Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memaknai Hari Bumi 2022

22 April 2022   15:52 Diperbarui: 24 April 2022   03:21 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawaban si ibu benar-benar membuat Russell terhenyak (atau boleh jadi menahan tawa). "Terus sampai ke bawah adalah kura-kura," tandasnya dengan yakin.

Tawa saya langsung sirna saat membaca pertanyaan yang berujung pertanyaan retoris dari Hawking. "Kebanyakan orang akan menganggap bahwa gambaran ketidakberhinggaan semesta kita seperti halnya menara kura-kura terkesan menggelikan, akan tetapi mengapa kita merasa lebih tahu?

Sebuah sikap yang sering saya dengar dari senior saya, Farzand Abdul Latif sebagai scientific modesty (kerendahan hati ilmiah).

Hari Bumi

Kita, manusia, adalah satu-satunya makhluk penghuni Bumi yang akan dimintai pertanggung jawaban atas perlakuan kita terhadap tempat di mana kita tinggal. Hari Bumi tahun ini mengambil tema Invest in Our Planet (Berinvestasi di Planet Kita). Sebuah pesan untuk tidak menyia-nyiakannya. Sebab ia unik dan boleh jadi tak tergantikan sebagaimana kata-kata Carl Sagan (1934-1996) berikut:

"Perhatikan lagi titik itu. Itu adalah Bumi. Itulah kita. Di atasnya setiap orang yang kita kasihi, setiap orang yang kita kenal, setiap orang yang pernah kita dengar, setiap manusia siapapun itu menjalani hidup mereka. Seluruh dari kegembiraan dan penderitaan kita, ribuan agama, ideologi, dan doktrin ekonomi yang meyakinkan, setiap pemburu dan penjelajah, setiap pahlawan dan pengecut, setiap pencipta dan penghancur peradaban, setiap raja dan petani, setiap pasangan muda yang jatuh cinta, setiap ibu dan ayah, anak yang penuh harapan, penemu dan penjelajah, setiap guru moral, setiap politisi korup, setiap superstar, setiap pemimpin tertinggi, setiap orang suci dan pendosa dalam sejarah ras kita tinggal di sana---di atas butiran debu tertahan dalam sinar matahari.

....

Telah dikatakan bahwa astronomi adalah pengalaman yang membuat kita rendah hati dan membentuk karakter. Mungkin tidak ada gambaran yang lebih baik atas naifnya kesombongan manusia selain gambaran jauh dari dunia kecil kita ini. Bagi saya, itu menggarisbawahi tanggung jawab kita untuk memperlakukan satu sama lain dengan lebih baik, dan untuk melestarikan dan menghargai titik biru pucat, satu-satunya rumah yang pernah kita kenal." (Carl Sagan, Pale Blue Dot, 1994)

Selamat Hari Bumi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun