salah satunya adalah dengan metode CUCT atau cari ulat cari telur.
Metode ini cukup sederhana, namun membutuhkan kejeliaan mata tinggi. Karena harus mengamati setiap tanaman yang terindikasi sebagai tempat menyimpan telurnya.Â
Daun yang terindikasi sebagai tempat meletakkan telur, dipotek dan disatukan dalam wadah tertutup untuk kemudian dimusnahkan.
Begitupun juga daun-daun yang terdapat ulat grapyak di atasnya. Harus dipotek bersama ulat grayaknya untuk dimasukkan dalam wadah.
CUCT biasanya dilakukan saat pagi atau sore hari, karena diwaktu itu ulat grayak masih nampak di permukaan daun sebelum matahari bersinar tinggi dan ulat-ulat bersembunyi di balik daun.
Tujuan CUCT utama adalah pengendalian secara mekanis atau manual. Biasanya dilakukan pada tanaman yang dipanen daunnya seperti bayam, sawi, kangkung, tembakau atau pakcoy.
Cara ini dinilai cukup efektif untuk menekan perkembangan ulat grayak. Meski juga perlu dibarengi dengan pengaplikasian pestisida nabati secara bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H