Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbaliknya Arah Kecerdasan

6 Juni 2022   09:07 Diperbarui: 6 Juni 2022   11:19 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah makalah yang dikirimkan ke jurnal Mind, Bostrom telah menguraikan dengan tepat bagaimana dia mencapai kesimpulan yang mengerikan ini. Penalaran dimulai dengan satu premis sederhana. Pada titik tertentu, peradaban akan mengembangkan komputer yang sangat kuat yang mampu meniru apa yang kita sebut kesadaran. Dan jika premis itu benar, sisanya mengikuti secara logis."

Nick Bostrom adalah seorang filsuf di Universitas Yale, dan dia yakin film laris Hollywood lebih dekat dengan kebenaran daripada yang ingin dipercaya oleh banyak dari kita. Dia telah melakukan perhitungan, dan dia menganggap bahwa kita bisa saja hidup di dalam sebuah simulasi.

Sean O'Neill masih di laman New Scientis menulis dengan judul yang mengusik pikiran, The Human Universe: Could We Become Gods? Ia menyatakan bahwa:

"Apa pun kemungkinan klaim ini, itu menimbulkan pertanyaan yang menggiurkan: bisakah kita membuat simulasi seperti itu? Bisakah kita menjadi dewa dari alam semesta buatan yang dihuni oleh makhluk yang begitu pintar sehingga mereka dapat mempertanyakan tempat mereka sendiri di alam semesta mereka?

Persyaratan pertama adalah menciptakan kecerdasan buatan yang dapat melakukan berbagai tugas intelektual yang sama seperti manusia. 

Menurut ahli robotik kognitif Murray Shanahan dari Imperial College London, tidak ada alasan untuk berpikir kita tidak bisa, meskipun itu bisa memakan waktu puluhan tahun. 

"Tidak ada yang ajaib tentang otak; ia tidak melampaui fisika. Jadi tentu saja dimungkinkan untuk membangun entitas fisik yang dapat melakukan apa pun yang dapat kita lakukan," katanya.

Tapi dibutuhkan lebih dari kekuatan komputasi kasar untuk membangun otak. "Yang penting adalah struktur, pola, koneksinya," kata Peter Bentley di University College London, dan kami belum memiliki cetak biru otak yang cukup rinci untuk mereproduksinya. Tetapi Proyek Otak Manusia 10 tahun Uni Eropa sedang mengerjakannya.

Benarkah kita, homo sapien, telah sepandai itu? Atau akankah kecerdasaan kita terus meningkat sehingga mampu menyingkap semua rahasia keberadaan kita?

Terpantik Guru Nyentrik Jebolan UPI

Johan Riadi adalah alumnus UPI. Ia mendirikan sekolah alternatif Bumi Matahari. Ia juga aktif melakukan edukasi melalui kanal youtube yang diberi nama Guru Gembul. Sampai hari ini tidak kurang dari 460 video telah ia unggah. menggoda kita dengan sejumlah pertanyaan yang menggelitik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun