Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

6 Kiat Melawan Lachanophobia, Mengalahkan Fobia Sayur

2 Agustus 2023   06:00 Diperbarui: 4 Agustus 2023   11:12 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Anak kecil yang susah makan sayur. (Sumber: Shutterstock via kompas.com) 

"Teman penulis adalah seorang sarjana pertanian, setiap harinya bergelut dengan tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Namun, membenci sekali dengan sayuran yang bernama paprika, mendengar namanya saja enggan, apalagi sampai menikmatinya sebagai hidangan lezat di atas meja makan. Dalam kasus lain, teman penulis yang berbeda juga mempunyai rasa ketakutan yang berlebihan jika dihadapkan dengan buah-buahan seperti melon, rambutan, dan durian"

Rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu hal seperti ketinggian, makanan tertentu, atau kedalaman air hingga menyebabkan serangan rasa panik yang tak terkendali bisa diartikan sebagai fobia.

Fobia merupakan ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak membahayakan, pengidap fobia menyadari ketakutannya berlebihan namun mereka tidak mampu mengendalikan rasa ketakutannya hingga menyebabkan depresi dan kecemasan akut.

Salah satu jenis fobia aneh yang tidak sedikit diidap oleh banyak orang adalah fobia sayur atau lachonophobia. 

Lachonophobia mengakibatkan pengidapnya berusaha menghindar dari sayuran, tidak sebatas menghindari makan sayuran saja, dalam kondisi berat bahkan enggan untuk membayangkan, melihat, mendengar apapun tentang sayuran.

Menyimak dari kasus teman penulis yang sangat menghindari sayuran paprika, bisa dikatakan ia mengidap lachonophobia. 

Dampak negatif dari lachonophobia sangatlah fatal bagi kesehatan tubuh. Bagaimanapun sayuran dibutuhkan oleh tubuh karena mengandung banyak vitamin dan mineral bergizi.

Kesehatan fisik yang buruk, mempengaruhi kesehatan mental. Jika tubuh kekurangan gizi, maka mudah dihinggapi berbagai macam penyakit, rasa letih, lapar, lunglai dan penurunan daya ingat.

Penyebab Lachonophobia

Penyebab fobia sayur, biasanya dari memori pengalaman masa kecil seperti saat menikmati makan sayur ternyata rasanya pahit atau aroma yang tidak sedap, sehingga terekam dalam alam bawah sadar, jika makan sayuran rasanya pasti pahit aroma tidak enak, menimbulkan traumatik.

Bisa juga rasa trauma saat berhadapan dengan sayur seperti terkena getah yang buat gatal saat panen atau faktor lingkungan terutama keluarga yang juga jijik atau tidak suka pada sayuran, sehingga ketakutan itu diturunkan ke anaknya.

Ilustrasi Tidak suka sayur (Foto thethaoso.org)
Ilustrasi Tidak suka sayur (Foto thethaoso.org)

Ketakutan-ketakutan yang dirasakannya saat kecil, terbawa hingga dewasa. Sehingga jika bertemu sayuran, merasa jiwanya terancam dan membuat dirinya tidak baik-baik saja. Dari situlah rasa cemas dan panik datang, dan berusaha menghindarinya.

Melawan Lachonophobia

Seperti halnya jenis fobia lainnya, lachonophobia juga dapat ditangani selama metode penanganannya tepat. Perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter gizi atau psikolog jika dirasa sudah sangat akut.

Terdapat enam cara untuk melawan lachonophobia  dihimpun dari berbagai sumber.

1. Psikoterapi. 

Terapi dimaksudkan untuk mengurangi ketakutan pengidap lachnophobia terhadap hal-hal yang membuatnya cemas, panik, dan ketakutan yang berlebihan. 

Salah satunya adalah dengan mengendalikan pola pikir, emosi, dan perilaku. Semakin tinggi pengidap menghadapi hal-hal yang membuat mereka takut, semakin sedikit yang membuatnya cemas.

2. Dialectical Behavior Therapy (DBT). 

Seorang pengidap diberi berbagai keterampilan dialegtis. Teknik ini bekerja dengan mengurangi rasa takut mengubahnya dengan senyuman perlahan-lahan, dengan mengatasi tekanan secara sehat, mengatur emosi dan memperbaiki hubungan dengan orang lain.

3. Meditasi. 

Melatih kesadaran baik dilakukan sendiri atau berkelompok. Dapat juga dilakukan dengan cara melakukan senam pernafasan untuk menciptakan ritme pernafasan yang lebih tenang dan stabil. 

Hal ini membuat pikiran lebih jernih. Setiap rasa takut akan datang, dapat dikendalikan dengan cara mengatur pernafasan.

4. Cognitive Behavioral Therapy (CBT). 

Selain DBT, CBT juga diperlukan. Terapi Perilaku Kognitif, atau CBT, bertujuan untuk membantu orang mengubah pola pikir dan perilaku negatif mereka. CBT didasarkan pada prinsip bahwa pikiran, emosi, dan perilaku   semuanya saling berhubungan.

5. Olahraga. 

Olahrga terbukti mengurangi rasa cemas dan meredakan stres. Olahraga ringan seperti jogging, bersepeda atau berenang, dilakukan secara rutin.

6. Obat.

Obat digunakan atas resep dokter.Jika rasa cemas dan ketakutan tak kunjung reda. Mungkin membutuhkan penangannan secara medis.

Semua ada cara untuk menanganinya, sehingga rasa takut, cemas, dan panik akan fobia dapat perlahan-lahan dikurangi. Begitu juga penanganan untuk  lachonophobia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun