukan kesebangunan tetralogi Empat Musim dan Camellia. Saya akan mencoba membandingkannya.

Kandungan lagu Camellia I sebanding La Primavera (musim semi). Benih cinta bersemi dalam hati seperti tercermin dari lirik berikut:

Dia Camellia
Engkaukah gadis itu?
Yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi
Di s'tiap tidurku?

Kemudian, beranjak ke Camellia II yang seakan mencerminkan L’estate (musim panas). Dari bagian awal lagu kita mendapatkan citra kemabukan cinta:  

Gugusan hari-hari
Indah bersamamu Camelia
Bangkitkan kembali
Rinduku mengajakku kesana
.”

Lalu, kita memasuki fase L’autunno (musim gugur) yang digambarkan Camellia III. Bagian verse dan bridge melukiskan keretakan hubungan yang dialami sepasang kekasih: 

Maafkan bila waktu itu
Kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan
Engkau berlari sambil menangis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun