Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ki Hajar Dewantara, Bapak Filsafat Pendidikan Modern Indonesia

14 Mei 2022   15:11 Diperbarui: 14 Mei 2022   16:19 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ki Hajar Dewantara https://edukasi.kompas.com

Sungguh indah membayangkan bila Frobel hidup sezaman dengan Ki Hajar dan berdialog secara pemikiran.

Kurikulum Merdeka

Saat Al-Wahid---sekolah di mana saya belajar menjadi pendidik selama 22 tahun ini---mendapatkan kesempatan menjadi pelaksana Kurikulum Merdeka---dan nampaknya atas pertimbangan sebagai guru yang terhitung lama mengajar saja---saya termasuk anggota di dalam Komite Pembelajaran. 

Bulan Mei dan Juni nanti, kami akan menjalani pelatihan selama 23 hari secara daring.

Kesempatan berharga ini telah memberikan ruang pengenalan terhadap filsafat dan pemikiran Ki Hajar tentang pendidikan. Sejak SD saya sudah mendengar nama Ki Hajar Dewantara. Sejak kecil sudah tahu kalau Ki Hajar adalah Bapak Pendidikan Indonesia. 

Akan tetapi baru akhir-akhir ini---dan saya sangat malu mengakuinya meski akan sangat memalukan untuk tidak bersikap jujur bila menyembunyikannya---saya mengetahui begitu hebat filosofi dan pandangan Ki Hajar dalam bidang pendidikan. Merdeka belajar misalnya, lahir dari konsep among Tut Wuri Handayani di mana guru memerankan dirinya sebagai fasilitator sementara murid berada di depan dengan segala keunikan potensi dirinya belajar menemukan dirinya.  

Kutipan pernyataan Ki Hajar yang saya tuliskan sebagai pembuka tulisan ini bahwa 'pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan' menegaskan posisi pendidikan sama sekali bukan sekedar memandaikan murid apalagi mengajarinya, melainkan jauh lebih jembar dari itu, pendidikan adalah membentuk peradaban yang bersendikan nilai-nilai budaya bangsa. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan tidak lain dari upaya menjaga sekaligus memastikan keberlangsungan Indonesia itu sendiri.  

Terasa sangat moderen dan melampui masanya. Saya merasa kuno dan tertinggal.

Saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta didik yang pernah berbagi ruang dalam pembelajaran namun tidak mendapatkan layanan yang memadai dari saya sebagai pendidiknya.

Maafkanlah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun