Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kemitraan Usaha Agribisnis: Memerdekakan Petani dari Jajahan Tengkulakisasi

22 Agustus 2023   07:08 Diperbarui: 22 Agustus 2023   09:42 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu penyebab harga komoditi pertanian di Indonesia seperti buah-buahan, sayuran, atau komoditi pangan lebih mahal dibandingkan harga dari negara lainnya adalah manajemen rantai pasok yang tidak efektif.

Manajemen rantai pasok tidak efektif ditandai oleh panjangnya proses distribusi dari produsen sampai ke tangan end user (konsumen akhir).

Apalagi adanya sistem pasar bebas yang menciptakan persaingan pasar secara terbuka, seringkali dimanfaatkan oleh para oknum (mafia) mempermainkan harga dan stok ketersediaan barang.

Contoh terkecil dari permainan tersebut adalah munculnya sistem "tengkulakisasi" 

Sistem tengkulakisasi dengan aktor utama adalah tengkulak.

Petani Temanggung Panen Bawang Putih Hasil Kemitraan  (Dokpri)
Petani Temanggung Panen Bawang Putih Hasil Kemitraan  (Dokpri)

Menurut KBBI, tengkulak diartikan sebagai pedagang perantara (yang membeli hasil bumi dan sebagainya dari petani atau pemilik pertama) dengan harga di bawah harga pasaran.

Dalam kasus tertentu, tengkulak berperan sekaligus sebagai pemberi modal atau rentenir kepada petani. 

Petani mengganti hutang tersebut saat panen tiba dengan harga jual di bawah pasaran. Sehingga mau tidak mau, petani harus menjual hasil panennya kepada rentenir.

Praktik tengkulakisasi inilah yang menyebabkan, nilai jual hasil panen petani rendah, dan ini sangat merugikan petani.

Praktik Tengkulakisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun