Penurunan produksi padi akibat dari fenomena El Nino ini, menyebabkan penuruan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).Â
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (NFA), hingga awal Juli 2023 total cadangan beras pemerintah di Bulog hanya 627 ribu ton. Jauh dari jumlah cadangan aman yang ditentukan yaitu minimal 1 juta ton.Â
Rendahnya pasokan beras pemerintah ini, menjadi salah satu penyebab naiknya harga gabah di petani. Sesuai dengan hukum ekonomi "Permintaan tinggi, pasokan rendah, menyebabkan naiknya harga".
Meski pemerintah telah melakukan impor beras sebanyak 500,000 ton pada bulan Mei 2023 lalu, harga gabah tetap tak kunjung stabil.
2. Naiknya Ongkos Usaha Tani Padi
Tak dipungkiri, dampak el nino, menyebabkan naiknya ongkos usaha tani padi. Kekeringan ekstrem menyebabkan pasokan air irigasi untuk pengairan sawah-sawah teknis menjadi terhenti.Â
Curah hujan rendah, disaat tanaman padi sedang membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya.
Sehingga petani berupaya mengairi sawahnya menggunakan pompanisasi. Pompanisasi yaitu menggunakan air tanah yang dipompa melalui mesin pompa air digunakan untuk mengairi sawah.Â
Akibatnya, biaya usaha tani padipun meningkat. Karena pompa air membutuhkan bahan bakar minyak seperti solar atau gas LPG. Biasanya petani mengairi sawah dari irigasi teknis secara gratis.
Dampak el nino juga mempengaruhi suhu udara, sehingga rentan mengganggu pertumbuhan tanaman padi. Suhu udara ekstrem meningkatkan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman padi, maka perlu biaya pemeliharaan tambahan untuk mencegah kerusakan tanaman yang semakin parah.Â
Menurut hitungan penulis dampak el nino bagi petani Indramayu, menyebabkan kenaikan ongkos usaha tani 5 sampai 10 persen per hektare per musim.