Sungguh indah membayangkan bila Frobel hidup sezaman dengan Ki Hajar dan berdialog secara pemikiran.
Kurikulum Merdeka
Saat Al-Wahid---sekolah di mana saya belajar menjadi pendidik selama 22 tahun ini---mendapatkan kesempatan menjadi pelaksana Kurikulum Merdeka---dan nampaknya atas pertimbangan sebagai guru yang terhitung lama mengajar saja---saya termasuk anggota di dalam Komite Pembelajaran.Â
Bulan Mei dan Juni nanti, kami akan menjalani pelatihan selama 23 hari secara daring.
Kesempatan berharga ini telah memberikan ruang pengenalan terhadap filsafat dan pemikiran Ki Hajar tentang pendidikan. Sejak SD saya sudah mendengar nama Ki Hajar Dewantara. Sejak kecil sudah tahu kalau Ki Hajar adalah Bapak Pendidikan Indonesia.Â
Akan tetapi baru akhir-akhir ini---dan saya sangat malu mengakuinya meski akan sangat memalukan untuk tidak bersikap jujur bila menyembunyikannya---saya mengetahui begitu hebat filosofi dan pandangan Ki Hajar dalam bidang pendidikan. Merdeka belajar misalnya, lahir dari konsep among Tut Wuri Handayani di mana guru memerankan dirinya sebagai fasilitator sementara murid berada di depan dengan segala keunikan potensi dirinya belajar menemukan dirinya. Â
Kutipan pernyataan Ki Hajar yang saya tuliskan sebagai pembuka tulisan ini bahwa 'pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan' menegaskan posisi pendidikan sama sekali bukan sekedar memandaikan murid apalagi mengajarinya, melainkan jauh lebih jembar dari itu, pendidikan adalah membentuk peradaban yang bersendikan nilai-nilai budaya bangsa. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan tidak lain dari upaya menjaga sekaligus memastikan keberlangsungan Indonesia itu sendiri. Â
Terasa sangat moderen dan melampui masanya. Saya merasa kuno dan tertinggal.
Saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta didik yang pernah berbagi ruang dalam pembelajaran namun tidak mendapatkan layanan yang memadai dari saya sebagai pendidiknya.
Maafkanlah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H